Berita Nunukan Terkini

Kisah Pilu Ibu Pra Lansia Tinggal Sebatang Kara di Nunukan, Jual Minuman Botol Demi Bertahan Hidup

Bisa mendapatkan hidup lebih baik adalah harapan setiap perantau. Namun sayangnya, tidak semua perantau hidup beruntung. 

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Febrianus Felis
Sriyani (60) yang tinggal sebatang kara di sebuah rumah sewa Jalan Tawakal, RT 01, Kelurahan Nunukan Tengah. 

Wanita yang sudah mulai beruban itu, menjual aneka minuman botol di dekat Alun-alun Nunukan

Setiap sore Sriyani harus berjalan kaki mendorong gerobak berisi aneka minuman botolan dari rumah ke Alun-alun yang jaraknya sekira 250 kilometer.

Dari pukul 16.00 Wita hingga pukul 21.00 Wita berjualan di Alun-alun Nunukan, Sriyani hanya bisa membawa pulang uang paling besar Rp40.000.

"Dulu yang jualan minuman botolan di situ hanya saya. Jadi kadang saya bawa pulang Rp100.000-Rp150.000. Sekarang sudah banyak yang jualan minuman di situ. Jadi kadang saya hanya bisa bawa pulang Rp40.000. Bahkan pernah hanya Rp10.000," tuturnya.

Untungnya tuan rumah tempat Sriyani menyewa tidak memaksakannya untuk membayar uang sewa per bulan. 

Sehingga uang hasil jualan, hanya cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti sayur, beras, dan minyak tanah.

"Kadang tuan rumah bagi saya beras, kalau sudah tidak ada lagi uang. Minyak tanah untuk kompor saya beli setengah liter saja, Rp11.000. Kalau dapat rezeki lebih saya kumpul-kumpul uang sampai Rp2.000.000. Itu saya kasi tuan rumah Rp1.400.000, sisanya buat saya putar modal beli minuman untuk dijual," ungkapnya.

Jual Gelang Emas Beli Gerobak

Sriyani menuturkan bahwa gerobak yang dia gunakan untuk menjajakan minuman jualannya, dibeli dengan harga Rp1.900.000.

Uang untuk membeli gerobak tersebut, hasil dari menjual gelang emas miliknya.

"Gelang emas itu saya beli dulu saat masih bisa nabung uang. Saya jual Rp3.000.000 untuk beli gerobak dan modal jualan. Itupun saya dibohongi orang yang jual gerobak. Katanya gerobak besi, sekalinya papan tripelks yang dicat hitam. Waktu itu orangnya antar ke rumah malam hari, jadi saya juga tidak lihat secara jelas," imbuhnya.

Lanjut Sriyani,"Sekarang kondisi gerobak mulai ada bocor-bocornya sudah," tambahnya.

Baca juga: Kapolda Kaltara Pimpin Langsung Pengobatan Gratis di Tanjung Palas Bulungan, Utamakan Lansia

Ada Benjolan di Leher

Meski kondisi tubuh sedang tidak stabil, Sriyani tak punya pilihan untuk bertahan hidup, selain menjual minuman botolan di Alun-alun. 

"Ada benjolan di dekat leher. Jadi saya beberapa minggu lalu ke rumah sakit naik angkot untuk periksa. Kata dokter di rumah sakit itu infeksi tapi tidak harus operasi. Cukup minum obat rutin," terangnya.

Rindu Kampung Halaman

Sriyani yang rindu dengan kampung halamannya, hanya bisa berharap suatu saat bisa pulang ke Jawa Timur.

"Kalau ada rezeki lebih saya mau pulang kampung saja. Tinggal di sana saja. Kampung saya itu perbatasan Malang dan Blitar," pungkasnya.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved