Risma Kunjungi Daerah 3T

Yayasan Katolik di Nunukan Sudah Lama Tampung Puluhan Anak PMI, Mensos Risma Terharu

Banyak anak PMI yang orang tuanya bekerja di Malaysia di titipkan di Yayasan Santa Maria Protegente, Menteri Sosial Tri Rismaharini jadi terharu.

|
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Saat berkunjung ke yayasan tersebut, Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini saat berkunjung ke Yayasan Santa Maria Protegente Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Gabriel Manek Nunukan, Jumat (03/11/2023), siang. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Yayasan Santa Maria Protegente Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Gabriel Manek Nunukan sudah sejak lama menjadi tempat menampung anak PMI ( Pekerja Migran Indonesia ) yang orangtuanya bekerja di Malaysia.

Yayasan Santa Maria Protegente  yang terletak di Jalan Pangeran Antasari RT 013, RW 01, Kelurahan Selisun, Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, sudah sejak 2001 menjadi tempat menampung anak-anak PMI yang orang tuanya bekerja di Malaysia.

Diketahui Yayasan Santa Maria Protegente LKSA berada dalam satu komplek dengan gedung SDK dan SMPK Fransisco-Yashinta Kabupaten Nunukan.

Saat berkunjung ke Yayasan Santa Maria Protegente , Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini mengaku terharu bahkan kaget mendengar langsung kisah sebagian besar pelajar yang hanya dititipkan orangtuanya untuk bisa sekolah dan tinggal di asrama tersebut.

Baca juga: Tiba di Sebatik, Mensos Risma Janji Bantu Kepastian Status Anak TKI: Bantu Semampu Ibu

Puluhan anak PMI di Yayasan Santa Maria Protegente dirawat oleh para biarawati layaknya anak sendiri dengan harapan mendapat dukungan dari orang tua anak-anak tersebut.

Saat Menteri Sosial Tri Rismaharini dimintai tanggapannya oleh awak media mengenai nasib anak PMI yang ditelantarkan orangtuanya sudah berlangsung sejak lama, dia enggan menjawab.

"Saya enggak mau ngomong ya," kata Tri Rismaharini di hadapan awak media, lalu meninggalkan lokasi, Jumat (03/11/2023).

Pengakuan Biarawati

Sementara itu, biarawati Yayasan Santa Maria Protegente LKSA Gabriel Manek Nunukan, Suster Maria Sipriana menyampaikan bahwa saat ini penghuni asrama ada sebanyak 55 anak yang terdiri dari SD hingga SMA.

Suster Maria beberkan bahwa anak-anak yang dititipkan pada mereka untuk dijaga dan dirawat, sebagian besar tidak dipedulikan oleh orangtua atau keluarganya.

Baca juga: Peluk Anak PMI, Mensos Risma Terharu Lihat Nasib Pelajar SD Katolik di Nunukan: Kaget Banyak Sekali

"Ini semi panti jadi tidak full asrama. Untuk kebutuhan makan dan minum seharusnya orangtua membayar Rp300 ribu per bulan.

Tapi kenyataannya hanya dua tiga anak saja yang orangtuanya kirim uang untuk bayar. Sisanya kami yang berjuang sendiri untuk penuhi kebutuhan hidup anak-anak itu," ucapnya kepada TribunKaltara.com.

Menurutnya, orangtua anak hanya mengantar anaknya saat masuk pertama kali masuk sekolah.

Namun saat tahun ajaran berlangsung, orangtua anak-anak tersebut seakan tak peduli dengan nasib anaknya.

"Saat masuk sekolah pertama kali, orangtuanya antar. Setelah itu kembali ke Malaysia begitu saja, uang bulanan juga tidak dikirim. Begitu anak tamat anaknya baru muncul," ujar Suster Maria.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved