Opini
Tantangan Rupiah Digital dalam Sistem Pembayaran yang Inklusif, Integratif, dan Protektif
Sesuai Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 dan Blueprint Pengembangan Pasar Uang 2025, Bank Indonesia mendorong transformasi digital nasional.
Keberadaan HP adalah menjadi syarat utamanya.
Data dari Kementerian komunikasi dan Informatika jumlah pelanggan telepon seluler tahun 2021 adalah sebanyak 365.872.680 pelanggan.
Angka ini melebihi jumlah penduduk Indonesia tahun yang sama, yaitu sekitar 272 juta orang. Meskipun faktanya tidak semua penduduk memiliki HP.
Baca juga: Tarakan Dijuluki Kota 1.000 Kafe, Kota Terkaya ke-7 di Indonesia, Transaksi Digital jadi Penyumbang
Namun angka itu menunjukkan bahwa, keberadaan HP sudah menjadi bagian keseharian orang Indonesia.
Artinya potensi penyebaran Rupiah Digital dalam negeri adalah sebanyak pelanggan telpon seluler.
Berdasarkan logika itu maka, Rupiah Digital dapat menjadi pilihan strategi menciptakan SPI yang inklusi.
Ini penting karena Bank Dunia merilis bahwa unbanked di Indonesia masih sangat tinggi.
Tahun 2019 terdapat 51 persen penduduk dewasa Indonesia yang tidak terakses bank (unbanked). Kemudian tahun 2021 berkurang sedikit menjadi 48 persen.
Nilai itu setara dengan 97,74 juta populasi orang dewasa.
Banyaknya pemakai smart phone adalah kekuatan dan sekaligus peluang untuk mendekatkan masyarakat dengan pasar uang.
Apalagi jika para pengguna HP itu dalam melakukan transaksi menggunakan Rupiah Digital.
Karena itu dapat dinyatakan bahwa, Rupiah Digital dihadapkan pada tantangan dan peluang. Tingginya unbanked adalah tantangan.
Sementara banyaknya pengguna HP adalah peluang.
Jika Peluang tersebut bisa dimanfaatkan maka, Rupiah Digital menjadi salah satu instrumen mewujudkan visi “SPI 2025 yang mendukung integrasi ekonomi-keuangan digital nasional sehingga menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas sistem keuangan”.
Kendala Rupiah Digital dalam Integrasi Ekonomi

:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Mariyono-MM.jpg)
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/20250926-Andri-Ridwan.jpg) 
												      	:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Dosen-Fakultas-Ekonomi-Universitas-Borneo-Tarakan-Dr-Margiyono.jpg) 
												      	:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Dr-Anna.jpg) 
												      	:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Malewa-Adnan.jpg) 
												      	:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Andi-Surya-Cipta-SE.jpg) 
												      	 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Sholihin-Bone-17032024.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Eric-Yohanis-Tatap-140425.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Dosen-STMIK-PPKIA-Tarakanita-Rahmawati-030325.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Ramadan-era-teknologi-digital-030325.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Sumarsono2.jpg) 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.