Mata Lokal Memilih
Hasil Survei Terbaru Capres 2024, Ganjar masih Ungguli Prabowo dan Anies,’Top Three’ Sulit Digeser
Hasil survei terbaru Capres 2024 dari Indikator Politik Indonesia, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan berada di posisi tiga teratas.
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Berikut hasil survei terbaru elektoral Capres 2024 yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan masih menduduki posisi tiga teratas alias 'Top Three'.
Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi mengatakan 'Top Three' sulit digeser sebab memiliki popularitas yang besar dan punya basis geografis besar.
Popularitas Gubernur Jawa Tengah masih menungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Elektabilitas Ganjar Pranowo, Prabowo, dan Anies Baswedan cenderung sticky. Mereka punya tingkat kedikenalan besar, punya nasional platform, umumnya mereka punya basis geografis besar," ujar Burhanuddin pada Rilis Survei Nasional: Dinamika Elektoral Capres dan Cawapres Pilihan Publik dalam Dua Surnas Terbaru, Minggu(26/3).
Dikemukakan, Ganjar Pranowo cukup kuat di Jawa Tengah, sedangkan Anies Baswedan kuat di DKI Jakarta, Banten dan sebagian Jawa Barat.
Prabowo Subianto sendiri cenderung dikenal di banyak tempat.
Baca juga: Keseharian Anies Baswedan Bakal Capres 2024: Tak Pernah Khawatir dengan Apa yang Ditulis di Medsos
Dinamika pergerakan agregat suara 'Top Three' cenderung naik dari Januari 2022, hingga Maret 2023.
Selain itu, agregat jumlah pemilih kandidat Capres 2024 di bawah 'Top Three' malah semakin menurun.
Hal ini yang menurut Burhan juga membuat posisi 'Top Three' sulit digeser, jika tidak ada keajaiban.
"Kalau tidak ada mukjizat kemungkinan sulit untuk terjadi perubahan di tingkat masa mengenai 'Top Three' ini, karena sudah melekat," ujarnya.
Dalam simulasi Pilpres 2024 kepada 19 nama Capres, jika pemilihan diadakan sekarang, Ganjar Pranowo masih menduduki posisi teratas, disusul Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Ganjar Pranowo memimpin dengan angka 30,8 persen. Sedangkan Anies Baswedan dan Prabowo memiliki elektabilitas seimbang di level 21,7 persen.
Burhanuddin menganalogikan tren persaingan antara Ganjar Pranowo, Prabowo, dan Anies Baswedan mirip seperti pacuan kuda.
Sebab, pada Februari 2020 lalu, Prabowo menjadi Capres yang paling unggul, sementara Anies Baswedan berada di peringkat dua, dan Ganjar Pranowo peringkat tiga.
Pada Januari 2021, Ganjar Pranowo menyalip Anies Baswedan di peringkat kedua.
Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas, Ganjar masih Ungguli Prabowo dan Anies: Biasa Saja, Tidak Ada yang Wow
Setahun kemudian, pada April 2022, Ganjar Pranowo memuncaki survei dengan menyalip Prabowo.
Prabowo bahkan semakin turun ke peringkat tiga karena juga disalip oleh Anies Baswedan.
Sebab, sekitar bulan Oktober-November 2022, Anies Baswedan dideklarasikan oleh Partai Nasdem menjadi bakal Capres.
Burhanuddin menyebut elektabilitas Prabowo sebagai Capres akhir-akhir ini mengalami kenaikan, imbas dari endorsement Presiden Jokowi.
Padahal, tingkat elektabilitas Prabowo sebelum di-endorse Jokowi cenderung menurun.
Bentuk-bentuk endorsement yang dimaksud, menurut Burhanuddin, ialah saat Jokowi menyebutkan tahun 2024 merupakan jatah Prabowo sebagai presiden dan Prabowo seringkali terlihat bersama dengan Jokowi.
"Terus terang kita agak jarang mendapati pola elektabilitas atau dukungan yang menurun kemudian tiba-tiba meningkat.
Ini kan elektabilitas Pak Prabowo setahun terakhir kemudian tiba-tiba meningkat dalam beberapa bulan terakhir," katanya.
Baca juga: Update Lembaga Survei Indonesia, Elektabilitas Ganjar Pranowo Kalahkan Anies Baswedan dan Prabowo
Ia lantas menampilkan perbandingan hasil analisis survei pendukung Prabowo dan Jokowi pada Pilpres 2019.
Menurut analisis tersebut, pada kalangan pemilih Jokowi sebagai Capres 2019, dukungan terhadap Prabowo menjadi Capres di Pilpres 2024 meningkat sekitar 2 persen, dari 17 persen ke 19 persen.
Padahal, jika Prabowo tidak mendapatkan endorsement dari Jokowi, elektabilitas Prabowo akan terus menurun.
"Jadi kalau enggak ada endorse Jokowi tinggal nunggu waktu, habis (dukungannya). Jika kita bandingkan sebelum ada endorsement dan setelah ada endorsement itu kenaikannya 2 persen, efeknya cukup besar," terangnya.
Sementara itu, Burhanuddin juga memperlihatkan grafik elektabilitas Prabowo sebagai capres 2024 pada pendukungnya sendiri.
Berdasarkan grafik tersebut, elektabilitas pendukung Prabowo menurun drastis sebelum ia mendapatkan endorsement dari Jokowi.
"Untuk pemilih Prabowo 2019 itu efeknya enggak jelas. Yang memilih Pak Prabowo (pada tahun) 2019 itu udah pada lari, bahkan sebelum Anies Baswedan diusung Partai Nasdem sebagai Capres di bulan Oktober," tuturnya.
Mereka yang meninggalkan dukungan terhadap Prabowo, kata Burhanuddin, terutama ialah basis islamis. Apalagi, setelah Prabowo tergabung dengan kursi pemerintahan.
"Makanya ketika Jokowi endorse Prabowo, efek terhadap pendukung Prabowo itu kecil karena pendukung Prabowo sendiri sudah lari, terutama setelah Prabowo tergabung dengan pemerintah," ucapnya.(Tribun Network/mat/ras/wly)
hasil survei terbaru
Capres 2024
Capres
Ganjar Pranowo
Prabowo Subianto
Prabowo
Anies Baswedan
Pilpres 2024
Presiden Jokowi
Jokowi
Partai Nasdem
Burhanuddin Muhtadi
Indikator Politik Indonesia
Pelantikan Kepala Daerah Bakal Mundur setelah 13 Maret 2025, Sidang Gugatan Isran-Hadi Tunggu MK |
![]() |
---|
Berkat Gugatan Mahasiswa UIN, MK Hapus Aturan Presidential Threshold: Semua Parpol bisa Usung Capres |
![]() |
---|
MK Terima 277 Sengketa Pilkada 2024, 15 Cagub-Cawagub Ajukan Gugatan, Termasuk Kaltim Isran-Hadi |
![]() |
---|
Optimisme Ekonomi Kalimantan Utara Pasca Pilkada Serentak 2024 dan Kebijakan PPN 12 Persen |
![]() |
---|
Akar Masalah Tim Ridwan Kamil-Suswono Bakal Ajukan Gugatan ke MK soal Pilkada Jakarta 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.