Pilpres 2024

Tak Masalah Presiden Jokowi dekat Prabowo, Tapi Konteks Pilpres Beda, Hasto: Tidak Bisa Asal Nempel

Sekjen PDIP Hasto mengaku tak mempersoalkan kedekatan Presiden Jokowi dengan Menhan Prabowo dan Menteri BUMN Erick Thohir, namun soal Pilpres hal lain

Editor: Fawdi
Tribunnews/Dany Permana
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjawab pertanyaan jurnalis saat bertandang ke redaksi Tribunnews di Palmerah, Jakarta, Selasa (13/10/2020). Hasti memaparkan pandangan PDI Perjuangan terkait UU Cipta Kerja dan persiapan Pilkada 2020. 

TRIBUNKALTARA.COM - Sekjen PDIP Hasto mengaku tak mempersoalkan kedekatan Presiden Jokowi dengan Menhan Prabowo dan Menteri BUMN Erick Thohir, namun dalam konteks Pilpres itu hal lain.

PDIP mengaku tidak terlalu mempersoalkan kedekatan antara Presiden Jokowi dengan Menhan Prabowo Subianto.

Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kedekatan antara Presiden dengan Menteri adalah hal yang wajar.

Seperti halnya hubungan antara atasan dengan bawahan.

Kata Hasto Kristiyanto untuk menjalankan pemerintahan yang berjalan baik, maka diperlukan pemahaman yang baik antara Presiden kepada Menterinya.

Menhan Prabowo bersama Menteri BUMN Erick Thohir saat menyopiri Presiden Jokowi dengan mobil Maung pabrikan Pindad, di Malang, Jatim, Senin (24/7/2023) (tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)
Menhan Prabowo bersama Menteri BUMN Erick Thohir saat menyopiri Presiden Jokowi dengan mobil Maung pabrikan Pindad, di Malang, Jatim, Senin (24/7/2023) (tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden) (tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

Baca juga: Terus Digoda Puan Gabung ke Ganjar, Gerindra Tegaskan Cak Imin Kandidat Cawapres Terkuat Prabowo

"Ya namanya presiden kan harus lengket dengan menterinya. Presiden harus satu padu dengan menterinya yang menjabarkan kebijakan dari seorang presiden," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta, Kamis (27/7/2023) dikutip tribunnews.com

"Nah sehingga PDIP tidak mempersoalkan sosok presiden yang dekat dengan para menterinya," ucap Hasto Kristiyanto.

Adapun menteri yang tidak dekat dengan Presiden, kata Hasto Kristiyanto, bisa saja melakukan tindakan atau perbuatan melawan hukum.

Seperti halnya melakukan tindak pidana korupsi.

"Ya kecuali melakukan tindak pidana korupsi, kecuali melakukan pengadaan dengan cara-cara yang tidak proper, nah baru itu tidak lengket karena itu kepentingan pribadi yang bekerja," ujarnya.

 

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (belakang) saat menaiki kendaraan taktis ringan Maung yang dikendarai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto serta Menteri BUMN Erick Thohir (depan kanan) saat meninjau gudang peluru atau munisi di PT Pindad, Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023). Kunjungan kerja tersebut untuk membahas besarnya potensi ekspor perusahaan yang bergerak di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) di PT Pindad.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (belakang) saat menaiki kendaraan taktis ringan Maung yang dikendarai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto serta Menteri BUMN Erick Thohir (depan kanan) saat meninjau gudang peluru atau munisi di PT Pindad, Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023). Kunjungan kerja tersebut untuk membahas besarnya potensi ekspor perusahaan yang bergerak di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) di PT Pindad. (Tribun Jatim Network/Purwanto)

Baca juga: Jadi Menhan Sudah Bangga, Prabowo Subianto Tak Masalah Tidak Jadi Presiden di Pilpres 2024

Walau tak mempermasalahkan kedekatan Presiden dengan Menteri.

Namun Hasto Kristiyanto menyebut hal itu menjadi berbeda ketika dihadapkan dalam konteks Pilpres.

Menurutnya sosok bakal Capres harus memiliki ide dan gagasan yang mampu memberikan solusi bagi persoalan masyarakat.

Karenanya ia menilai kandidat bakal Capres tak bisa selalu menempel pada sosok tertentu.

"Karena itu berbeda dengan kontestasi Pilpres. Pilpres itu setiap calon pemimpin menyampaikan gagasan-gagasan terbaik bangsa dan negara, bagaimana menyelesaikan masalah rakyat, bagaimana membangun masa depan, bukan nempel seperti perangko," ungkapnya.

 

 

 

Pengamat: Momen Kedekatan Sudah Direncanakan

Momen Prabowo dan Erick Thohir menyopiri Presiden Jokowi dengan Maung Pindad diyakini telah direncanakan, bagian dari sinyal dukungan di Pilpres 2024.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin meyakini tidak ada yang spontan dalam momen Menhan Prabowo Subianto bersama Menteri BUMN Erick Thohir sopiri Presiden Jokowi.

Menurut Ujang Komarudin kegiatan yang dilakukan saat kunjungan Presiden Jokowi ke PT Pindad di Malang Jatim itu dipastikan sudah direncanakan sebelumnya.

Pasalnya kedua menteri kabinet yakni Menhan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir juga sempat bertemu Presiden Jokowi di Istana Bogor.

Saat itu ketiganya membahas mengenai industri pertahanan dalam negeri, di mana PT Pindad menjadi bagian dari BUMN sektor pertahanan.

Menhan Prabowo dan Menteri BUMN Erick Thohir saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Bogor (instagram/@prabowo)
Menhan Prabowo dan Menteri BUMN Erick Thohir saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Bogor (instagram/@prabowo) (instagram/@prabowo)

Baca juga: Beda Kegiatan Susi Saat Sambut Capres, Nikmati Sunset bareng Anies, Lepas Tukik dengan Prabowo

"Kebersamaan itu jadi penting dan prosesnya tidak ada yang tiba-tiba. Pasti semuanya dalam planing, dalam sebuah design, dalam sebuah perencanaan," kata Ujang Komarudin dikutip tribunnews.com

Selain sudah direncanakan sebelumnya momen tersebut juga menjadi simbol dan sinyal kuat restu Presiden Jokowi kepada pasangan Prabowo Subianto dan Erick Thohir.

Sebab nama kedua tokoh tersebut menjadi yang tertinggi di dalam hasil survei sejumlah lembaga terkait nama Capres dan Cawapres.

Apalagi keduanya juga anak buah Presiden Jokowi di kabinet, sehingga restu dan dukungan dari Presiden Jokowi adalah hal yang lumrah.

"Jadi dengan menyopirinya, mereka akrab, itu simbol dukungan Jokowi ke pasangan Prabowo-Erick Thohir. Kebersamaan itu saya lihat untuk merekatkan mereka, agar Prabowo-Erick bersatu, bersanding, berjodoh," katanya.

"Saya melihatnya sesuatu yang wajar, rasional saja, karena mereka bagian dari pendukung pemerintah dan mereka sama-sama dalam pemerintah," tuturnya.

 

 

(*)

 

(Berita Pilpres 2024 lainnya)

 

(TribunKaltara.com/Fawdi)

 

 

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prabowo-Jokowi Akrab, PDIP: Capres Harus Punya Gagasan, Bukan Nempel Seperti Perangko, https://www.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2023/07/27/prabowo-jokowi-akrab-pdip-capres-harus-punya-gagasan-bukan-nempel-seperti-perangko
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Arif Fajar Nasucha

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved