Berita Kaltara Terkini

Cerita Jusman Pemenang Lomba Kaligrafi MTQ Kaltara, Sebut Persiapan Mendadak dan Bawa Beban Besar

Cerita Jusman pemenang lomba kaligrafi MTQ Kaltara, sebut persiapan mendadak dan bawa beban besar.

HO / Dokumentasi Pribadi Jusman
Hasil karya mushaf Kaligrafi oleh Jusman dalam perlombaan MTQ ke-VI tingkat Provinsi Kaltara (HO / Dokumentasi Pribadi Jusman) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Cerita Jusman pemenang lomba kaligrafi MTQ Kaltara, sebut persiapan mendadak dan bawa beban besar.

Wajahnya terlihat berseri-seri, dengan nada semangat, Jusman menceritakan mengenai proses dirinya mengikuti perlombaan MTQ ke VI tingkat Provinsi Kaltara, hingga dirinya meraih predikat juara 1 lomba Kaligrafi kategori mushaf.

Jusman mengatakan, bila dirinya hanya memiliki waktu kurang lebih satu bulan sebelum perhelatan MTQ dimulai.

Baca juga: MTQ Kaltara Tiadakan Predikat Juara Umum, Pastikan Keselamatan Semua, Berikut Alasan Kemenag Kanwil

Baca juga: Ini Alasan Kemenag Kanwil Kaltara Tiadakan Predikat Juara Umum MTQ

Baca juga: Gubernur Kaltara Zainal akan Pajang Kaligrafi Pemenang Pertama MTQ di Ruang Kerjanya, Ini Tujuannya

Mulanya Ia tidak menjadi perwakilan Kabupaten Bulungan dalam ajang MTQ Tahun ini, namun karena perwakilan sebelumnya berhalangan hadir, Ia pun ditunjuk untuk menggantikan posisi tersebut.

"Saya ditunjuk mewakili Bulungan, tiba-tiba dari Kemenag Bulungan ada yang telepon untuk mewakili Bulungan, karena yang sebelumnya berhalangan," ujar Juara Satu, Lomba Kaligrafi Mushaf MTQ ke-VI tingkat Provinsi Kaltara, Jusman.

"Ya Alhamdulillah tadi pengumuman, saya Juara Satu," Ucapnya.

Lulusan STIT Al-Anshar ini menjelaskan bila dalam perlombaan kaligrafi khususnya kategori mushaf, terdapat tujuh jenis huruf tulisan yang dapat digunakan.

Di mana dari ketujuh tulisan tersebut, hanya satu jenis huruf tulisan yang dipilih oleh panitia saat perlombaan dimulai.

"Ada tujuh jenis tulisan, ada Naskhi, Tsuluts, Riq'ah, Diwani, Diwani Jaly, Kufi, dan Farisi, dan yang keluar Diwani Jaly. Kalau Diwani Jaly ini jenis tulisannya yang biasa dipakai Kerajaan-kerajaan dulu seperti untuk sertifikat," terangnya.

Saat hari H perlombaan, Jusman hanya memiliki waktu enam jam untuk menyelesaikan kaligrafi Surah At-Thariq ayat 1-8.

"Untuk mushaf sebenarnya waktunya itu tujuh jam, tapi dipotong istrahat satu jam, jadi enam jam saja. Yang dipilih itu Surah At-Thariq, yang dibuat kaligrafinya, dan itu sudah ditentukan oleh panitia," katanya.

Dirinya mengungkapkan ide pembuatan kaligrafi mushaf dalam perlombaan MTQ, adalah penggabungan dari beberapa karya nasional, ditambah dengan beberapa masukan dari pelatih.

"Untuk ornamen ada beberapa yang menjadi referensi, idenya dari beberapa karya nasional, lalu saya satukan," ujarnya.

Pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cukur rambut di salah satu pangkas rambut di Tanjung Selor ini mengakui, bila karya saat perlombaan, adalah yang tersulit yang pernah ia buat.

Selain karena waktu persiapan yang sempit, juga karena dirinya memiliki beban harus memenangkan perlombaan, lantaran posisi yang ia gantikan notabenenya ialah juara bertahan.

Baca juga: Tanpa Juara Umum, Gubernur Zainal Paliwang Tutup MTQ VI Tingkat Provinsi Kaltara

Baca juga: Cara Kafilah Malinau Atasi Kendala Koneksi Internet Selama Gelaran MTQ Tingkat Provinsi Kaltara

Baca juga: Hadiri Pembukaan MTQ, Wali Kota Harapkan Utusan Asal Tarakan Bisa Bersaing di Tingkat Provinsi

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved