Berita Tarakan Terkini

Lima Tahun Berturut Pekan Budaya Daerah Tarakan Digelar, Masuk Agenda Kementerian Pariwisata

Kementerian Pariwisata telah mengangendakan Pekan Kebudayaan Daerah tiap tahun digelar di Tarakan Kalimantan Utara. Disampaikan Wali Kota.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
PEKAN KEBUDAYAAN DAERAH- Wali Kota Tarakan Khairul saat membuka Pekan Kebudayaan Daerah ke-5 dan rangkaian memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI berlangsung tadi malam, Senin (18/8/2025). 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Momen pembukaan Pekan Kebudayaan Daerah ke-5 di  Tarakan Kalimantan Utara berlangsung sukses. Kegiatan ini merupakan rangkaian memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Senin (18/8/2025) malam di Taman Berkampung.

Pekan Kebudayaan Daerah yang diadakan di Taman Berkampung, Tarakan Kalimantan Utara ini berlangsung selama tiga hari mulia, Senin (18/8/2025) hingga Rabu (20/8/2025)  menampilkan sejumlah stand aneka kuliner dan budaya masing-masing daerah 

Dalam sambutannya, Wali Kota Taraka Khairul menyampaikan pekan kebudayaan ini menampilkan berbagai macam keberagaman budaya dan suku yang ada di Tarakan. Pekan Budaya sendiri sudah masuk ke-5 tahun dilaksanakan karena masuk dalam agenda Kementerian Pariwisata.

Di momen HUT ke-80 Kemerdekaan yang paling penting adalah tidak sekadar peringatan seremoni tapi juga kemerdekaan diperoleh dengan perjuangan oleh pejuang pendahulu. Ada kewajiban mengisi kemerdekaan dan mempertahankan serta melestarikannya.

Baca juga: Pekan Kebudayaan Daerah IV di Tarakan Dibuka, Hadirkan Aneka Ragam Budaya Lokal Tidung dan Lainnya

"Kalau kita lihat kemerdekaan Indonesia tak lepas ditopang seluruh suku budaya dan agama. Saya kira paling penting dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia maka tentu kita harus melestarikan dengan mengisi sebagai bagian budaya melestarikan dan mempertahankan kemerdekaan," ujar Khairul.

Jangan sampai lanjutnya budaya yang sudah ada sejak dulu hilang. Esensi pekan budaya yang dilaksanakan berturut lima tahun terakhir adalah demikian.

"Malam ini ( tadi malam) adalah pekan budaya kelima. Artinya sudah masuk lima tahun kita melaksanakan dan biasanya dirangkaia dengan pesta budaya Iraw Tengkayu. Hanya saja kemarin Pekan Budaya masuk agenda Kemenpar maka kita diminta memisahkan dari pesta budaya  Iraw Tengkayu," bebernya.

Keduanya sama-sama merupakan agenda  yang sudah terdaftar di Kemenpar RI. Karena lanjutnya hampir semua suku ada di Kota Tarakan. Sepatutnya kata Khairul, warga Tarakan berasal dari berbagai suku melestarikan budayanya masing-masing.

"Supaya kita bisa perkokoh kesatuan dan persatuan. Budaya dipelihara tetap saja  dalam bingkai NKRI dan filosopi kita selalu terapkan di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung," ungkapnya. 

Baca juga: Batik Karya Napi Lapas Tarakan Tampil di Pekan Kebudayaan Daerah, Jadi Salah Satu Produk Unggulan

Penghargaan terhadap budaya lokal juga harus dilaksanakan. Pelestarian masing-masing budaya daerah tidak lantas mendikotomikan atau mempertentangkan antara budaya dari berbagai budaya di Indonesia dan lokal.

Seluruh warga Tarakan punya kewajiban memelihara dan mengembangkan melestarikan adat budaya lokal yakni budaya Tidung.

"Bukan untuk menimbulkan arogansi suku tapi ini bagian dalam rangka mengingatkan kita Tarakan ini dihuni berbagai suku. Wajib dijaga dengan baik, saling toleransi dan saling menghargai," bebernya.

Sehingga menjadi kewajiban untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Tahun ini juga ruang bersama Tarakan HIBOT.

"HIBOT dari bahasa Tidung artinya hebat. Tapi ini juga sekaligus menjadi singkatan dan jika diurai kepanjangannya Handal, Inovatif, Berbudaya, Unggul dan Tangguh. Mudahan Tarakan selalu menjadi kota handal inovatif berbudaya dan menghargai budaya lokal harapan kita bisa jadi kota unggul di jajaran kota Indonesia sampai level internasional," pungkasnya. 

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved