Gubernur Kaltim Tolak MoU Tolak UU Cipta Kerja, Isran : Siapa yang Bilang Mereka Mau Saya Kesana?
Gubernur Kaltim tolak MoU tolak UU Cipta Kerja Demonstran, Isran : siapa yang bilang mereka mau saya kesana?
TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA - Jalan Buntu Gubernur Kaltim tolak MoU tolak UU Cipta Kerja Demonstran, Isran : siapa yang bilang mereka mau saya kesana?
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kaltim Menggugat ( Mahakam ) masih berada di depan Kantor Gubernur Kaltim, Senin (12/10/2020) petang.
Para mahasiswa ini tetap meminta perwakilan DPRD Kaltim, dan pemerintah provinsi untuk menandatangi Memorandum of Understanding (MoU).

Baca juga: 17 Orang Diamankan, 14 Diantaranya Pelajar, Diduga Akan Ikut Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja
Baca juga: Ferdinand Hutahaean Bakal Loncat ke PDIP? Anak Buah Megawati Buka Pintu ke Eks Demokrat
Baca juga: BERUNTUN Sehari 3 Kebakaran Terjadi di Kecamatan Samarinda Ulu & Ilir Kota Samarinda Provinsi Kaltim
Baca juga: Jelang Malam Ramah Tamah HUT Ke 21 Nunukan, Bakal Pajang Hasil Lukisan Pelajar Nunukan
Isi MoU sebagai bentuk persetutujuan antara mahasiswa dan pemerintah untuk menolak UU Cipta Kerja.
Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo sempat mendatangi untuk menjelaskan kepada mahasiswa.
Pihak akan menerima masukan dari para mahasiswa yang nantinya akan dikirimkan ke pemerintah pusat.
Sementara itu Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan alasan ia datang ke kantor Gubernur karena inisiatifnya sendiri.
"Tapi saya tidak kedepan, Karena ada hitungannya. Siapa yang bilang mereka mau saya kesana?," kata Isran Noor.
Hingga pukul 18.00 wita, tidak ada respon sama sekali. Bahkan Isran Noor pergi dari kantor DPRD Kaltim.
Hingga habis adzan magrib atau 18.55 Wita wakil Gubernur Hadi Mulyadi mendatangi para mahasiswa.
Angin segar berhembus bagi mahasiswa.
Namun jawaban yang dilontarkan Hadi Mulyadi kurang lebih seperti yang dilontarkan Isran Noor.
"Kami dalam kesempatan ini menyampaikan dan menyalurkan apa yang disampaikan kepada kami," kata Hadi Mulyadi.
Namun pihak mahasiswa tetap bersikeras untuk meminta pemerintah maupun DPRD menandatangi MoU tersebut.
"Bapak wakil Gubernur yang terhormat. Untuk bapak DPRD Provinsi Kalimantan Timur bahwasanya sinyal kami kami akan bubar ketika MoU yang kami bawa disepakati dan ditandatangani, betul," seru mahasiswa.
Baca juga: Walikota Tarakan dr Khairul Bersama DPRD Tarakan Janji Sampaikan Aspirasi Massa Tolak UU Cipta Kerja
Baca juga: Malam Ramah Tamah HUT Ke-21 Nunukan, Panitia Pamerkan Hasil Lukisan Pelajar Nunukan
Baca juga: Berperan Penting dalam Meningkatkan Perekonomian Desa, DPMD Fokus Perkuat Kelembagaan Posyantek
Baca juga: Walikota Tarakan Khairul dan Ketua DPRD Duduk Lesehan di Tengah Demonstran, Janji Sampaikan Aspirasi

Namun Hadi Mulyadi bersama pejabat lainnya tidak merespon.
Justru mereka balik badan enggan merespon para mahasiswa.
Selang hampir setengah jam mahasiswa enggan membubarkan diri.
Sampai petugas membubarkan paksa dengan gas air mata.
Para demonstran kocar kacir usai terkena gas air mata.
Bahkan mahasiswa ada yang bersembunyi di kantor PUPR Kaltim.
Sekitar puluhan mahasiswa pingsan di kantor PUPR.
Langsung saja petugas medis dari relawan maupun puskesmas turun menyelematkan para mahasiswa tersebut.
Aldi salah satu mahasiswa mengalami luka di pergelangan tangannya.
Lukanya tangan tersebut diakibatkan oleh pagar kawat yang terpasang di depan pagar kantor DPRD Kaltim.
"Tadi pegang kawatnya Pas gas air mata keluar semuanya pada terhambur tidak karuan. Saya pas pegang kawat itu di area tangan dan baju saya," kata Aldi.
Suasana di kantor PUPR begitu mencekam.
Puluhan relawan silih berganti memberikan pertolongan.
Bahkan beberapa mahasiswa ada yang pingsan.
Kemudian ada yang dibopong dan dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulance.
Hingga berita ini diturunkan, Polisi masih mengamankan lokasi demonstrasi.
Baca juga: Satgas TMMD ke 109 Rehab Masjid An-Nur di Karang Harapan Tarakan, Sudah Capai 94 Persen
Baca juga: Dianggap Berhasil Tangani Covid-19, Pemkab Bulungan Keciprat Rp 14 Miliar dari Pemerintah Pusat
Baca juga: Luna Syantik Seorang Transgender di Tarakan Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja, Cuma Mau Menghibur
Baca juga: Demokrat Tolak UU Cipta Kerja Ferdinand Hutahaean Pilih Mundur, Berikut Biodata, Pindah Partai Ini
Transgender di Tarakan Ikut Demo
Ingin melihat aksi unjuk rasa berjalan damai, Luna Syantik, seorang transgender datang ke lokasi unjuk rasa terkait Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yakni di depan gedung DPRD Kota Tarakan.
Berbalut baju loreng dan celana panjang hitam serta tas hitamnya ia datang menuju kerumunan massa aksi.
Sambil berjalan ia mengibaskan rambut blondenya yang panjang terurai.
Tampak massa aksi terhibur akan kedatangannya. Tak jarang massa aksi meminta Luna berorasi, bahkan meminta dia untuk berjoget ria.
"Luna perbaiki anting dulu," kata dia sambil memegang anting yang terpasang di kuping kanannya.
Dia mengatakan, tanpa suruhan ia datang ke lokasi aksi tersebut. Lanjut ia sampaikan, dirinya tidak memihak siapapun, artinya murni untuk menghibur para pengunjuk rasa.
"Aku datang ke sini bukan mau ikut demo, tapi mau menghibur. Aku mau demonya damai," jelasnya.
Betul saja, unjuk rasa kali ini tanpa aksi anarkis dari massa, juga tanpa aksi represif dari aparat keamanan.

Baca juga: Sebut Muka & Kepala Dipukuli Polisi, Demonstran UU Cipta Kerja di Jogja Dipaksa Ngaku Provokator
Baca juga: Anak Sultan Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja Omnibus Law, Begini Penampilan Outpitnya