Berita Nunukan Terkini

Isu Beras Oplosan Merebak, DKUPP Pastikan tak Ada di Nunukan, Sudah Diperiksa Reskrim Satgas Pangan

Di Nunukan Kalimantan Utara tersebar isu bahwa ada beras oplosan di Nunukan. Hal ini membuat masyarakat berrtanya soal kualitas beras.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Abdul Rahman
BERAS DI NUNUKAN - Kasi Pengendalian Barang Pokok, Penting dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Nunukan, Abdul Rahman saat mengecek beras yang didatangkan dari Sulawesi Selatan. Foto diambil pada Juli 2025. . 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Isu beras oplosan yang menyeruak di tingkat nasional memicu kekhawatiran di tengah masyarakat Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). Warga mulai bertanya-tanya soal keaslian dan kualitas beras yang beredar di pasaran.

Merespons hal ini, Kasi Pengendalian Barang Pokok, Penting dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Nunukan, Abdul Rahman menegaskan bahwa tidak ada satu pun dari 28 merek beras yang beredar di enam kecamatan di Nunukan yang sama dengan merek beras dari 10 produsen beras yang sudah diperiksa Reskrim Satgas Pangan.

"Merek-merek beras yang masuk dalam daftar Kementerian Pertanian tidak ditemukan di pasar Nunukan. Masyarakat tidak perlu panik, tapi tetap waspada dan cermat dalam membeli," kata Abdul Rahman kepada TribunKaltara.com, Selasa (15/07/2025), siang.

Abdul Rahman menjelaskan, berdasarkan data DKUPP Nunukan, ada 28 merek beras yang beredar di antaranya adalah Ikan Terbang, Mahkota, 2 Hati, Pimpin, Mawar, Ketupat, Kupu-Kupu, Si Mao-Mao, Putri Salju, Cap Burung Nuri, hingga Anak Ayam.

Baca juga: Langgar Pakta Integritas, HS Tersangka Beras Oplosan Diberi Sanksi, Izin Dicabut Perum Bulog Tarakan

Tidak satu pun yang sama dengan merek-merek milik produsen besar seperti Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, atau PT Sentosa Utama Lestari, yang sedang disorot karena dugaan pengoplosan beras dan penipuan label kemasan.

Meski tidak terdampak langsung, isu ini tetap memicu kecemasan warga. Terlebih, harga beras di Nunukan juga mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.

"Biasanya beras 25 Kg itu Rp395 ribu, sekarang sudah Rp400 ribuan lebih. Beras ukuran 5 Kg yang premium juga naik, dari Rp80 ribu jadi Rp95 ribu. Kalau sampai terbukti beras oplosan beredar, ya kami masyarakat minta tindakan tegas oleh kepolisian dan pemerintah," ucap salah satu warga Nunukan, Nur Aini.

Bahkan untuk kategori medium, harga beras sudah menyentuh Rp155 ribu per 10 Kg. Menurut Abdul Rahman, kenaikan ini disebabkan oleh kondisi di Sulawesi Selatan sebagai daerah pemasok beras ke Nunukan.

"Dari informasi distributor, beras dari Sulawesi Selatan diborong oleh Bulog. Gabah di petani juga naik, dari Rp6.500 menjadi Rp6.800 per Kg. Itu berdampak langsung ke harga jual beras," ungkap Rahman.

Baca juga: Update Beras Oplosan Terbukti, Hasilnya Premium Dicampur dengan SPHP, Uji Laboratorium Kementan  

Abdul Rahman juga mengakui, beras asal Malaysia seperti Cap Burung Nuri masih ditemukan di sejumlah pasar di Nunukan, khususnya di Pulau Sebatik. 

Meski demikian, volume peredarannya tidak sebanyak beras lokal atau nasional.

"Harga beras Malaysia 10 Kg sekira Rp117 ribu sampai Rp120 ribu. Tapi belum bisa dipastikan apakah itu premium atau medium, karena hanya diperoleh dari informasi di lapangan," tuturnya.

DKUPP Nunukan mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada. Masyarakat juga disarankan memeriksa label kemasan, berat bersih, serta izin edar dari merek beras yang mereka beli.

"Kami terus memantau distribusi beras dan siap menindaklanjuti jika ada temuan di lapangan yang mengarah pada pelanggaran," tegas Abdul Rahman.

Sebagai informasi, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa ada 212 merek beras yang tidak sesuai aturan. 

BERAS DI NUNUKAN - Kasi Pengendalian Barang Pokok, Penting dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Nunukan, Abdul Rahman saat mengecek beras yang didatangkan dari Sulawesi Selatan. Foto diambil pada Juli 2025.
BERAS DI NUNUKAN - Kasi Pengendalian Barang Pokok, Penting dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Nunukan, Abdul Rahman saat mengecek beras yang didatangkan dari Sulawesi Selatan. Foto diambil pada Juli 2025. (TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Abdul Rahman)

Praktik yang dilakukan mulai dari pengoplosan beras hingga pengurangan berat kemasan. Pemerintah pusat telah melaporkan kasus tersebut ke Kapolri dan Jaksa Agung, untuk ditindaklanjuti secara hukum.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved