Berita Bulungan Terkini
Waspada, Hulu Sungai Kayan Meluap, BPBD Kaltara Sebut Potensi Banjir Besar Tanjung Selor Terulang
Beberapa wilayah yang dilintasi aliran Sungai Pujungan dan Bahau di Malinau meluap.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Beberapa wilayah yang dilintasi aliran Sungai Pujungan dan Bahau di Malinau meluap.
Di mana dua sungai tersebut bermuara di Kecamatan Peso, Bulungan yang kemudian menjadi wilayah hulu Sungai Kayan.
Sekretaris BPBD Kaltara, Abdul Jalil mengatakan, potensi akan terulangnya banjir besar di Tanjung Selor seperti 2015 lalu cukup besar.
Baca juga: Diterjang Banjir, Jembatan Senilai Rp 9,8 Miliar di Malinau Dilaporkan Hanyut, Akses 2 Desa Terputus
Baca juga: Usai Banjir Melanda Malinau, BPBD Kaltara Malah Mengaku Belum Terima Data Kerusakan dan Kerugian
Baca juga: Banjir Datang Lagi, Bupati Sebut Ini Bencana Terbesar Dialami Kecamatan Bahau Hulu dan Pujungan
Meskipun data yang ia peroleh saat ini, di pos pengataman hulu Sungai Kayan tepatnya di Desa Long Bia, Kecamatan Peso, ketinggian air masih di level 6,5 Meter atau belum dalam tingkat yang mengkhawatirkan.
Selain itu situasi air pasang laut di wilayah hilir sungai dalam kondisi surut.
Hal tersebut ia ungkapkan saat ditemui di Kantor BPBD Kaltara, Kamis (20/5/2021).
"Untuk di Long Bia sekarang masih 6,5 Meter dan itu butuh waktu 12 Jam sampai ke Tanjung Selor, diperkirakan besok Siang atau nanti Malam air sudah mulai tiba di sini," ujar Sekretaris BPBD Kaltara, Abdul Jalil.
"Kalau hanya setinggi itu kita tidak perlu khawatir, karena sekarang juga kondisi air surut," tambahnya.
Menurut Abdul Jalil, bila ketinggian air sudah menyentuh angka 7 Meter maka beberapa wilayah di Tanjung Selor akan terendam.
Adapun bila menyentuh angka 8 Meter ke atas maka potensi banjir besar seperti 2015 akan terulang kembali.
"Dari pengukuran oleh BPBD Bulungan, kalau di sana 7 Meter, mungkin di dalam kota setinggi semata kaki seperti di Jalan Semangka, Imam Bonjol, lalu Bulu Perindu," terangnya.
Baca juga: Sekolah di Malinau Tergenang Banjir, Buku Bacaan dan Perangkat Belajar Mengajar Rusak Terendam Air
Baca juga: Diterjang Banjir Besar, Desa Paking Minta Bantuan Tenaga Medis, Antisipasi Diare & Penyakit Kulit
Baca juga: Korban Banjir Malinau Ceritakan Detik-detik Evakuasi, Kediaman Nyaris Ambruk Ditabrak 3 Rumah Hanyut
"Kalau di sana 8 Meter, itu ada potensi banjir seperti Tahun 2015," katanya.
Hingga kini pihaknya terus melakukan koordinasi baik dari pihak BPBD Malinau maupun BPBD Bulungan
"Tentu kita tetap siaga, tetapi hingga saat ini tidak dalam posisi yang mengkhawatirkan," tuturnya.
Diterjang Banjir, Jembatan Senilai Rp 9,8 Miliar di Malinau Dilaporkan Hanyut, Akses 2 Desa Terputus
Sebelumnya diberitakan, bencana banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Pujungan dan Bahau Hulu disebut lebih besar dibanding banjir tahun 2015 silam, Kamis (20/5/2021).
Banjir merendam permukiman penduduk di Kecamatan Pujungan dan Bahau Hulu sekira pukul 00:00 Wita dan mencapai puncaknya pada pukul 04:00 Wita.
Air sungai meluap dengan cepat, dan mencapai rumah-rumah warga yang juga berada di wilayah perbatasan RI-Malaysia tersebut.
Baca juga: Usai Banjir Melanda Malinau, BPBD Kaltara Malah Mengaku Belum Terima Data Kerusakan dan Kerugian
Baca juga: Banjir di Malinau, Pemukiman Warga Perbatasan RI-Malaysia Terendam, Jembatan Desa Apau Ping Putus
Baca juga: Waspada Banjir, Warga Pantau Tinggi Air Sungai di Malinau Kota, Kepala Desa Paking: Air Naik 1 Meter
Listrik padam, jaringan telekomunikasi terputus bahkan jembatan rangka baja penghubung Desa Apau Ping dan Desa Long Berini di Kecamatan Bahau Hulu lesap terseret arus banjir.
Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-Perkim) Kabupaten Malinau, Jembatan ini dibangun pada tahun 2016 silam.
Kepala Dinas PUPR Perkim Malinau, Tomy Labo menjelaskan jembatan ini dibangun dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Malinau tahun 2016.
"Jembatan ini menghubungkan Desa Apau Ping dan Long Berini di Kecamatan Bahau Hulu. Dibangun pada tahun 2016, sumber anggarannya dari APBD murni," ujarnya, Kamis (20/5/2021).
Tomy Labo menerangkan pembangunan jembatan tersebut bersumber dari APBD Malinau tahun 2016 dengan nilai pembangunan senilai Rp 9,8 Miliar.
"Jembatan ini hanyut oleh arus banjir yang terjadi pagi tadi di Kecamatan Bahau Hulu. Spesifikasi jembatan, panjang bentang 45 meter, lebar span 4,2 meter dan dibangun pada tahun 2016 lalu," katanya.
Dinas PUPR Perkim Malinau rencananya akan memeriksa kerusakan kontruksi, desain ulang pembangunan dan merinci kembali cost pembangunan.
Untuk sementara ini, kondisi jembatan tidak memungkinkan lagi untuk digunakan karena ikut terseret arus banjir.
Baca juga: Waspada Banjir Susulan, BMKG Prediksi Malinau Diguyur Hujan Petir Disertai Angin Kencang Hari Ini
Baca juga: Korban Banjir Malinau Ceritakan Detik-detik Evakuasi, Kediaman Nyaris Ambruk Ditabrak 3 Rumah Hanyut
Baca juga: Curhat Korban Banjir di Malinau, Kehilangan Tempat Tinggal hingga Perbekalan Makanan Mulai Menipis
"Langkah teknis yang kami siapkan adalah memeriksa kerusakan kontruksi jembatan dan melakukan grand design ulang. Panjang sungai ini kurang lebih 35 meter," ucapnya.
Rencananya, perawatan pondisi jembatan telah dianggarkan pada tahun 2021 ini.
Tomy Labo mengatakan hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah, apakah anggaran perawatan tersebut akan dialihkan, untuk pemeliharaan jembatan atau kebutuhan perawatan jembatan lainnya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official