Berita Tarakan Terkini
Cara Lapas Tarakan Berdayakan WBP Jadi Pelaku UMKM, Latih Barista hingga Punya Tabungan Sendiri
Kemandirian menuju Lapas industri, Lapas Kelas IIA Tarakan terus melakukan pemberdayaan kepada seluruh warga binaannya untuk dididik mandiri.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
“Dulu pernah tahun 2020 buka malam minggu, peminatnya lumayan banyak jadi kami lihat ada potensi,” terangnya.
Ia mengutip apa yang disampaikan Menkumham di momen Hari Bhakti Pemasyarakatan bahwa pemasyarakatan belum sempurna tapi selalu berusaha menjadi lebih baik lagi.
“Tidak semua warga binaan di dalam lapas jahat dan tidak semua juga orang di luar itu baik. Ada saja belum kena waktunya,” terangnya.
Baca juga: Tiga Pilihan Speedboat Reguler dari Tana Tidung ke Tarakan Weekend ini, Berikut Jadwalnya
Saat dibuka pengumuman kata Muhamad Fauzan Rizki, Pengelola Bimbingan Kemandirian Lapas Tarakan, para WBP cukup antusias ikut seleksi bahkan saat ini masih banyak mengantre untuk bisa bergabung bekerja dalam pelatihan dan pembinaan keterampilan ini.
Ia mengungkapkan saat ini Lapas dan LLK sudah terjalin kerja samanya dan ada sertifikat yang bisa dimilik setelah mengikuti pelatihan.
Syaratnya sendiri kata Fauzan, minimal berkelakuan baik, menjalani masa hukuman sepertiga masa tahanan, punya komitmen disiplin mengikuti pelatihan dari pagi sampai sore.
Mereka wajib mengikuti pelatihan baru bisa bergabung bekerja.
“Kami juga sering sharing dengan barista di luar, kadang datang ke Lapas belajar sama-sama,” ujarnya.
Penghasilan yang diterima 53 warga binaannya saat ini, dikumpulkan dalam tabungan dan memiliki program namanya Gernabung bekerja sama dengan BRI Cabang Tarakan.
Dari petugas lapas yang memanajemen dan membantu membuka tabungan atau rekening BRI. Karena warga binaan belum memiliki wewenang membuka tabungan.
“Statusnya masih WBP . Jadi yang memanjemen dari petugas, kalau sudah bebas baru nanti diserahkan ke mereka. Yang bebas sudah banyak saat ini dan keluar dari Lapas bawa bekal, tabungan BRI, apalagi buka tabungan agak rumit, dan kami fasilitasi, ada saldo juga dan sertifikat,” paparnya.
Selama menjadi warga binaan, ada yang bebas bisa membawa uang keluar dari Lapas Tarakan sebesar Rp 2 juta. Ada juga di kisaran Rp 500 ribu.
“Saldonya mereka beda-beda bergantung dia bekerjanya di bidang apa, pernah tembus Rp 2 juta. Mereka dalam Lapas justru menghasilkan uang, kalau mereka mau jajan di kantin bisa mengajukan dari premi atau gaji yang mereka kumpulkan jadi tinggal dipotong,” terang Fauzan.
Ia melanjutkan, berbicara PNBP, tujuan dari kegiatan industri di lapas ada dua.
Pertama adalah untuk memberikan warga binaan keterampilan, menjadi produktif dan keluar nanti tidak lagi kembali menjadi residivis alias keluar diharapkan bekal yang dibawa bisa dimanfaatkan oleh yang bersangkutan.
“Tugas kami sebagai petugas pemasyarakatan adalah memberikan bekal. Pemasyarakatan adalah suatu sistem kolektif untuk membenarkan atau membuat benar kembali orang yang melanggar hukum, yang tadinya tidak punya keahlian bisa menjadi ahli. Tergantung orangnya,” paparnya.
Ia mengakui, beberapa warga binaan saat ini berhasil melanjutkan profesi yang ditekuni dalam Lapas.
Seperti mereka yang pernah mengikuti pelatihan membuat mebel, begitu juga mantan barista ada yang bekerja di kafe.
“Minimal tidak menganggur. Kemudian kedua, bagaimana upaya Lapas bisa meningkatkan PNBP. Sumbangsih ke negara ada, cita-cita pemasyarakatan menjadikan warga binaan ikut serta dalam pembangunan berjalan,” paparnya.
Setiap bulan aku Fauzan, 15 persen dari laba dibayarkan ke PNBP.
Bahkan kemarin sudah selesai One Day, One Prison’s Product yang merupakan ajang pengenalan produk hasil warga binaan, dimana Lapas Tarakan ikut berkontribusi mengenalkan produk hasil warga binaan.
“Seluruh Lapas di Indonesia berhasil mengumpulkan Rp 5,5 miliar se-Indonesia. Kalau Lapas Kelas IIA Tarakan, kami berhasil kumpulkan Rp 38 juta dalam kurun waktu 1,5 bulan saja.
Angka itu bruto hasil penjualan produk. Bersihnya ke negara sebagai PNBP adalah Rp 2,8 juta dalam kurun waktu 22 Maret 2023 sampai 2 Mei 2023 karena pelaksanaannya 1,5 bulan saja,” urainya.
Kemudian, untuk kue kering kata Fauzan juga berhasil dikumpulkan sebanyak Rp 12 juta menjelang lebaran.
Karena pembelian dilayani sampai luar Provinsi Kaltara yakni di Provinsi Kaltim.
Merek kue yang dimiliki Pemasyarakatan and Bakery (Pastry).
Ia berharap ke depan nantinya warga binaan tidak mandiri bekerja dan ada pembinaan berlanjut dari instansi lainnya.
Ia mengakui misalnya bersama BRI melalui Gernabung, memang syaratnya bisa mendapatkan program KUR minimal UMKM bisa berjalan satu tahun.
Sementara saat ini jalinan kerja sama baru di sebatas Gernabung sejak 2020.
“Tapi tidak menutup kemungkinan, kalau nanti BRI bekerja sama dengan kami dalam KUR, memfasilitasi warga binaan saat bebas, kami terbuka, kami sangat harapkan demikian,” ujarnya.
Ia kembali memaparkan sebenarnya di Lapas Tarakan khususnya keterampilan, negara memfasilitasi untuk pelatihan.
Kemudian dari pelatihan ada produksi dan diolah untuk dijual.
Hasil penjualan berkesinambungan artinya modal awal diberikan tidak besar dan hasil produk penjualan terus diputarkan dan sudah empat tahu berjalan.
Nantinya akan ada penilaian narapidana dan masuk poin plus mereka yang aktif bekerja di Lapas Tarakan.
“Kutipan Dirjen PAS, membina anak sekolah saja sudah repot, apalagi membina orang yang bermasalah, tapi kita semua di Lapas berusaha karena itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” terangnya.
Menutup kunjungan TribunKaltara.com ke Lapas Tarakan, awak media menyempatkan melakukan wawancara bersama Kepala Lapas Tarakan, Mohammad Ridwantoro.
Kepada awak media, Mohammad mengungkapkan apapun kegiatan positif di Lapas Kelas IIA Tarakan, pihaknya selalu mendukung. Ia berharap bisa berkembang dan warga binaan juga memiliki keterampilan dan skill saat bebas.
Ia mengakui, belum lama bertugas sebagai Kepala Lapas Tarakan atau belum sampai satu tahun.
Dari sisi penilaian juga belum bisa dilakukan dan ia mempersilakan semua inovasi yang ditampilkan petugasnya bisa berjalan selama itu berdampak positif.
“Kalau ada kendala, kita atasi bersama, kalau tidak ada kendala, tingkatkan lebih baik lagi. Nanti juga kan ada evaluasi dari mitra kerja sama dari LLK misalnya,” urainya.
Ia mengungkapkan selama ini sudah banyak yang mengunjungi Lapas seperti dari Ketua PKK Provinsi Kaltara bersama IWAPI Kaltara sudah pernah juga menyambangi Lapas Tarakan.
Ke depannya langkah yang akan dilakukan dan disasar dalam hal memaksimalkan pembinaan pasca MoU, pihaknya siap berkomitmen pembinaan harus tetap berjalan.
“Nanti lebih disempurnakan, kemarin sudah ada LLK kegiatan budi daya ikan dan berbagai pelatihan lain nantinya,” ujarnya.
Ia menyebutkan saat ini Lapas Tarakan memiliki penghuni 1.537 orang terdiri dari tahanan 213 orang dan 1.324 orang warga binaan.
Saat dibukanya kembali jam besuk kemarin di momen Idul Fitri di hari pertama mencapai 1.600 pengunjung.
Baca juga: Weekend ini Arus Penumpang Speedboat Reguler Pagi Rute Nunukan-Tarakan Terbilang Naik
“Membeludak kesannya, kunjungan pertama kemarin Lebaran, lebih dari satu dikunjungi sampai dua mobil rombongan kami persilakan,” urainya.
Momen ini juga termanfaatkan bagi mereka yang bekerja di dalam Lapas berhasil menarik omzet tembus Rp 3 juta per hari khususnya kopi bui saja belum omzet dari bakso lamok.
“Secara umum, tidak ada menonjol, semua aman, karena kalau ada apa-apa pasti kami laporan ke kanwil dan unsur lainnya, Alhamdulillah aman mudahan seterusnya selalu demikian,” tukasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Pedagang di Pasar Gusher Tarakan Akui Harga Bawang Merah Sering Alami Kenaikan, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Harga Bawang Merah di Tarakan Kaltara Tembus Rp 60 Ribu Per Kg, Warga Cuma Beli Setengah Kilo |
![]() |
---|
Tim Satgas Pangan Tarakan Cek Stok Beras di 6 Gudang Distributor, Tak Ada Indikasi Penimbunan Beras |
![]() |
---|
Begini Penjelasan Kepala BPJS Ketenagakerjaan, 17 Anggota DPRD Tarakan Masuk List Penerima BSU |
![]() |
---|
Herman Kaget 17 Anggota DPRD Tarakan Masuk Penerima BSU, Agendakan RDP dengan BPJS Ketenagakerjaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.