Opini
Proyek IKN Nusantara dan Pekerja Lokal yang Tidak Berdaya
Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara dengan konsep selangit ternyata belum seluruhnya mampu memberdayakan masyarakat lokal.
Ada yang bilang," semua yang disampaikan di awal hanya sekadar janji ".
Hingga kemarin penulis masih dihubungi mereka, karena belum ada progres terkait tuntutannya.
Penulis mengingatkan untuk menghubungi pihak terkait (Bu Diani ) seperti biasanya.

Memang selama ini Bu Diani ikut membahas dengan teman-teman bersama stakeholder dimana penulisa di dalam WA grup tersebut dan bagaimana membantu mereka.
Jika penulisa perhatikan tampaknya Otorita IKN sendiri tidak berdaya menghadapinya.
Belum lagi data yang kurang lengkap dan masih konvensional.
Konsep smart dan digital yang selama ini didengungkan ternyata belum mampu diterapkan untuk masalah tenaga kerja dan pemetaan tenaga kerja yang ada di IKN Nusantara.
Masalah ketenagakerjaan di IKN Nusantara sejak awal luput dari perhatian dan dilibatkan tim transisi IKN.
Penulis melihat ada kekurang pahaman dengan masalah ketenagakerjaan oleh Pemerintah termasuk Otorita IKN.
Padahal IKN Nusantara yang akan dibangun denga puluhan ribu tenaga kerja membutuhkan perhatian khusus.
Penulis banyak menemukan pekerja yang tidak tahu gajinya berapa, ada juga pekerja yang tempat makannya miris, ada juga yang digaji tidak sesuai perjanjian.
Ini terjadi terhadap sejumlah pekerja, termasuk pekerja lokal.
Mereka seperti orang-orang yang tidak berdaya yang memerlukan pemberdayaan.
Baca juga: Pembangunan Infrastruktur IKN Nusantara Berpengaruh Positif, Ekonomi Kaltim Tumbuh tapi Melambat
Miris juga, sepertinya mereka butuh perhatian tapi pihak yang seharusnya mengurusnya jarang bertemu dengan mereka.
Semua disibukkan dengan kunjungan progres pembangun. Mereka kebanyakan hanya memperhatikan bangunan dan barang, manusianya jarang.
Sejak lama penulis mengingatkan agar IKN Nusantara dibangun jiwanya dan dibangun badannya.
Saat penulis menyelesaikan artikel ini, ada puluhan pekerja yang sudah dilatih yang lagi nganggur.
Mereka menginfokan sudah menghubungi pihak yang bertanggung jawab, tapi belum ada jawaban. (*)
Likuiditas Perekonomian Indonesia: Pertumbuhan M2 yang Menggembirakan |
![]() |
---|
Sekolah: Harapan Terakhir atau Sumber Masalah dalam Pemberantasan Korupsi? |
![]() |
---|
Persepsi Negatif terhadap Organisasi Kemasyarakatan |
![]() |
---|
Menciptakan Ruang Aman dari Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Lingkungan Kampus, Suatu Refleksi |
![]() |
---|
Kepala Daerah itu Bukan Pejabat Partai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.