Berita Kaltara Terkini
Prevalensi Stunting di Kaltara Menurun Drastis, Bappeda: Bulungan Tertinggi dan Tarakan Terendah
Bappeda Litbang Kaltara, telah menggelar kegiatan penilaian kinerja pelaksanaan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di Kaltara.
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Litbang Kaltara, telah menggelar kegiatan penilaian kinerja pelaksanaan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di Kaltara.
Kegiatan penilaian tersebut digelar di Gedung Gabungan Dinas (Gadis), Tanjung selor pada Senin (20/5) dengan menghadirkan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Kepala Bappeda Litbang, Bertius menyampaikan adanya progress yang signifikan terkait proses percepatan penurunan angka stunting di Kaltara. Dimana Kaltara berhasil menuruntkan prevalensi stunting kurang lebih 5,4 persen.
“Untuk stunting kita perlu bersyukur, karena dari prevalensi stunting pada tahun 2023 masih diangka 22,1 persen, kemudian dari hasil SKI tahun 2024 prevalensi stunting di Kaltara ada diangka 17,4 persen,” ucapnya.
Baca juga: Gebyar PAUD Se-Kabupaten Malinau Kaltara, Wempi: Penguatan Pola Ajar Bentuk Karakter Anak Usia Dini
Sehingga dalam hal ini terdapat penurunan angka stunting yang sangat signifikan. Namun kita tetap memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk tetap menurunkan angka stunting di Kaltara, karena target penurunan prevalensi stunting Nasional 2025 mendatang diangka 14 persen.
“Artinya PR kita masih harus melakukan penurunan sebesar 3,41 persen untuk target 2025,” kata Bertius.
Kendati demikian, pihaknya tidak mau hanya terpaku pada angka yang menjadi target bagi Kaltara tersebut. Karena menurutnya hal yang terpenting adalah bagaimana Pemprov Kaltara melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dapat bekerja secara maksimal.
“Karena kita tidak ingin nantinya cepat berpuas diri setelah target tercapai. PR kita hanya memastikan bahwasanya angka stunting di Kaltara dari hari ke hari selalu mengalami penurunan,” paparnya.
Menurutnya, stunting merupakan signal terhadap managemen penyelenggaraan pelayanan dasar, yang sasarannya meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita.
“Generasi tersebutlah yang harus selalu kita intervensi dalam menyongsong Indonesia emas tahun 2045 Kaltara memiliki peranan dan kontribusi yang signifikan,” jelasnya.
Dalam hal ini, Kabupaten Bulungan menjadi salah satu penyumbang stunting tertinggi di Kaltara yakni diangka 22,05 persen, kemudian disusul oleh Malinau 20 persen, selanjutnya Nunukan dan KTT berada diangka persen dan terendah ada di Kota Tarakan yakni 14,8 persen.
Baca juga: Pengelolaan Parkir di Pasar Induk Masuk Rekomendasi DPRD Bulungan Kaltara: Untuk Meningkatkan PAD
“Iya, kita perlu sedikit bekerja keras untuk Kabupaten Bulungan,” lanjutnya.
Namun ia optimis, Kaltara akan mampu mencapai prevalensi stunting seperti yang telah ditargettkan oleh Nasional, mengingat masih ada cukup waktu untuk mencapai penurunan diangka 14 persen.
“Target Sustainable Development Goals (SDGS) 2030 adalah 0 persen, oleh karena itu kita akan bekerja keras untuk itu,” pungkasnya.
(*)
Kementerian ESDM Tingkatkan Pengawasan di PT Pesona Khatulistiwa Nusantara Bulungan Kaltara |
![]() |
---|
Kejar Mimpi Masuk Sekolah Garuda, Siswa SMPN 1 Tanjung Selor Mulai Curi Start Belajar |
![]() |
---|
Tahun 2026 Sekolah Garuda di Kaltara Mulai Pembelajaran, Terapkan Kurikulum Karakter Kepemimpinan |
![]() |
---|
Mabes Polri Limpahkan Kasus Tambang Ilegal ke Kejari Bulungan, Juliet Akan Disidang di Tanjung Selor |
![]() |
---|
Banyak Anak Pekerja Imigran Putus Sekolah, Wamenlu Harap Sekolah Garuda di Kaltara Berikan Motivasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.