Berita Nunukan Terkini

Polres Nunukan Lakukan Pemeriksaan atas Laporan Dugaan Pelecehan Oknum PNS ke Wanita 21 Tahun

Polres Nunukan masih melakukan pemeriksaan mendalam soal laporan dugaan pelecehan seksual terhadap seorang remaja wanita berusia 21 tahun.

|
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
Kolase TribunKaltara.com / Febrianus Felis.
SU (21) memegang bukti laporannya ke Polres Nunukan, Jumat (10/05/2024), siang, dan Kasat Reskrim Polres Nunukan, AKP Lusgi Simanungkalit. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Polres Nunukan masih melakukan pemeriksaan mendalam soal laporan dugaan pelecehan seksual terhadap seorang remaja wanita berusia 21 tahun.

Diberitakan sebelumnya, SU (21) wanita kelahiran Sinjai, Sulawesi Selatan didampingi keluarganya melapor ke Polres Nunukan pada Rabu (08/05/2024), malam.

Dihadapan awak media, SU mengaku dirinya mendapatkan perlakuan tak senonoh dari oknum PNS di Kantor Disdukcapil Nunukan.

Kasat Reskrim Polres Nunukan, AKP Lusgi Simanungkalit mengatakan saat ini penyidik melakukan pemeriksaan sejumlah saksi dan mengumpulkan alat bukti.

Baca juga: Dicium dan Diraba, Gadis di Nunukan Akui Dipelonco Hingga Dilecehkan Oknum PNS di Kantor Disdukcapil

"Kita periksa saksi-saksi dulu, karena minim saksi. Kita tidak bisa ujuk-ujuk amankan orang setelah ada laporan itu. Perlu pemeriksaan mendalam," kata Lusgi Simanungkalit kepada TribunKaltara.com, Jumat (10/05/2024), sore.

Lusgi menjelaskan, setelah pemeriksaan saksi dan pengumpulan alat bukti, Reskrim Polres Nunukan akan melakukan gelar perkara terlebih dahulu sebelum menetapkan tersangka.

"Kalau melakukan upaya paksa, harus ada penetapan tersangka dulu. Untuk menetapkan tersangka ada sejumlah rangkaian pemeriksaan. Perlu periksa saksi, kumpulkan alat bukti, baru gelar perkara. Setelah itu penetapan tersangka," ucapnya.

Pengakuan Diduga Korban Pelecehan

Remaja berparas ayu hanya bisa tertunduk dengan mata berkaca-kaca saat dirinya ditemui awak media di kediaman keluarganya beralamat Jalan Mochammad Hatta, RT 016, Kelurahan Nunukan Timur, Kabupaten Nunukan.

Belakangan diketahui remaja bergamis hitam dengan hijab panjangnya itu berinisial SU (21).

SU kelahiran Sinjai, Sulawesi Selatan itu, sejak berusia enam tahun sudah mengikuti orang tuanya yang bekerja di Tawau, Malaysia.

Anak kedua dari tiga bersaudara itu mengaku tak punya identitas diri (KTP).

Sehingga alasannya berada di Nunukan selama satu bulan ini untuk mengurus data kependudukannya termasuk KTP ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).

"Hari Rabu tanggal 8 Mei 2024, saya ke Kantor Capil bersama orang yang dipercayakan untuk bantu saya urus KTP. Karena saya mau buat paspor dan kembali ke Tawau," ujar SU.

Namun saat tiba di Kantor Disdukcapil Nunukan, SU menuturkan dirinya mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari seorang pria berstatus PNS di kantor tersebut.

"Jam 09.00 Wita saya ke Kantor Capil. Pagi itu kami di dalam ruangan berdua. Dia nanya soal saya dan keluarga saya. Saya ceritakan semuanya. Lalu dia tanya juga ada kah tato saya bilang tidak ada," tutur.

,"Tapi dia tidak percaya dan minta saya untuk perlihatkan kedua tangan saya. Saya pakai gamis ke kantor itu. Jadi saya tarik lengan baju tangan kiri dan kanan saya ke atas," tambahnya.

Tak hanya itu oknum PNS yang diduga memiliki jabatan penting di kantor tersebut kembali melontarkan sejumlah pertanyaan random kepada SU.

"Dia tanya saya kenapa matamu merah habis dugem kah. Lalu menanyakan lagi kamu tahukah apa itu dugem. Saya bilang iya saya tahu. Dia nanya lagi rambutmu pirang kah, saya bilang tidak," ungkapnya.

Pertanyaan terakhir yang membuat obrolan keduanya menjadi panjang, saat SU diminta menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

"Saya bilang saya tidak hafal lagu Indonesia Raya karena panjang sekali. Dia minta saya buka YouTube. Kemudian saya buka YouTube pakai jaringan hotspot bapak itu. Tetap saya bilang saya tidak bisa hafal kalau sekarang. Dia bilang ada solusinya, cium pipi kiri atau kanan," imbuhnya.

SU terus bermohon-mohon kepada oknum PNS tersebut agar memberinya waktu untuk menghafal lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

"Katanya tanggal 13 Mei, baru kantor buka lagi. Sementara dokumen saya kata dia harus diselesaikan hari itu juga. Saya mau telepon pengurus saya, katanya kenapa mau telepon," pungkasnya.

Oknum PNS Disdukcapil Nunukan tersebut tak berhenti meminta SU untuk menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Bahkan SU diancam oleh oknum PNS tersebut akan merobek dokumen kependudukannya bila tidak bisa menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya saat itu juga.

"Terkahir dia bilang ke saya, boleh lihat lirik tapi harus tahu nadanya. Kalau tidak mau, berkas yang sudah dia buatkan akan dirobek," beber SU.

Tak lama kemudian, pria yang merupakan oknum PNS Disdukcapil Nunukan tersebut menutup pintu ruangan dan mencium SU.

Bahkan SU juga mendapat perbuatan yang tak senonoh dari pria tersebut.

"Dia ambil muka saya dan dia cium pipi kiri lalu pipi kanan saya. Dia juga sempat cium bibir saya dan menyentuh payudara saya. Baru saya tepis tangannya," terangnya.

Setelah menepis tangan pria tersebut, SU diminta untuk duduk kembali dikursi. Saat itu SU hanya bisa tertunduk diam dengan badan gemetaran.

Pria tersebut meminta SU untuk tak memberi tahu kepada siapapun soal kejadian yang dia alami di Kantor Disdukcapil Nunukan.

Baca juga: Menuju Pilkada 2024, KPU Nunukan Perpanjang Pendaftaran Calon PPS hingga Sabtu 11 Mei 2024

"Badan saya gemetaran takut. Dia minta saya jangan kasi tahu siapa-siapa. Terakhir dia minta saya untuk senyum. Lalu saya diminta datang kembali pukul 14.00 Wita, karena saat itu lagi terkendala jaringan.

Saya kembali saat itu tapi didampingi keluarga saya," jelas SU sembari meneteskan air mata.

Sepulang dari Kantor Disdukcapil Nunukan, SU baru memberanikan dirinya untuk menceritakan kejadian tak senonoh itu kepada keluarganya.

Hingga akhirnya, SU didampingi keluarganya melapor ke Polres Nunukan pada Rabu (08/05/2024), malam.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved