Obat Sirup Dilarang

Diduga Gagal Ginjal Akut, Balita Dua Tahun yang Dirawat di RSUD dr Jusuf SK akan Dirujuk ke Makassar

Ditemukan ada anak usia dua tahun di RSUD dr H Jusuf SK Tarakan yang alami gagal ginjal akut. Penyebabnya belum diketahui secara pasti.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
RSUD dr.Jusuf SK, melalui dokter spesialis anak, dr.Franky Sientoro (kanan) didampingi dr. Emma Ratna Fury merilis adanya kasus gagal ginjal akut pada pasien anak, Kamis (20/10/2022. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Satu kasus penyakit Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal atau GGAPA dirilis pihak RSUD dr.H. Jusuf SK, Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (20/10/2022) siang tadi.

Dokter spesialis anak, dr Franky Sientoro Sp.A didampingi dr. Emma Ratna Fury, Sp.A membeberkan kasus tersebut dalam hal ini dialami anak berusia 2 tahun berjenis kelamin perempuan.

Pada kasus ini dibeberkan dr.Franky, ginjal pasien tidak berfungsi dan progresif. Artinya semakin bertambah buruk. Penyebabnya lanjut dr. Franky, untuk atipikalnya belum diketahui pasti.

Baca juga: Belum Ada Kasus Gagal Ginjal Akut, Dinkes Kaltara Imbau Warga ke Rumah Sakit Jika Alami Gejala ini

“Kalau sudah diketahui secara pasti, jalurnya bisa dipotong. Ini yang menjadi persoalan,” beber dr. Franky.

Sebenarnya ini adalah kasus kedua. Kasus pertama sudah pernah ada juga sejak kemarin namun kasus pertama, baru sebatass dicurigai apakah GGA.

“Karena ini masih dalam penelitian. Karena terjadi memang peningkatan kadar serum kreatinin, kadar ureum dan fungsi kadar lever meningkat,” beber dr. Franky.

Baca juga: Belum Temukan Kasus Ginjal Akut, Dinkes Kaltara Minta Kabupaten Kota Lakukan Pemantauan

Itu kecurigaan untuk gagal ginjal. Namun waktunya sangat singkat dan hanya dirawat selama dua hari. Saat dilarikan ke RSUD, pasien dalam keadaan tidak sadar.

“Dan dimasukkan ke ruangan intensif pediatri, masuk ventilator dibantu pernapasan, kategorinya agak berat. Dan meninggal dunia, dari Bunyu, itu baru suspek atau kecurigaan GGA,” bebernya.

Sementara lanjutnya, untuk kasus kedua ini dialami anak balita usia 2 tahun dengan berat 11 kg.

Untuk GGA tidak bisa mengeluarkan air urine alias BAK.

Setelah dicek serum creatinine-nya meningkat dan menunjukkan adanya gagal ginjal dan fungsi lever meningkat juga LFT.

Alfita Sari, pelaksana di Apotek Kimia Farma Kusuma Bangsa saat menunjukkan obat sirup sementara baik sediaan bebas dan atau bebas terbatas dari berbagai merek sampai menunggu pengumuman resmi hasil penelitian di pusat, Kamis (20/10/2022).
Alfita Sari, pelaksana di Apotek Kimia Farma Kusuma Bangsa saat menunjukkan obat sirup sementara baik sediaan bebas dan atau bebas terbatas dari berbagai merek sampai menunggu pengumuman resmi hasil penelitian di pusat, Kamis (20/10/2022). (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

“Ini kami masih mempelajari dengan riwayat pengobatan,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, indikasi sementara lanjut dr Franky, adanya obat yang diminum dan konsumsi pasien balita tersebut. Jika dilihat riwayat kesehatannya, hanya mengalami batuk pilek biasa.

“Jadi ada beberapa obat dalam bentuk sirup, informasinya dikonsumsi anak ini. Dan obat-obat ini harus dikirim untuk diperiksa ke laboratorium khusus untuk penelitian kandungannya,” jelas dr Franky.

Baca juga: Soal Dokter Spesialis Diduga Tolak Pasien Gagal Ginjal, Ini Janji Ketua IDI Nunukan dr Sholeh Rauf

Ia melanjutkan, informasinya mendapat obat awalnya membeli bebas dan kedua mendapat di puskesmas.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved