Berita Malinau Terkini

Ketua DPRD Ping Ding Dukung Pembangunan IPA Terpadu Malinau, Diperkirakan Butuh Rp 50 Miliar

IPA PDAM Malinau ini rencananya akan didirikan di DAS Sembuak Warod dan digadang-gadang akan menyuplai air bersih radius Malinau Kota dan sekitarnya.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
IPA TERPADU - Ketua DPRD Malinau, Ping Ding saat ditemui seusai menghadiri Konsultasi RPPPLH di Malinau, Kalimantan Utara, Kamis (23/10/25). Kabar pendirian IPA Terpadi di Sungai Sembuak Warod didukung penuh DPRD. (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU – Rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Air atau IPA di Sungai Sembuak, Malinau Barat, Provinsi Kalimantan Utara,  kabarnya dalam tahap pembahasan bersama Pemkab Malinau dan DPRD Malinau, Kamis (23/10/2025).

Satu dari sekian pertimbangan rencana pendirian IPA Terpadu yang digadang-gadang akan menyuplai air bersih radius Malinau Kota dan sekitarnya akan menelan biaya tinggi, mencapai Rp 50 miliar dengan rencana proyek multi-tahun.

IPA PDAM Malinau ini rencananya akan didirikan di DAS Sembuak Warod, karena pertimbangan sumber air permukaan yang belum terkontaminasi aktivitas industri atau pertambangan.

Saat dikonfirmasi, Ketua DPRD Malinau Ping Ding menyampaikan rencana tersebut memang telah beberapa kali dibahas, bahkan sejak 3 tahun lalu.

Dewan mendukung penuh rencana pendirian IPA terpadu terlepas dari besarnya pembiayaan terutama untuk jalur distribusi.

Baca juga: Indra Gunawan Dilantik Jadi Direktur PDAM Malinau, Target Perluas Jaringan IPA dan Sumber Air Baku

"Kita harus sinkron semua, karena kalau nanti Sungai Mentarang dan Sesayap sudah tidak bisa jadi sumber (air baku) maka kita harus punya pilihan lain. Salah satunya di daerah Sembuak,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

Instalasi Pengolahan Air atau IPA Terpadu ini sebelumnya telah disuarakan sejak adanya beberapa insiden lingkungan pada 2022 lalu.

Usulan yang disampaikan masyarakat pascainsiden jebolnya tanggul tambang yang berdampak pada hajat hidup orang banyak berbuah hadirnya terobosan baru.

Meski, beberapa alasan rencana ini urung dilaksanakan diantaranya pertimbangan biaya.

Pembangunan IPA baru diproyeksi akan menelan Rp 50 miliar. Tak hanya karena pembangunan IPA skala besar, juga jaringan distribusi, karena jaraknya yang cukup jauh dan melintasi permukaan Sungai Sesayap.

Ping Ding menegaskan, DPRD tak ingin pemerintah terlalu terpaku pada perhitungan biaya dalam menyiapkan kebutuhan dasar masyarakat.

“Jangan hitung angka untuk menyediakan sesuatu yang layak untuk masyarakat. 70 persen bagian tubuh kita itu air, jadi ini perlu sekali disiapkan,” tegasnya.

Menurutnya selain memitigasi risiko jangka panjang, pendirian IPA terpadu juga berkorelasi dengan investasi jangka panjang.

Berkurangnya biaya yang ditimbulkan karena pengolahan hingga mengantisipasi ledakan jumlah pengguna yang konsisten bertambah 3 persen per tahun.

Secara profit, IPA terpadu diperkirakan juga akan bermanfaat bagi pendapatan asli daerah dan mengantisipasi sejumlah persoalan di masa mendatang.

(*)

Penulis: Mohammad Supri

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved