Opini

Proyek IKN Nusantara dan Pekerja Lokal yang Tidak Berdaya

Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara dengan konsep selangit ternyata belum seluruhnya mampu memberdayakan masyarakat lokal.

Editor: Sumarsono
IST
Rektor Uniba Dr Isradi Zainal (kanan) saat menjadi narasumber dalam diskusi "Arti Penting Pemindahan IKN Nusantara bagi Masyarakat Kaltim", beberapa waktu lalu. 

Sebut saja dari Pemerintah dan CSR atau bantuan dari perusahaan yang ada di IKN Nusantara.

Bisa juga dari kontraktor yang memenangkan tender di IKN Nusantara.

Bahkan di salah satu pertemuan di Polda Kaltim sempat disampaikan harapan agar warga eksisting di IKN Nusantara dididik dan dilatih menjadi warga yang unnggul, cerdas, peduli,toleran, sehat, selamat dan sejahtera.

Cara ini bisa mempercepat visi dan tujuan IKN Nusantara. Jangan sampai kotanya cerdas tapi masyarakatnya tidak.

Dalam kaitan dengan masalah ketenagakerjaan,  dan tenaga kerja lokal, penyerapan untuk bekerja di IKN Nusantara belum optimal.

Hal ini dibuktikan dengan masih kurangnya pekerja lokal yang terlibat, bahkan mereka yang sudah dilatih oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian PUPR masih banyak terabaikan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasinya, namun belum didapatkan hasil yang maksimal.

Baca juga: IKN Nusantara Ada di Kutai Kartanegara, Yulius Lamus Sebut Kampung Adat Putak Kukar Makin Dikenal

Saat bidang sosial, budaya dan pemberdayaan masyarakat dikoordinir Dr Diani, dan sudah dilakukan dengan pihak Kementerian PUPR dan Dinas Tenaga Kerja. Upaya tersebut masih memberikan hasil.

Bahkan pada 22 Januari 2023 penulis ditemui oleh sejumlah pekerja lokal menyampaikan masalah dan unek-uneknya.

Kebetulan saat itu ada acara kunjungan ke IKN Nusantara bersama Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Penulis berusaha mendengarkan, dan untuk selanjutnya menyampaikan ke sejumlah pimpinan Otorita IKN, termasuk pihak yang bertanggung jawab untuk memperhatikan mereka.

Namun hingga kemarin penulisa masih dihubungi, bahwa sampai saat ini masalah tersebut belum tuntas, bahkan gaji mereka belum semuanya diserahkan sesuai perjanjian.

Untuk berdiskusi lebih jauh, penulis ajak mereka makan bakso bareng di salah satu tempat di Sepaku, Penajam Paser Utara tak jauh dari lokasi IKN Nusantara.

Baca juga: Cerita Kades di Dekat IKN Nusantara, Mengaku Pernah Didatangi Aparat Usai Laporkan Tambang Ilegal

Mereka menyampaikan unek-uneknya. Ada yan bilang setelah pelatihan tidak ada yang hubungi lagi.

"Kami ini ibarat anak kehilangan induk, tidak tahu kemana mau bertanya".

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved