Berita Tarakan Terkini

Belum Tetapkan Penurunan Harga Swab PCR, Khairul: Semua Harus Diperhitungkan, Ada Proses Audit

Dikatakan Wali Kota Tarakan Khairul, pihaknya menunggu seperti apa teknis dan perhitungan penurunan harga swab PCR dari Menkes. Harus diperhitungkan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Walikota Tarakan dr Khairul 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Menyikapi instruksi penurunan harga swab PCR oleh Presiden RI Joko Widodo, Wali Kota Tarakan meminta warga bersabar menunggu.

Dikatakan Wali Kota Tarakan dr Khairul, pihaknya saat ini menunggu seperti apa teknis dan perhitungan penurunan harga swab PCR dari Menkes.

Ditegaskan Khairul, untuk urusan berkaitan dengan keuangan tentu tak bisa asal-asalan dalam hal penerapan kebijakan.

Baca juga: Soal Harga Swab Test PCR Diturunkan, Wali Kota Tarakan dr Khairul Ngaku Tunggu Instruksi Pusat

Seperti halnya harga swab PCR. Ia menyebutkan harga reagen PCR saja tembus Rp 600 ribu di luar penggunaan alat pelindung diri seperti baju hazmat serta komponen APD lainnya saat melakukan pemeriksaan swab PCR.

Menurutnya, itu semua harus diperhitungkan karena nanti aka nada proses audit.

“Itu harus dilakukan karena nantinya mereka akan diaudit sehingga tak bisa asal-asalan bermain dengan harga,” jelasnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Minta Harga PCR Diturunkan, Bagaimana Kebijakan Rumah Sakit di Nunukan?

Harga yang dipatok saat ini dari rumah sakit mengikuti kebijakan lama. Rumah sakit tidak akan mematok tarif asal-asalan.

“Makanya menurut saya mudahan dengan Pak Presiden umumkan itu, sudah ada sebelumnya di pusat bagaimana mengatur hulunya supaya reagen lancar, harga murah dan jualnya bisa murah,” harapnya.

Ia juga memberikan saran jika nanti jadi diterapkan. Mungkin bisa saja jika pelaku perjalanan minim, mungkin sebaiknya lebih baik disiapkan maskapai.

Mesin PCR yang dimiliki Rumah Sakit Umum Kota Tarakan, tampak Wali Kota Tarakan, dr Khairul meninjau langsung mesin PCR di RSU Kota Tarakan. (HO/Humas Pemkot Tarakan)
Mesin PCR yang dimiliki Rumah Sakit Umum Kota Tarakan, tampak Wali Kota Tarakan, dr Khairul meninjau langsung mesin PCR di RSU Kota Tarakan. (HO/Humas Pemkot Tarakan) (HO/Humas Pemkot Tarakan)

“Dan di sana include dengan harga tiket sehingga lebih memudahkan pelaku perjalanan. Kami di sini bisa permudah izinnya. Supaya itu lebih bagus. Pelaku perjalanan kan cuma dua. Pesawat dan kapal laut,” jelasnya.

Jika maskapai menyiapkan alat dan tenaganya maka proses perizinan bisa dibantu pihaknya. Justru itu lebih baik sehingga memudahkan semuanya.

Baca juga: Presiden Jokowi Minta Harga PCR Diturunkan jadi Rp 450 Ribu, Dinkes Tarakan Tunggu Instruksi Menkes

“Rumah sakit tinggal fokus urusi pasien. Karena sekali lagi, tidak mungkin pasien diabaikan. Pasien nomor satu daripada pelaku perjalanan,” jelasnya.

Meski ia tak menampik ada juga pelaku perjalanan yang harus berangkat karena mendesak atau urgen.

“Tapi kan di rumah sakit ada standar diagnostiknya. Saat PCR termasuk pemberian obatnya. Sehingga kalau di saya mudahan ada solusi dari pusat. Mudahan kalau Presiden RI sudah umumkan, sudah ada skimnya atau starteginya,” harapnya.

Ia meminta semua untuk menunggu lebih lanjut. Dalam hal ini Menkes ditugaskan agar harga PCR diturunkan dari Rp 900 ribu menjadi Rp 450 ribu.

Baca juga: Harga Terbaru PCR dan Antigen Mulai Berlaku, Cek Harga di Kimia Farma, Ada Penurunan

Kedua lanjutnya bagaimana caranya agar bisa hasil swab PCR keluar 1x24 jam. Sementara kemampuan mengerjakan sampel hanya sekitar 200 per hari.

“Dengan kondisi kasus naik ini kemungkinan agak berat kalau di rumah sakit. Termasuk sudah banyak yang rasakan beratnya cari swab PCR bagi pelaku perjalanan karena rumah sakit fokus ke pasien,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved