Berita Tarakan Terkini
Pasien Kemoterapi di RSUD dr H Jusuf SK Tarakan Keluhkan Harus Berbayar Mandiri dan tak Dijamin BPJS
Pasien kanker di RSUD dr H Jusuf SK mengeluhkan layanan kemoterapi untuk diagonis Lhymphoma saat ini tak lagi ditanggung BPJS Kesehatan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
Karena saat ini pasien kemoterapi di dalam grup mencapai sekitar 59 orang.
“Kami disarankan di Balikpapan atau Samarinda yang terdekat. Di Surabaya dan Makassar juga ada. Tapi ini perlu waktu, biaya dan tenaga. Kita harus tahu rumah sakitnya dituju, tempat tinggalnya. Sampai di sana ada pra pemeriksaan darah sebagainya, administrasi itu memakan waktu,” paparnya.
Ia juga melanjutkan pagi tadi, ia sudah ke BPJS Kesehatan untuk menanyakan hal tersebut.
Bahkan mendatangi kantor BPJS Kesehatan.
Dan pihaknya bertemu dengan pihak perwakilan BPJS dan dibenarkan bahwa BPJS Kesehatan memutuskan tidak bekerja sama dengan pihak rumah sakit khusus pelayanan dokter ongkologi dan hematologi.
Baca juga: Gratis untuk Keluarga Pasien dari Luar Kaltara, Gubernur Resmikan Rumah Singgah RSUD dr H Jusuf SK
“Karena apa, karena dua dokter yang bersangkutan tidak berkomitmen dalam kerja sama dengan BPJS. Karena ada informasi mereka kerja sama paruh waktu. Menurut saya sih, wajar saja BPJS memutuskan itu tapi juga di kami itu bukan solusi. Kami harapkan BPJS berkomunikasi dengan rumah sakit. Ini kan cukup lama hampir dua minggu lebih tidak ada greget dari pihak BPJS dan rumah sakit. Tidak ada jawaban memuaskan bagi kami BPJS,” ujar pria berusia 49 tahun ini.
Dan lanjutnya, pihaknya bersama rekan senasib yang harus kemoterapi disarankan keluar daerah.
Dan untuk keluar daerah biaya tentu cukup besar.
Informasi dihimpun pihaknya, jika membayar mandiri, pengalaman rekan yang sudah pernah membayar, satu kali kemoterapi di antara angka Rp7 juta –Rp20 juta bergantung jenis kankernya.
Tentunya ia keberatan mengeluarkan biaya pribadi seperti itu. Ia saat ini hanya menggunakan obatan herbal walaupun tidak disarankan.
Ia saat ini masih menunggu keputusan pihak rumah sakit dan BPJS.
Apalagi pihaknya rutin membayar premi BPJS Kesehatan untuk kelas tiga Rp35 ribu per bulannya.
Ia melanjutkan lagi, ia sendiri bekerja paruh waktu swasta beralamat di Perum Korpri Kelurahan Juata Kerikil.
Kondisinya saat ini pasca kemoterapi pertama, ada perubahan di bagian lehernya.
Dulunya bengkak di leher cukup besar menyerupai gondok. Namun kini sudah agak mengecil bengkaknya dan perlahan menghilang.
RSUD dr H Jusuf SK
BPJS Kesehatan
Nugraha Putra
kemoterapi
membayar mandiri
dokter
dokter umum
Rumah Sakit
dokter onkologi
Tarakan
RSUD
BPJS
| Open Tournament Panahan Kaltara 2025 di Tarakan Berakhir, Ada Potensi Atlet Baru Bermunculan |
|
|---|
| Pemkot Tarakan Hibahkan 675 Kursi ke Nasrani Center, Komitmen Pemerintah Dukung Kegiatan Masyarakat |
|
|---|
| Bantuan Hibah 24 Ekor Kambing ke Poktan Rojo Koyo, Harapkan Dorong Pengembangan Usaha Ternak Petani |
|
|---|
| Wisuda STIMIK PPKIA, Wali Kota Tarakan Ikut Hadiri dan Berikan Penghargaan Bagi Mahasiswa Cumlaude |
|
|---|
| Cepat Dipadamkan Petugas, Rumah Milik Lansia Respen Tubu Malinau Kaltara Nyaris Terbakar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Nugraha-Putra-pasien-yang-didiagnosis-kanker-tehged.jpg)