Hikmah Ramadhan
Ramadhan itu Nikmat atau Niqmat ?
Bulan Ramadhan mengucurkan nikmat yang melimpah kepada manusia sebagai imbalan untuk mereka yang melaksanakan berpuasa dengan baik.
Oleh: H Ahmad Fauzi Abdurrahman, LC MH, Sekretaris Komisi Dakwah MUI Kaltim
TRIBUNKALTARA.COM - SUDAH sepatutnya kaum muslimin berbahagia dengan datangnya bulan suci Ramadhan.
Betapa tidak? Bulan Ramadhan mengucurkan nikmat yang melimpah kepada manusia sebagai imbalan untuk mereka yang melaksanakan berpuasa dengan baik.
Hadis riwayat Imam Muslim misalnya menyebutkan, umat Muhammad SAW yang berpuasa Ramadhan diberi beberapa keistimewaan nikmat.
Di antaranya adalah bau mulutnya lebih wangi di sisi Allah melebihi wangi minyak kasturi.
Ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya dikerahkan untuk meminta ampun dosa-dosa mereka, hingga setan-setan dibatasi geraknya selama bulan Ramadhan berlangsung, demikian bunyi hadisnya.
Hadis lain juga menyebutkan bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.
Ramadhan termasuk waktu dengan siklus anugerah yang datangnya beruang-ulang.
Baca juga: Ramadhan Berkualitas: Jangan Biarkan Puasa tanpa Bermakna
Siklus anugerah itu disampaikan Nabi berdasarkan riwayat At Thabrani dalam Mu'jam Al-Awsath.
Nabi memerintahkan umat agar mengejar anugerah yang silih berganti disisipkan Allah dalam setia pergantian waktu.
Dengan maksud agar dapat diupayakan dengan rangkaian ibadah yang maksimal dan menjadi sebab peruntungan yang abadi.
Apa yang disampaikan Nabi itu seharusnya menambah motivasi dan memanfaatkan kedatangan bulan Ramadhan.
Agama juga mengajarkan keseimbangan hidup.
Allah menciptakan dosa dan menciptakan pahala, ada nikmat dan ada niqmat (sengsara), ada syurga dan neraka, ada yang baik dan buruk, ada yang beruntung dan ada yang celaka.