Berita Nunukan Terkini

Kisah Pilu Ibu Pra Lansia Tinggal Sebatang Kara di Nunukan, Jual Minuman Botol Demi Bertahan Hidup

Bisa mendapatkan hidup lebih baik adalah harapan setiap perantau. Namun sayangnya, tidak semua perantau hidup beruntung. 

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Febrianus Felis
Sriyani (60) yang tinggal sebatang kara di sebuah rumah sewa Jalan Tawakal, RT 01, Kelurahan Nunukan Tengah. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Bisa mendapatkan hidup lebih baik adalah harapan setiap perantau. Namun sayangnya, tidak semua perantau hidup beruntung. 

Sehingga untuk bertahan hidup di perantauan, pekerjaan apapun mau tidak mau harus dijalani. 

Seperti yang dialami seorang ibu pra lanjut usia ( Lansia ) bernama Sriyani (60) yang tinggal sebatang kara di sebuah rumah sewa Jalan Tawakal, RT 01, Kelurahan Nunukan Tengah.

Perempuan asal Provinsi Jawa Timur itu tinggal di rumah sewa berbahan kayu dengan beratapkan seng tanpa plafon. 

Baca juga: Aturan Baru Naik Haji, Larangan bagi Jemaah Lansia di Atas 90 Tahun, ONH 2025 Diusulkan Rp93,39 Juta

Sriyani (60) memperlihatkan kondisi gerobaknya tuhf
Sriyani (60) memperlihatkan kondisi gerobaknya, Minggu (26/01/2025), sore.

Saat hujan turun, tikar lantai rumah Sriyani yang sudah rusak, sedikit basah akibat atap seng yang bocor. 

Rumah sewa dengan luas hanya sekira 2,5×6 meter persegi, membuat Sriyani meletakkan kompor minyak tanah dan peralatan masaknya di samping pintu masuk rumah. 

Untuk melepas lelah pada malam hari, Sriyani tidur di ruangan yang hanya disekat dengan tripleks. 

Sriyani yang tinggal sebatang kara itu hanya ditemani dua anak kucing peliharaannya. 

"Anak saya dua sudah meninggal dunia di Jawa karena sakit. Menikah 18 tahun akhirnya cerai dengan suami. Sehingga saya memilih merantau ke Nunukan tahun 1991," kata Sriyani kepada TribunKaltara.com, Minggu (26/01/2025), sore. 

Sriyani mengaku sejak merantau pertama kali ke Nunukan iya tinggal di rumah sewa Jalan Bhayangkara. 

Namun saat itu kata dia, untuk mencari uang masih jauh lebih gampang, daripada saat ini.  Meskipun saat itu Sriyani hanya bekerja serabutan. 

"Dulu masih zaman kayu bantalan, saya yang dipercayakan untuk membeli kebutuhan Sembako pekerja. Tapi uangnya dari bos. Lumayanlah bisa bayar rumah sewa dan sebagian uang saya tabung. Sekarang ini susah sudah cari uang. Untuk beli sayur dan beras aja sudah syukur sekali," ucapnya.

Sriyani yang mengalami kesulitan hidup akhirnya pindah rumah sewa di Jalan Tawakal yang sampai saat ini menjadi tempat tinggalnya.

Untuk memenuhi kehidupan hidup dan membayar biaya sewa rumah per bulan Rp400.000, Sriyani menjual aneka minuman botol secara eceran yang dibeli di kios.

"Saya jualan minuman botol di Alun-alun sejak 2017. Minuman botol seperti air aqua, pop ice, green tea, sprite, coca cola. Misalnya aqua saya beli Rp3.500 per botol, saya jual Rp5.000 per botol," ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved