Berita Malinau Terkini

Kepiawaian Nelayan Tradisional di Malinau Kalimantan Utara, Buat Alat Tangkap dengan Merajut Jala

Beginilah kepiawan nelayan tradisional di Malinau Kalimantan Utara dalam merajut jala atau pukat sebagai alat tangkap.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ MOHAMMAD SUPRI
MERAJUT JALA – Nelayan merajut jala dan pukat tradisional pada Sabtu (15/11/2025). Tradisi ini menegaskan ketahanan budaya masyarakat sungai. 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU – Tradisi pembuatan alat tangkap dengan model merajut menjadi bagian dari kebiasaan nelayan di pesisir Malinau, Kalimantan Utara.

Umumnya, alat tangkap tradisional yang digunakan nelayan tradisional di pesisir berupa jala dan pukat. Sejak dulu alat dari mata pencarian masyarakat di pesisir Sungai Sesayap dirajut manual.

Hingga kini, teknologi berkembang, alat tangkap saat ini lebih dominan menggunakan peralatan tangkap modern. Tradisi merajut jala dan pukat sudah mulai jarang ditemukan.

Tradisi ini dilestarikan kembali melalui forum silaturahmi dikemas dalam lomba sederhana oleh Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Malinau.

Baca juga: Nelayan di Tana Tidung Pakai Alat Tangkap Setrum dan Racun Bakal Dirazia, Sungai Sesayap Tercemar

"Ini umumnya rutin kita lakukan untuk pelestarian tradisi nelayan tradisional. Tahun ini temanya alat tangkap," ujar Ketua DPD KNPI Malinau, Siti Aminah, Sabtu (15/11/2025).

Suasana lomba menegaskan kehidupan sungai yang terus bergerak di tengah perubahan zaman. Peserta membuat simpul dengan ketelitian tinggi untuk menghasilkan alat tangkap yang kuat.

Komunitas nelayan diuji kepiawaiannya merajut jala dan pukat. Meski peserta kebanyakan kalangan berumur, ketelitian dalam menghubungkan simpul-simpul didukung pengalaman bertahun-tahun.

Kegiatan ini membantu menjaga teknik merajut yang diwariskan turun-temurun. Ajang tersebut mendorong ketepatan pola rajutan pukat pada kondisi sungai yang dinamis.

“Momentum ini juga untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan serta memperkuat silaturahmi antarwilayah,” ucap Siti Aminah.

Nelayan Merajut jala 02 15112025.jpg
MERAJUT JALA – Nelayan merajut jala dan pukat tradisional pada Sabtu (15/11/2025). Tradisi ini menegaskan ketahanan budaya masyarakat sungai.

Rangkaian lomba memperlihatkan upaya menjaga alat tangkap tradisional agar tetap bertahan di era modern. Warisan merajut pukat menjadi simbol ketahanan budaya masyarakat pesisir sungai.

(*)

Penulis: Mohammad Supri

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved