Opini
Gaya Kepemimpinan “Transformasional” Mantan Gubernur Kaltim Isran Noor
Siapa yang tidak kenal Isran Noor, mantan Gubernur Kaltim Periode 2018-2023. Sejumlah jabatan di Birokrasi Pemerintahan pernah didudukinya.
Secara spontan Gubernur Isran Noor pada saat memberikan sambutan menyampaikan, bahwa para juara nanti akan diberikan hadiah.
Keesokan harinya, saya dihubungi Sekretaris Pribadi Gubernur, Lenny, untuk segera menerimakan uang hadiah yang dijanjikan Isran Noor.
Saya ragu, apakah uang tersebut diambil dari pos biaya operasional Gubernur atau dari kantong pribadi Isran Noor.
Ini penting saya tanyakan kepada Sekpri, karena terkait dengan pemotongan pajak penghasilan (PPh). Ternyata hadiah tersebut tidak diambilkan dari biaya operasional Gubernur.
Artinya, tidak memakai dana APBD Kaltim, tetapi pakai dana pribadi.
Dari pengalaman tersebut, sebagai Gubernur, Isran Noor tidak mau menjatuhkan anak buah di depan umum.
Misalnya, dengan mengatakan atau memarahi saya di depan umum, “kenapa tidak kamu anggarkan”? Ia justru mengambil keputusan dengan resiko yang cukup tinggi, yaitu menguras uang pribadi untuk kepentingan kedinasan.
Ia hanya mengatakan, agar tahun depan dapat dianggarkan.
Kisah ini tentu sangat menarik bagi saya yang mendalami tentang ilmu kebijakan publik. Isran Noor telah menerapkan salah satu sifat kepemimpinan yang baik, yaitu “take risk”, berani ambil resiko.
Walaupun sebenarnya resiko tersebut bisa ditimpakan kepada orang lain/anak buah. Selain itu, sifat kepemimpinan yang sudah diterapkan, yaitu “kesediaan untuk berkorban” juga dipenuhi.
Inilah yang membuat saya kagum dan mengapresiasi terhadap gaya kepemimpinan Isran Noor.
Isran Noor tidak banyak berteori, walaupun dia memiliki latar belakang pendidikan S3 dari Universitas Padjadjaran.
Baca juga: Isran Noor Pastikan Maju di Pilgub Kaltim 2024, Wakil Hadi Mulyadi atau Makmur: Belanda masih Jauh!
Tidak jarang orang salah memahami perilaku dan tindakan Gubernur, yang kadang dipandang “semau gue”.
Padahal sesungguhnya dia sangat peduli dan tahu situasi yang tepat dalam mengambil keputusan. Itulah Isran Noor, bertindak apa adanya dan tidak jaga gengsi, atau istilah sekarang “baperan”, bawa perasaan.
Dalam teori kepemimpinan, Jhon Kotter mengatakan, “Leadership is produce change and movement, motivating and inspiring”.
Likuiditas Perekonomian Indonesia: Pertumbuhan M2 yang Menggembirakan |
![]() |
---|
Sekolah: Harapan Terakhir atau Sumber Masalah dalam Pemberantasan Korupsi? |
![]() |
---|
Persepsi Negatif terhadap Organisasi Kemasyarakatan |
![]() |
---|
Menciptakan Ruang Aman dari Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Lingkungan Kampus, Suatu Refleksi |
![]() |
---|
Kepala Daerah itu Bukan Pejabat Partai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.