Seluk Beluk Suku Punan Batu

Tak Hanya Cari Makan, Suku Punan Batu Andalkan Hutan untuk Pakaian hingga Alat Musik

Suku Punan Batu mengandalkan hutan tak hanya untuk mencari makan, tapi juga membuat pakaian dan alat musik.

TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi
Warga Suku Punan Batu memainkan alat musik khas, Kaleho dan para wanita yang berada di dekat pohon Kumut di Hutan Sajau. Kulit dari pohon Kumut dapat dijadikan Salayau pakaian khas Suku Punan Batu yang mereka kenakan. (TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi) 

Menurutnya baju kaos dan celana berbahan kain dari kota lebih sering digunakan oleh Suku Punan Batu saat ini.

"Baju ini kalau hujan tidak rusak, kita jemur juga, baju ini ada juga yang tahan satu bulan, dan kalau dipakai tidak gatal," ujar Siyuy.

pakaian khas Suku Punan Batu 250623
Tagen, Siyuy dan Takulan saat mengenakan Salayau, pakaian khas Suku Punan Batu. (TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi)

Baca juga: Dedikasi Datu Karim, Pewaris Tradisi Kesultanan Bulungan Dampingi Suku Punan Batu

Tak hanya pakaian, Suku Punan Batu juga mampu membuat alat musik sederhana yang berasal dari tanaman hutan.

Salah satunya ialah Kaleho, alat musik yang terbuat dari dahan rotan.

Menurut Maruf alat musik Kaleho yang menghasilkan bunyi-bunyian dengan cara digetarkan itu digunakan untuk mengisi waktu luang. Khususnya saat Suku Punan Batu tengah beristirahat di liang.

"Ini dipakai buat main-main saja, tidak harus ada acara baru dimainkan," kata Maruf.

Adapun alat musik lainnya ialah Ketupung, Ajong mengatakan alat musik itu mirip dengan seruling, dan sama-sama terbuat dari bambu.

Tanaman bambu sendiri dapat dengan mudah ditemukan di tepian Sungai Sajau.

Menurut Ajong alat musik tiup itu menghasilkan bunyi yang merdu dan enak didengar, terlebih jika dimainkan di dalam liang, pantulan suara dari Ketupung membuat suasana di dalam liang terasa menenangkan.

Ketupung, alat musik tiup khas Suku Punan Batu 250623
Ajong beristirahat usai memainkan alat musik tiup khas Suku Punan Batu, Ketupung. Bunyi dari ketupung dan pantulan suara di dalam liang membuat suasana terasa tenang. (TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi)

Baca juga: Demi Hajat Hidup Suku Punan Batu, Pemkab Bulungan Terbitkan SK Masyarakat Hukum Adat

Ajong yang sudah lanjut usia itu mengatakan, kemampuannya menyenandungkan alat musik Ketupung itu merupakan warisan dari orang tuanya.

"Kita bilangnya ini Ketupung, ini memang untuk permainan kita dari dulu-dulu, jadi ini dari bambu untuk lubangnya ini kita tusuk-tusuk pakai besi panas," kata Ajong.

Ajong pun berharap hutan tempat tinggal Suku Punan Batu tetap terjaga karena di samping menyediakan makanan, hutan juga membawa ketenangan bagi Suku Punan Batu ketenangan itu terdengar dari alunan suara Ketupung.

(*)

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

Follow Helo TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved