Berita Malinau Terkini
Disperindag Malinau tak Temukan Merek Beras yang Diduga Tidak Sesuai Takaran dan Oplosan
Rabu 16 Juli 2025, tim pengawas Disperindag dan UKM Malinau lakukan pemeriksaan beras di agen dan penyalur terkati dugaan beras oplosan.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU-Beredar adanya dugaan 212 merek beras yang tidak sesuai takaran dan oplosan yang ditemukan Satgas Pangan, hingga kini belum ada di pasaran Malinau, Kalimantan Utara.
Hasil pemantauan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindag) dan UKM Malinau di beberapa agen dan penyalur beras di Malinau Kalimantan Utara, belum ada temuan peredaran merek beras yang tidak sesuai takaran dan oplosan.
"Tadi pagi kami ada periksa ke agen-agen dan penyalur beras. Selain mengawasi harga juga memantau stok dan jenisnya sesuai standar. Sampai saat ini ada beberapa merek yang umum dikonsumsi masyarakat kita, beras Lahap, Jempol termasuk ketupat," ujar Pengawas Perdagangan Disperindag dan UKM Malinau, Joko Agus Santoso, Rabu (16/7/2025).
Saat tim pengawas melakukan pemeriksaan di lapangan hanya ada merek beras yang sudah dikenal dan dominan dikonsumsi warga Malinau, karena mutunya terjamin.
Baca juga: Pengecer di Tarakan Kaget, Saat Tahu Ada Merek Beras Diduga Tidak Sesuai Takaran dan Dioplos
Sehingga dapat dipastikan, merek beras yang tak sesuai standar mutu belum ditemukan beredar di pasaran lokal.
Ini menunjukkan bahwa pasokan beras di Malinau berasal dari distributor atau produsen yang berbeda dari daftar yang tengah dipantau.
Joko Agus Santoso mengatakan, jika dirunut berdasarkan sumber pasokan beras, dua daerah yang paling dominan yakni di wilayah Sulawesi Selatan dan Surabaya.
"Dari agen ini rata-rata ambil dari luar. Di Malinau umumnya dari Sulawesi dan daerah Jawa," katanya.
Sementara itu, pedagang sembako di Malinau Kota, Dian mengaku belum mengetahui adanya dugaan mereka beras yang tidak sesuai takaran dan oplosan tersebut.

Menurutnya, penyalur tidak memungkinkan untuk memeriksa mutu beras. Dan jika hanya dari tampilan, sulit bagi penjual memastikan mana beras oplosan dan mana bukan.
"Kalau dari tampilan kita juga tidak bisa pastikan apakah itu beras sesuai atau nda. Mungkin dari fisik bisalah, dari karungnya. Kaya jahitannya nda bagus atau ada tanda pernah dibuka. Selama ini saya belum ada," kata Dian.
Dian menyebut masyarakat Malinau memiliki kecenderungan memilih jenis beras dengan merek konsisten.
Dian menambahkan, saat ini pedagang dan masyarakat mengeluhkan adanya kenaikan harga dari tingkat agen hingga ke pengecer.
"Sekarang ini lagi naik-naiknya. Kita khawatirnya nanti karena ada isu beras oplosan ini harga beras naik lagi. Kalau beras naik, hampir semua barang naik harganya," kata Pengelola Warung Makan di Malinau Hulu, Andi.
Diketahui, beredarnya dugaan beras tidak sesuai takaran dan oplosan, berawal dari temuan Satgas Pangan dan diungkapkan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman belum lama ini.
(*)
Penulis: Mohammad Supri
beras
takaran
oplosan
ditemukan
Satgas Pangan
Malinau
Kalimantan Utara
Disperindag
Joko Agus Santoso
agen
TribunKaltara.com
Kendala Transportasi Sungai Bahau, Bupati Malinau Kaltara Ungkap Rencana Peledakan Jeram Nta Liang |
![]() |
---|
Dibahas APBD-P Malinau Kaltara, Belanja tak Terduga Dialokasikan Tangani Bencana Sungai Bahau |
![]() |
---|
Optimis Keuangan Daerah Tumbuh Sehat, Bupati Malinau Sampaikan Nota Pengantar APBD Perubahan 2025 |
![]() |
---|
Susun Rencana Daerah Pangan dan Gizi Berbasis Riset, Pemkab Malinau Gandeng BRIN |
![]() |
---|
DPRD Dorong Pendataan Pegawai di OPD Pemkab Malinau Dilakukan Secara Komprehensif, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.