Berita Daerah Terkini

Status KEK Maloy di Kaltim Terancam Dicabut, Investasi Tidak Berkembang, Diberi Waktu hingga Juni

Status Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Maloy di Kalimantan Timur (Kaltim) terancam dicabut, investasi tidak berkembang, diberi waktu hingga Juni 2024.

Editor: Sumarsono
(HO/ Dewan KEK)
Ilustrasi - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di Kabupaten Kutim masih terkendala infrastruktur dalam memaksimalkan investasi. 

Namun, dua hal itu belum sepenuhnya siap dan tersedia di KEK MBTK. Akmal Malik berharap semua kekurangan persyaratan KEK MBTK bisa selesai kurang dari lima bulan.

Akmal Malik yang dilantik menjadi Penjabat Gubernur Kaltim pada Oktober 2023 itu mula-mula akan meminta laporan menyeluruh KEK MBTK dari semua pemangku kepentingan.

Setelah itu, ia akan berkomunikasi dan melaporkan berbagai kondisi dan perkembangan di KEK MBTK kepada pemerintah pusat, termasuk berkomunikasi kepada Presiden.

”Nanti saya akan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” kata Akmal Malik.

Hilirisasi

KEK Maloy ( MBTK ) ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2014. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini merupakan salah satu proyek strategis nasional.

Proyek ini ditargetkan bisa menarik investasi Rp 34,4 triliun dan menyerap 55.700 tenaga kerja sampai tahun 2025.

KEK MBTK seluas 509 hektare dibentuk untuk menjadi pusat hilirisasi kelapa sawit dan komoditas lain.

Selain itu, kawasan itu juga ditargetkan menjadi pusat bagi industri energi, seperti industri mineral, gas, batubara, dan industri turunannya.

Baca juga: Gubernur Isran Noor Minta Regulasi Khusus, Percepat Pengembangan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan

Wilayahnya yang terletak di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dinilai punya potensi ekonomi.

Sebab, KEK MBTK berada di jalur strategis sebagai alur perdagangan dalam negeri dan internasional.

Sementara itu, dalam Peraturan Presiden No 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara (IKN) disebutkan secara khusus ada enam kluster dalam rencana pengembangan ekonomi di IKN dan sekitarnya.

Salah satunya adalah KEK MBTK di Kutai Timur. Enam kluster itu diproyeksikan menjadi pusat industri dan hilirisasi di sekitar IKN.

Baca juga: Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Ternyata Jago Olahraga Paddling, Uji Adrenalin di Muara Dihuni Buaya

Untuk itu, Akmal Malik berharap KEK MBTK bisa tetap berjalan. Sebab, kawasan ini amat potensial untuk industri di Kaltim. Hal ini juga dinilai bisa mengungkit ekonomi di kawasan sekitar Kaltim.

Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman mengatakan, ia akan berupaya melanjutkan KEK MBTK. Sebab, kawasan industri ini bisa meningkatkan nilai tambah dari komoditas yang ada di Kaltim, seperti pisang, nanas, cokelat, sawit, dan batu bara. ”Kami terus berjuang,” kata Ardiansyah. (tribunkaltim/kps)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved