Berita Tana Tidung Terkini
Kurikulum Fleksibel Bantu Puji Lestari Pulihkan Kemampuan Membaca Siswa di Tana Tidung
Kemendikbudristek dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia menemukan kurikulum fleksibel mendorong pemulihan pembelajaran dua kali lebih cepat
Orangtua Fauzan mendukung dengan rutin membacakan buku cerita untuknya. Selain membacakan buku cerita, orangtua juga membantu Fauzan mengerjakan LAS.
Sinergi antara guru dan orangtua siswa terbukti efektif. Hanya dalam waktu tiga bulan kemampuan membaca Fauzan sudah naik ke level membaca suku kata.
Lima bulan kemudian kemampuan membaca Fauzan kembali meningkat, dari level membaca suku kata menjadi lancar membaca kata.
Perlahan Fauzan mulai mengenal lebih banyak huruf, suku kata, dan kata. Pada September 2020, Fauzan sudah bisa membaca buku cerita sederhana. Ia bahkan sudah bisa menceritakan isi cerita buku tersebut.
Bukan hanya Fauzan yang berhasil, siswa-siswa lain juga mengalami peningkatan kemampuan membaca.
Hasil asesmen diagnostik secara reguler menunjukkan perkembangan positif.
Pada Juli 2020, dari 21 siswa baru, terdapat 86 persen siswa yang hanya mengenal huruf.
Jumlah tersebut berkurang menjadi 29 persen hanya dalam lima bulan.
Dari 18 siswa, kini tinggal 6 siswa yang baru bisa mengenal huruf saja.
“Begitu pula pada level membaca pemahaman. Jika pada Juli 2020 hanya 10 persen yang paham membaca, pada November 2020 jumlahnya sudah meningkat menjadi 24 persen,” kata Puji mengungkapkan rasa bangganya.
Pengalaman Puji melakukan pemulihan pembelajaran menjadi modal penting mengimplementasikan kurikulum merdeka. Sekalipun kurikulum ini baru, karakteristiknya sudah lama Puji gunakan di kelas.
Studi PSKP Kemendikbudristek dan INOVASI menemukan bahwa kurikulum yang fleksibel mendorong pemulihan pembelajaran dua kali lebih cepat dibanding kurikulum 2013.
Baca juga: Pemulihan Pembelajaran di Bulungan Alami Kemajuan, Syarwani: Kurikulum Merdeka Tekan Learning Loss
Metode pembelajaran yang menggunakan asesmen diagnostik, pembelajaran berdiferensiasi, dan penyederhanaan kurikulum yang menitikberatkan pada kemampuan dasar esensial seperti literasi dan numerasi berkontribusi kepada pemulihan pembelajaran.
Yang menggembirakan faktor-faktor kunci ini menjadi karakteristik dan prinsip utama dalam Kurikulum Merdeka.
Hasil yang mengembirakan ini telah dirangkum dalam buku Bangkit Lebih Kuat; Studi Kesenjangan Pembelajaran (2023). Buku ini telah diluncurkan Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Wakil Duta Besar Australia Steve Scott, beberapa waktu lalu di Jakarta (*)
Enam Koperasi Desa Merah Putih di Tana Tidung Siap Dilaunching, Melebihi Target Bupati Ibrahim Ali |
![]() |
---|
Kepala Dinas Kesehatan Tana Tidung Angkat Inovasi Bangkit, Fokus Rekam Medik Elektronik |
![]() |
---|
Bupati Tana Tidung Tekankan Efisiensi Anggaran dan Implementasi RPJMD 2025-2029 |
![]() |
---|
Sambut Bulan Safar Pemkab Tana Tidung Gelar Tolak Bala, WarisanTurun Temurun Budaya Suku Tidung |
![]() |
---|
Material dari Truk Pengangkut Berhamburan ke Jalan, Pengendara di Tana Tidung Minta Sopir Ditindak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.