Wawancara Eksklusif

Keseharian Anies Baswedan Bakal Capres 2024: Tak Pernah Khawatir dengan Apa yang Ditulis di Medsos

Jagat maya ramai dengan berbagai opini terhadap sosok tokoh bangsa yang juga bakal calon presiden atau Capres 2024, Anies Baswedan.

Editor: Sumarsono
Tribunnews/Endra Pramudhiaz
Bakal calon presiden atau Capres 2014 Anies Baswedan saat datang ke Nasdem Tower, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. (Tribunnews/Endra Pramudhiaz) 

Pak Anies Baswedan setelah mendapatkan dukungan tiga partai dalam waktu dekat ini apa yang akan dilakukan?

Memastikan konsolidasi makin baik dan makin solid kemudian tentu untuk melakukan pembahasan dengan pasangan.

Tentu dong itu penting walaupun tidak ada sesuatu yang bisa dikatakan kapan tanggalnya. Kemudian sambil berkomunikasi dengan unsur masyarakat terkait gagasan kampanye dan gagasan untuk pemerintah.

Seberapa sulit sebenarnya memilih untuk calon pasangan Wakil Presiden? Susah dan tidak itu perasaan ya.

Jadi ini pasti akan perlu waktu, harus ngobrol dan diskusi memastikan bahwa pasangan yang terbentuk membuat koalisi semakin solid. Itu yang diperlukan.

Jadi menurut Pak Anies Baswedan susah atau tidak susah itu soal perasaan ya?

Barangkali bukan hanya nggak gampang tetapi perlu waktu.  Kalau boleh diceritakan apa dinamika yang paling menonjol selama proses memilih Wakil Presiden? Kan belum ini baru tiga partai.

Bagaimana pengalaman Pak Anies Baswedan waktu memilih wakil saat pemilihan kepala daerah DKI Jakarta?

Kalau waktu itu sudah jadi soalnya nggak perlu memilih. Kalau sekarang ini beda.

Baca juga: Ditanya soal IKN Nusantara di Kaltim, Ini Jawaban Anies Baswedan jika Terpilih Jadi Presiden 2024

Pertanyaan pamungkas saya apa poin penting yang ingin Pak Anies Baswedan sampaikan ke masyarakat?

Barangkali gini kita ingin Indonesia lebih baik, kita ingin Indonesia maju rakyatnya bahagia. Pemerintahannya efektif tata kelola berjalan dengan baik. Kita ingin itu semua. 

Tapi saat kita ingin semua itu kok cuma lihat angka survei ya. Dan media hanya melihat angka survei. Kita ini ingin Indonesia yang lebih baik.

Pertanyaannya Indonesia butuh orang yang seperti apa, butuh orang dengan gagasan apa, butuh orang dengan rekam jejak seperti apa. Butuh orang yang selama ini mengerjakan apa.

Coba semua media-media mainstream direduksi jadi tentang persentase. Seseorang disebut sebagai potensial tergantung angka surveinya saja kok.

Seseorang dengan gagasan dan rekam jejak kalau angka survei kecil dia tidak dimasukkan ke dalam calon potensial.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved