Berita Malinau Terkini
Harga Pertalite di Apau Kayan Malinau Tembus Sampai Rp 30 Ribu Per Liter, Akibat Jalan Rusak
Akibat jalan rusak harga BBM jenis pertalite di Apau Kayan Malinau semakin mahal menxapai Rp 30 ribu perliuter. Jadi ada kenaiukan 200 persen.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Satu dari 7 poin tuntutan Mahasiswa Malinau pada aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Malinau adalah terkait distribusi BBM di Perbatasan RI-Malaysia.
Poin ke-7 tuntutan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan Cipayung Plus Malinau menuntut optimalisasi program BBM satu harga.
Kebijakan BBM Satu Harga merupakan program Pemerintah RI guna pemerataan harga di wilayah 3T. Sehingga masyarakat dapat menikmati harga senilai dengan harga di perkotaan.
Baca juga: Dampak Kenaikan BBM, Tarif Speedboat Nunukan-Tanjung Selor Naik jadi Rp 405 Ribu, Ini Kata Gapasdap
Mahasiswa menyebut realitanya kebijakan BBM satu harga hanya pemanis bibir. Masyarakat di wilayah Apau Kayan memperoleh BBM seharga Rp 30 ribu per liter atau melambung 200 persen dari harga normal.
Anggota DPRD Malinau, sekaligus Kepala Adat Besar Apau Kayan, Ibau Ala menjelaskan kenaikan harga BBM dipicu karena kondisi jalan yang rusak parah.
Baca juga: Harga Pertalite Naik Hingga 200 Persen di Perbatasan, Mahasiswa Malinau Sorot Program BBM Satu Harga
"Ini karena akses kita tidak memadai, terkendala mobilisasi. Terutama di Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Selatan, Kayan Hilir dan Sungai Boh, terutama saat masuki musim penghujan," ujarnya, Selasa (13/9/2022).
Ibau Ala mengatakan kebijakan BBM satu harga pada dasarnya beroperasi, namun akses yang sulit mengakibatkan distribusi terhambat.

Terkait harga BBM yang dikeluhkan masyarakat merupakan BBM peruntukan di BBM satu harga.
Sehingga rentang harga jual berkisar Rp 22 hingga Rp 30 ribu per liter.
Baca juga: Harga Pertalite Naik Hingga 200 Persen di Perbatasan, Mahasiswa Malinau Sorot Program BBM Satu Harga
"Jika dalam kondisi sulit, terkendala mobilisasi saat musim hujan, otomatis BBM satu harga terlambat sampai. Ini yang mengakibatkan harga di sana dibeli masyarakat sampai Rp 22 ribu hingga Rp 30 ribu seliter," katanya.
(*)
Penulis : Mohammad Supri