Berita Kaltara Terkini

Kejurprov jadi Ajang Pantauan, IPSI Kaltara Tegaskan Bukan Tiket Otomatis Tuju Kejuaraan Nasional

IPSI Kaltara menegaskan Kejurprov Pencak Silat Remaja 2025 bukan tiket otomatis bagi atlet untuk mewakili Kaltara di level nasional.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com/Rismayanti
KEJURPROV PENCAK SILAT- Para juara Kejurprov Pencak Silat Remaja Piala Gubernur Kaltara 2025 saat naik ke podium pemenang di aula SD Negeri 01 Tana Tidung, Jalan Wisma, Limbu Sedulun, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Minggu (14/9/2025). Kejurprov jadi media memantau bibit atlet pencak silat di ajang nasional. (TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kalimantan Utara ( Kaltara ), Suroso, menegaskan Kejuaraan Provinsi ( Kejurprov ) Pencak Silat Remaja 2025 bukan tiket otomatis bagi atlet untuk mewakili Kaltara di level nasional.

Menurutnya, Kejurprov lebih difokuskan sebagai ajang pemantauan untuk mencatat bibit-bibit potensial dari berbagai kabupaten dan kota.

“Kejurprov ini bagian dari proses. Kejuaraan pencak silat remaja ini kan umurnya dari 14 sampai 17 tahun, jadi supaya jenjang berikutnya ada pantauan dari IPSI Kaltara. Artinya ini ajang pertama kami memantau,” ujar Suroso.

Suroso menyebut, tingginya minat peserta membuat IPSI Kaltara perlu membatasi pendaftaran.

Baca juga: Data IPSI, Tahun 2023 Ada Empat Perguruan Pencak Silat Baru di Malinau

“Kami mengambil perwakilan dari semua. Bahkan sebenarnya kalau kami tidak batasi pendaftaran, mungkin akan lebih banyak lagi pesertanya. Karena ternyata masing-masing kabupaten kota itu ada yang atas nama perguruan, sekolah, bahkan ada juga yang perwakilan dari IPSI daerah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Suroso menegaskan hasil Kejurprov tidak serta-merta jadi tiket nasional.

“Walaupun mereka sudah juara, itu belum tentu jadi perwakilan di nasional. Dan yang belum juara juga masih ada kemungkinan bisa masuk. Jadi tetap kita evaluasi semua,” katanya.

Ia menjelaskan setelah Kejurprov, atlet akan kembali dibina oleh perguruan atau IPSI kabupaten masing-masing.

“Pembinaan untuk ke nasional itu kita lihat event-nya. Ini kan mereka kembali ke IPSI atau perguruan masing-masing. Setelah itu kami tugaskan dari IPSI kabupaten untuk seleksi di wilayah masing-masing. Pertama mungkin untuk menghadapi Porda 2026, hasil Porda itulah nanti yang akan menjadi seleksi atlet provinsi,” ungkapnya.

Menurutnya, yang paling penting dalam Kejurprov adalah menggali potensi dan mencatat skill atlet, meski mereka belum keluar sebagai juara.

“Di Kejurprov ini kami hanya menggali bibit-bibit potensial. Kami juga mencatat skill-nya, walaupun dia belum juara tapi kalau pantauannya waktu pertandingan itu sudah bagus dan potensinya ada, tetap kami catat,” tegasnya.

Suroso juga menambahkan bahwa Porprov 2026 pun bukan jaminan lolos ke PON, karena masih ada seleksi pra-PON.

Baca juga: Optimistis Melaju ke Tingkat Nasional, IPSI KTT Sebut Tarakan dan Nunukan Saingan Terberat di O2SN

“Termasuk Porprov 2026 itu bukan langsung jadi tiket ikut PON. Karena kemarin juga hasil pra-PON bukan langsung tiket untuk pesilat ke PON. Jadi tetap ada tahapannya,” ujarnya.

Namun, di Kejurprov kali ini IPSI Kaltara sekaligus melakukan seleksi khusus untuk cabang bela diri menuju PON Oktober nanti.

“Kecuali yang tadi ya, kami sekaligus juga menyeleksi yang Selekda khusus untuk bela diri PON bulan Oktober nanti. Ada beberapa atlet yang memang dipantau langsung,” tutupnya.

(*)

Penulis : Rismayanti 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved