Berita Daerah Terkini

Minim Jumlah Guru Penggerak, Kutai Kartanegara Terancam Bakal Kekurangan Calon Kepala Sekolah

Minimnya jumlah guru penggerak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur terancam bakal kekurangan kader calon kepala sekolah.

Editor: Sumarsono
HO
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian saat menghadiri penyerahkan SK PPPK kepada para guru honorer di Balikpapan dan Penajam Paser Utara. 

Ia menggelar sebuah Diskusi Pendidikan bertajuk Peran Guru Penggerak dalam Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Bertempat di Hotel Fatma Tenggarong, kegiatan dihadiri tak kurang dari 200 orang kepala sekolah dan guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Kutai Kartanegara.

Hadir sebagai pembicara Hetifah Sjaifudian didampingi Wiwik Setyawati selaku Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Timur.

Khairullah selaku Kepala Balai Penjaminan Mutu provinsi Kalimantan Timur, dan Thauhid Afrilian Noor, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi X Hetifah Ingin Unikarta Buka Prodi Bahasa Kutai, Tetap Lestari saat IKN Hadir

Pada kesempatan itu, Hetifah Sjaifudian ingin banyak guru di Kaltim khususnya Kabupaten Kukar mendaftar sebagai guru penggerak.

Selain untuk meningkatkan karier, program ini juga bisa membentuk jiwa kepemimpinan guru dalam transformasi pendidikan.

"Jadi guru penggerak ini kunci, kalau jumlahnya terlalu sedikit efeknya kurang. Kalau makin banyak, maka efek daya ubahnya lebih tinggi,” jelas Hetifah, Minggu (30/7/2023).

Menurut politisi Partai Golkar itu, dunia pendidikan telah banyak bertransformasi belakangan ini. Mulai dari kurikulum, hingga metode pembelajaran.

Atas banyaknya perubahan itu, guru diharapkan dapat menjadi leader atau pemimpin untuk memeratakan transformasi pendidikan.

Baca juga: Diskusi Urun Pikir Gema Kebangsaan, Hetifah: IKN Nusantara Harus Jamin Kebebasan Mobilitas Perempuan

Berdasarkan Permendikbudristek No 40/2021, Guru Penggerak juga dapat menjadi kepala sekolah tanpa harus menjadi pelaksana tugas, selama memenuhi syarat.

"Banyak keuntungan jadi Guru Penggerak, salah satunya adalah ilmu baru dalam meningkatkan kompetensinya. Bahkan, mereka diprioritaskan menjadi kepala sekolah," ujarnya.

Hetifah mengaku siap mendukung dari segi dana. Namun dia meminta agar para guru antusias untuk mendaftar.

Terutama mereka yang memiliki kualifikasi yang cukup sebagai guru penggerak.

Sebab, sebut Hetifah, guru penggerak bukanlah sosok yang sembarangan. Mereka harus melalui serangkaian seleksi terlebih dahulu.

Namun, keuntungan yang didapat juga tak kalah banyak.

"Kami ingin guru-guru yang terbaik di Kaltim maupun Kukar mau jadi guru penggerak,” pungkas Hetifah. (Miftah Aulia Anggraini)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved