Hikmah Ramadhan
Ramadhan itu Nikmat atau Niqmat ?
Bulan Ramadhan mengucurkan nikmat yang melimpah kepada manusia sebagai imbalan untuk mereka yang melaksanakan berpuasa dengan baik.
Dan sumber kekuatan nafsu adalah banyak-sedikitnya isi dalam perut.
Semakin banyak asupan makan dan minuman, maka kita telah memberikan ruang yang luas kepada nafsu untuk bergerak, dan semakin sedikit asupan makan dan minum, maka ruang geraknya semakin terbatas.
Menguasai ruang gerak itulah yang menjadi inti disyariatkannya berpuasa.
Atas dasar tujuan ini,Al-Ghazali pengelompokkan capaian puasa dalam bentuk jenjang kelas, dari yang terendah sampai tertinggi.
Shaum Al-Ulum (kelas puasa awam), Shaum al Khushus (kelas puasa istimewa), dan Shaum khusus al-Khususus Al-Khusush (kelas puasa sangat istimewa) .
Kelas puasa awam adalah jenis puasa perut, kemaluan; menahan haus, lapar dan bersenggama di siang hari bulan Ramadhan, tidak lebih tidak kurang.
Baca juga: 26 Pantun Lucu Tema Bulan Suci Ramadhan, Bikin Semangat Agar Tidak Mudah ‘Mokel’
Sedangkan kelas puasa istimewa adalah puasa seluruh anggota tubuh di samping perut dan kemaluan.
Adapun kelas puasa yang terakhir adalah jenis puasa hati dan pikiran setelah menempuh dua kelas puasa di bawahnya.
Dari pengelompokkan puasa di atas, dapat disimpulkan bahwa perintah puasa bukan semata-mata mengajak diri untuk lapar dan haus, atau setengah-setengah dalam ibadah, tapi memberikan pengalaman rohani dari kegiatan lapar dan haus tersebut.
Masih ungkapan Al-Ghazali, nafsu menjadi sentral yang membedakan manusia dengan kedua makhluk lainnya, malaikat dan binatang.
Nafsu akan membentuk instrumen binatang dalam tubuh jika manusia gagal mendisiplinkan nafsunya dan ia akan membentuk instrumen malaikat jika manusia berhasil.
Kedudukan mulia malaikat dapat dilampaui apabila mampu mengalahkan hawa nafsunya dan sebaliknya ia dapat lebih hina dari binatang apabila hawa nafsunya mengalahkannya.
Keberhasilan berbulan Ramadhan terletak pada sejauhmana manusia mampu memberikan pengalaman jiwa yang berkesan bagi nafsunya dengan cara mengatur hal-hal yang masuk ke dalam perut.
Isi perut adalah penentu karena sumber kekuatan manusia ada di sana, yang mengirimkan kekuatan pada setiap sendi dalam tubuh,pikiran,dan kesucian hati.
Walhasil,nikmat atau nikmatnya bulan Ramadhan tergantung dari hasil pengalaman rohani dari haus dan lapar hang kita jalani di bulan Ramadhan,bukan sekedar haus dan lapar saja.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/ramadan-puasa-ramadhan-idul-fitri-020422.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.