Berita Tana Tidung Terkini

Harga Cabai dan Tomat di Pasar Imbayud Taka KTT Turun, Pedagang Keluhkan Daya Beli Masyarakat Lesu 

Harga beberapa komoditas di Pasar Imbayud Taka, Tideng Pale, mulai mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/RISMAYANTI
HARGA KOMODITAS PASAR - Suasana di Pasar Imbayud Taka, Jl Jenderal Sudirman, Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kaltara, Sabtu (15/2/2025).(TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG – Harga beberapa komoditas di Pasar Imbayud Taka, Tideng Pale, Tana Tidung mulai mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir.

Salah satu pedagang sayur di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale, Lis, mengatakan kepada TribunKaltara.com harga cabai kini turun menjadi Rp 85 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 100 ribu.

"Harga cabai turun ini dari Rp 100 ribu jadi Rp 85 ribu sekarang," ujarnya saat ditemui di lapaknya, Sabtu (15/2/2025).

Ia menyebut, harga bawang putih dan bawang merah saat ini masih stabil di angka Rp 50 ribu dan Rp 45 ribu per kilogram.

Baca juga: Sempat Mencapai Rp170 Kg, Harga Cabai di Pasar Imbayud Taka Tana Tidung Mulai Melandai, Rp90 Per Kg

"Semua standar aja sekarang, bawang putih Rp 50 ribu, bawang merah Rp 45 ribu," tambahnya.

Lis menjelaskan, harga sayur mayur cenderung stabil karena sebagian besar dipasok dari petani lokal.

Namun, harga cabai, tomat, dan bawang lebih fluktuatif karena berasal dari luar daerah.

"Kalau sayur itu normal aja, tidak ada kenaikan. Yang biasa naik itu lombok, tomat, sama bawang," katanya.

Ia menambahkan, harga tomat juga mengalami penurunan cukup signifikan.

"Sekarang tomat Rp 25 ribu per kilo, sebelumnya biasa Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu," ungkapnya.

Penurunan harga ini, kata Lis, disebabkan oleh harga beli dari pemasok yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya.

"Karena standar orang masukkan kemarin itu Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu, jadi bisa kita kasih Rp 25 ribu, paling tinggi lah Rp 30 ribu," jelasnya.

Meskipun harga beberapa komoditas turun, Lis mengaku daya beli masyarakat justru ikut menurun.

"Padahal harga-harga ini sudah mulai turun, tapi daya beli masyarakat pun ikut menurun juga," keluhnya.

Untuk komoditas seperti jahe, petai, dan lainnya, ia mengatakan masih harus didatangkan dari luar daerah.

"Kalau kayak jahe dan lain ini biasanya ambil dari luar, kaya Tarakan atau Tanjung Selor, karena tidak ada yang lokal. Kalau dari KTT paling sayur-sayuran aja, kayak kangkung, kacang panjang gitu," tuturnya.

Lis memprediksi harga bahan pokok akan kembali naik saat mendekati bulan puasa.

"Biasanya pembeli meningkat itu dua hari sebelum puasa. Kalau mendekati puasa, harga tetap standar, tapi ketersediaan sayur yang kurang biasanya," katanya.

Ia juga memperkirakan harga cabai, tomat, dan bawang akan mengalami lonjakan karena banyak masyarakat yang mulai membeli untuk stok.

Baca juga: Pasca Nataru Harga Cabai di Pasar Imbayud Taka Tideng Pale KTT Meroket Naik, Rp 170 Ribu Perkilo

"Biasanya dekat puasa ada aja kenaikan kayak lombok, tomat, bawang gitu, karena kan banyak sudah orang beli untuk stok," jelasnya.

Ia pun menuturkan bahwa menjelang Ramadan, komoditas yang paling laris tetap sayur-sayuran, cabai, dan bawang.

"Kalau dekat puasa, yang paling laku ya sayuran, lombok, sama bawang," pungkasnya.

(*)

Penulis : Rismayanti 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved