Hikmah Ramadhan
Memanfaatkan Kesempatan di Bulan Ramadhan
ALLAH SWT Maha Pemurah lagi Maha Pengasih senantiasa memberikan nikmat kesempatan kepada manusia tanpa diminta.
Oleh: Drs KH Muhammad Haiban, Wakil Ketua Umum MUI Kalimantan Timur
TRIBUNKALTARA.COM - ALLAH SWT Maha Pemurah lagi Maha Pengasih senantiasa memberikan nikmat kesempatan kepada manusia tanpa diminta.
Namun banyak manusia yang tidak menyadari bahkan sebagian manusia kurang dapat memanfaatkannya.
Justru sering menyia-nyiakan dan kemudian hari menyesal.
Ada dua nikmat Allah SWT yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang ialah nikmat sehat dan kesempatan.
Allah SWT berfirman di dalam surat Al’ashr yang artinya:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta saling wsiat mewasiatkan dalam kebenaran dan wasiat mewasiatkan dengan kesabaran”.
Ayat tersebut memberikan pesan kepada manusia untuk memperhatikan dan memanfaat waktu/kesempatan mengisi dengan melakukan berbagai macam ibadah atau amal shalih.
Dalam sebuah hadits, “Ni’mataani menghbuunun katsirun minannasi, ashihah wal faragh” artinya, “Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia terlengah, ialah (nikmat) sehat dan kesempatan”.
Baca juga: Kumpulan Pantun Ajakan Shalat 5 Waktu yang Bisa jadi Ajang Saling Mengingatkan di Bulan Ramadhan
Disadari atau tidak disadari kesehatan dan kesempatan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam melakukan aktivitas hidup di dunia baik untuk bekerja mencari nafakah, bermasyarakat maupun untuk beribadah.
Seorang yang melakukan pekerjaan apa saja dan sekecil apapun, fisik dan mentalnya harus selalu dalam keadaan sehat.
Untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan yang tidak perlu mengeluarkan energi fisik pun harus sehat.
Maka orang-orang yang sedang menderita sakit boleh tidak berpuasa, namun harus mengganti puasanya pada hari-hari yang lain di luar bulan Ramadhan.
Firman Allah, “Faman kaana minkum mariidlan au ‘ala safarin fa’iddatun min ayaamin ukhar”.
Artinya, “ Siapa di antara kamu yang sakit atau sedang dalam bepergian maka boleh tidak berpuasa dan mengganti puasa pada hari-hari yang lain”.
Begitu pentingya kesehatan jasmani bagi kehidupan manusia.
Begitu pula sangat berharganya kesempatan bagi orang yang memahaminya, namun orang yang tidak memahami sering menyia-nyiakannya.
Orang yang memiliki pandangan materialistik atau seorang pedagang mengatakan bahwa waktu adalah uang.
Artinya siapa yang tidak memanfaatkan waktunya maka akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan sejumlah uang.
Baca juga: Inilah Tiga Momentum yang Tidak Boleh Disia-siakan pada Bulan Ramadhan
Karena itu ada pepatah yang mengatakan “Time is money” artinya waktu (kesempatan) itu nilainya adalah uang.
Adapun bagi orang-orang yang beriman kesempatan tidak sekedar diperlukan untuk melakukan aktivitas hidupnya dalam profesi dan bermasyarakat, tetapi disadari sebagai anugerah Allah SWT.
Kesempatan diterima sebagi nikmat Allah SWT yang amat berharga dan tidak dapat dinilai dengan materi.
Kesempatan / waktu yang sudah berlalu tidak dapat diputar ulang sehingga siapa yang tidak memanfaatkannya rugilah dia.
Orang-orang yang pandai memanfaatkan kesempatan akan memperoleh keuntungan, ibarat petinju professional yang pandai memanfaatkan kesempatan untuk melempar jab-jab terhadap lawannya dapat mengumpulkan nilai, sehingga pada akhir pertandingan minimal menang angka.
Kadang ada petinju berambisi untuk mengalahkan lawannya dengan menang KO tetapi karena tidak mau memanfaatkan waktu untuk melempar jab akhirnya kalah.
Orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT senantiasa ingat atas nikmat-Nya termasuk nikmat sehat dan kesempatan sehingga dapat menemui bulan Ramadhan.
Oleh karena itu ketika Allah SWT memberikan kesempatan untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan 1444 H.
Baca juga: Bina Akhlak dan Karakter Pelajar Malinau, Pesantren Kilat di Ramadhan Tahun Ini Diaktifkan Lagi
Maka disyukuri dengan melakukan ibadah puasa melakukan segala amal ibadah sunnah yang telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW.
Artinya kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk beribadah, mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Segala pekerjaan yang tidak bernilai ibadah ditunda dulu. Kita sekarang sedang diberikan kesempatan oleh Allah SWT bertemu dengan bulan suci Ramadhan 144 H.
Dan diberikan kenikmatan sehat jasmani maupun rohani sehingga mampu melakukan berbagai macam aktivitas hidup beribadah dan bermasyarakat.
Kita diberikan kesempatan untuk mengisi waktu selama satu bulan untuk beribadah kepada-Nya.
Oleh karena itu marilah kita gunakan kesempatan hidup yang telah diberikan Allah ini karena kita tidak pernah tahu dan tidak tahu sampai kapan kesempatan hidup yang diberikan Allah SWT.
Mungkin malam atau esuk ajal sudah sampai dan Allah mengutus Malaikat ‘Izrail untuk mencabut nyawa kita, wallahu a’lamu bisshawab.
Amal ibadah yang kita kerjakan setiap hari di bulan suci Ramadhan yang wajib ialah berpuasa.
Adapun ibadah sunnah yang dituntunkan ialah shalat malam (tarawih), membaca Al Quran, memberi buka kepada orang yang berpuasa, memberikan shadakah melalui badan atau lembaga ‘amil yang sudah resmi, dan melakukan i’tikaf di masjid.
Di samping itu jauhkan sejauh-jauhnya semua perbuatan maksiat dan sikap yang tercela.
Hendaknya setiap hari kita masing-masing mengevaluasi dan melakukan introspeksi (muhasabah) terhadap kebajikan (ibadah) yang sudah kita lakukan maupun perbuatan buruk atau kesalahan yang pernah kita kerjakan selama bulan Ramadan tahun 1444 H.
Ada baiknya apabila kita mampunyai catatan harian seperti murid-murid sekolah, setiap selesai Shalat Tarawih mereka menyodorkan buku visum untuk ditanda tangani oleh imam atau ustadz yang memberikan ceramah pada malam bakda Shalat Tarawih.
Dengan adanya buku catatan harian itu setiap hari kesalahan dan kekurangan ibadah kita selalu terpantau sehingga dapat segera diketahui selanjutnya berusaha diperbaiki dan kualitasnya ditingkatkan.***
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.