Berita Daerah Terkini

Cinta tak Terhalang Jeruji, Pasangan Kekasih Menikah di Lapas Tenggarong: Saya akan Jadi Suami Baik

Cinta tak terhalang kuatnya jeruji. Pasangan kekasih menikah di Lapas Tenggarong. Meski sebagai napi, sang pria berjanji akan menjadi suami yang baik

Editor: Sumarsono
HO
Pasangan AD dan ST melangsungkan akd pernikahan di Lapas Kelas IIA Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (HO/LAPAS TENGGARONG) 

TRIBUNKALTARA.COM - Cinta tak terhalang kuatnya jeruji. Pasangan kekasih menikah di Lapas Tenggarong. Meski sebagai napi, sang pria berjanji akan menjadi suami yang baik.

Di balik terali besi dan dinding penjara, momen yang mengharukan dan penuh makna terjadi di Lapas Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada Selasa (26/12) lalu.

Hari itu menjadi momen yang membahagiakan bagi seorang warga binaan pemasyarakatan ( narapirana ) Lapas Tenggarong berinisial AD (25).

AD melangsungkan acara ijab kabul alias janji pernikahan bersama wanita yang dicintainya ST (23).

Semua prosesi pernikahan kedua sejoli tersebut difasilitasi oleh Lapas Tenggarong.

Pernikahan tersebut dilaksanakan di Masjid Taubatan Nasuha, Lapas Tenggarong.

Baca juga: Lapas Tenggarong Razia Kamar Hunian Narapidana Jelang Natal dan Tahun Baru, Temukan HP dan Sajam

Hadir pihak keluarga AD dan ST serta perwakilan pengurus Lapas, Kantor Kemenag Kukar dan  penghuni lapas.

AD yang merupakan narapidana kasus narkoba ini masuk Lapas pada 16 November 2023.

Dia masih menjalani prosesi sidang di Pengadilan Negari Tenggarong. 

Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun 2024, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Tenggarong melakukan deteksi dini gangguan keamanan dan ketertiban.
Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun 2024, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Tenggarong melakukan deteksi dini gangguan keamanan dan ketertiban. (TribunKaltara.com)

“Ini sebagai bentuk komitmen kami, pemenuhan hak-hak warga binaan dengan memfasilitasi pernikahan AD dengan ST,” kata Kepala Lapas Tenggarong, Agus Dwirijanto, Rabu (27/12).

Ia menambahkan, pernikahan AD merupakan bukti bahwa WBP tetap memiliki hak untuk membentuk keluarga. 

“Ini juga menjadi motivasi bagi WBP lainnya untuk terus memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik,” ucapnya lagi.

Baca juga: Lapas Tarakan Gagalkan Penyelundupan Handphone Lewat Nasi Bungkus, Termonitor di Mesin X-Ray

Sebagai pemimpin Lapas Tenggarong, Agus berpesan kepada kedua mempelai untuk menjaga keharmonisan rumah tangganya.

Momen ini menjadi awal yang baik bagi kedua mempelai untuk membangun keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah.

Tidak seperti pasangan pengantin baru lainnya, AD dan ST setelah menikah tentu tak bisa langsung hidup bersama dalam satu atap.

Sebab, AD harus tetap menjalani masa tahanan di Lapas Tenggarong.

Disinggung soal pemenuhan hasrat biologis pasangan pengantin baru ini, Agus Dwirijanto menegaskan pihak Lapas tidak sampai menyediakan tempat.

AD pun dipastikan tidak akan mendapatkan izin keluar Lapas.

Baca juga: Gandeng BPJS Ketenagakerjaan, Lapas Kelas II B Nunukan Berikan Jaminan Sosial Bagi Warga Binaan

Namun, pihak penjamin atau keluarga dapat meminta izin kepada Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan supaya sang suami dalam memenuhi kewajibannya dalam memberikan nafkah batin.

Aturan izin keluar lapas pun sudah sangat jelas dan ketat yakni untuk menjadi wali nikah, pembagian harta warisan dan menjenguk keluarga yang sakit serta melayat keluarga yang meninggal dunia.

“Prosesnya pun tidak serta merta diberikan, harus melalui sidang tim pengamat pemasyarakatan setelah adanya permohonan dari pihak penjamin atau keluarga,” ucapnya.

Sementara itu, AD mengucapkan terima kasih kepada Lapas Tenggarong yang telah memfasilitasi pernikahannya. 

“Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini. Saya akan berusaha menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab nantinya,” pungkasnya.

Baca juga: Modus Jenguk Suami di Lapas Samarinda, Perempuan Ditangkap Polresta Bulungan Bawa 131,53 Gram Sabu

Momen pernikahan ini menggarisbawahi bahwa cinta tak mengenal ruang dan waktu.

Di balik terali besi, kesempatan untuk memperbaiki diri dan membangun keluarga menjadi tonggak penting dalam perjalanan kehidupan setiap insan, bahkan di belantara paling terkekang sekalipun. (*)

Penulis: Miftah Aulia Anggrani

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved