Berita Nunukan Terkini

Tak ada Perayaan Spesial Pada Imlek di Klenteng San Sen Kong Tahun Ini: Banyak yang Pulang Kampung

Tak ada perayaan yang spesial pada Imlek di Klenteng San Sen Kong tahun 2023 ini, Majelis Agama Konghucu Indonesia Nunukan: Banyak yang pulang kampung

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / FELIS
Sekretaris Majelis Agama Konghucu Indonesia, Kabupaten Nunukan Susanto menunjukkan lilin berwarna merah yang disumbang oleh warga Tionghoa di Klenteng San Sen Kong, Jalan Pembangunan, RT 10, Nunukan Barat, Sabtu (21/01/2023), sore. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Tak ada perayaan yang spesial pada Imlek di Klenteng San Sen Kong tahun 2023 ini.

Menurut Sekretaris Majelis Agama Konghucu Indonesia, Kabupaten Nunukan, Susanto mengungkapkan, banyak warga Tionghoa yang merayakan Imlek tahun ini di kampung halaman.

Ia menyebut warga Tionghoa yang ada di Kabupaten Nunukan sekira 300-san lebih.

"Kalau yang ibadah di klenteng ini ada 55 orang. Imlek tahun ini banyak yang pulang kampung merayakan bersama keluarga. Karena selama 2 tahun pandemi Covid-19 orang tidak bisa kemana-mana," kata Susanto kepada TribunKaltara.com, Sabtu (21/01/2023), sore.

Baca juga: Jelang Imlek 2023, Luminor Hotel Tanjung Selor Gelar Aksi Bersih-bersih di Klenteng Ta Pek Kong

Ilustrasi Umat Khonghucu di Tarakan saat melakukan ibadah di Klenteng Toa Pek Kong Tarakan.
Ilustrasi Umat Khonghucu di Tarakan saat melakukan ibadah di Klenteng Toa Pek Kong Tarakan. (TRIBUNKALTARA.COM/RISNAWATI)

Meski begitu, persiapan malam pergantian tahun baru China di Klenteng San Sen Kong sudah dilakukan jauh hari sebelumnya.

Seperti biasanya, ornamen lampion khas Imlek tampak ditata dengan indah.

"Warga Tionghoa di Nunukan gotong royong memasang lampion. Bahkan beberapa lampion turut disumbang oleh warga Tionghoa. Membersihkan dan mengecat tembok sudah dilakukan beberapa minggu yang lalu," ucapnya.

Imlek tahun 2023 dimulai pada esok Minggu 22 Januari 2023. Tahun ini menjadi tahun (shio) Kelinci Air.

"Kalau menurut kalender China, hari ini masih Shio Macan atau dengan tahun 2.573 Kongzili. Pukul 00.01 Wita sudah pergantian shio menjadi Shio Kelinci Air dengan tahun 2.574 Kongzili," ujar Susanto.

Secara historis kelinci dikenal sebagai hewan paling lembut dalam zodiak China.

"Semoga ke depan masyarakat Tionghoa di Nunukan khususnya banjir rezeki, banjir kesuksesan, dan semakin makmur," tuturnya.

Tradisi Pasang Lilin

Susanto menjelaskan tradisi pasang lilin jelang malam pergantian tahun menurut kalender China memiliki makna yang dalam.

Ada sebanyak 20-an lilin berwarna merah dengan ukuran berbeda yang sudah tersusun rapi dalam rumah ibadat Klenteng San Sen Kong.

Lilin tersebut merupakan sumbangan dari warga Tionghoa di Kabupaten Nunukan.

"Ukuran yang 1,5 meter satu pasang Rp 4 juta. Kalau ukuran 1 meter 80 cm harganya Rp2 juta. Itu warga Tionghoa yang sumbang bukan pengurus klenteng yang pasang tarif," ungkap Susanto.

Pada tiap lilin sudah tertera nama-nama keluarga yang menyumbang dan akan dinyalakan nanti malam tepat pukul 00.00 Wita.

"Maknanya bagi mereka yang sudah almarhum semoga amal ibadahnya diterima Sang Maha Kuasa. Sedangkan yang masih hidup semoga ke depan diberikan kesehatan, keberuntungan, dan kemakmuran," imbuhnya.

Baca juga: Tidak Ada Perayaan Imlek di Tana Tidung, Kepala Kemenag Saimin Beber Alasannya

Lanjut Susanto,"Keluarga yang sumbang lilin itu yang berhak menyalakan. Kalau keluarga itu tidak sedang di Nunukan, nanti mereka telepon kami untuk nyalakan," tambahnya.

Lilin akan tetap nyala sampai nanti Cap Go Meh yang merupakan akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek.

"Jadi 15 hari ke depan setelah tanggal 22 Januari masuk Cap Go Meh," pungkas Susanto.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved