Pilpres 2024

Ramai-ramai Sindir Koalisi Gemuk Prabowo, Jusuf Kalla Sebut Belum Tentu Menang, PDIP Biasa Dikeroyok

Dukungan Golkar dan PAN ke Capres Prabowo yang menambah gemuk koalisi parpol disangsikan bakal memenangkan Pilpres oleh sejumlah tokoh.

Editor: Fawdi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (kiri) menjawab pertanyaan dari Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kediaman Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat (12/5). 

TRIBUNKALTARA.COM - Dukungan Golkar dan PAN ke Capres Prabowo yang menambah gemuk koalisi parpol disangsikan bakal memenangkan Pilpres oleh sejumlah tokoh.

Mantan Wapres sekaligus tokoh senior Golkar Jusuf Kalla buka suara soal koalisi pendukung Prabowo Subianto.

Diketahui Prabowo Subianto kini menjadi Capres dengan dukungan parpol terbesar dan terkuat.

Di mana terdapat empat parpol pendukung yakni Gerindra, PKB dan terbaru Golkar serta PAN.

Kekuatan empat parpol tersebut disebut setara dengan 46,09 persen kursi di DPR.

Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Cak Imin, usai deklarasi dukungan Golkar dan PAN kepada Capres Prabowo Subianto (instagram/@prabowo)
Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Cak Imin, usai deklarasi dukungan Golkar dan PAN kepada Capres Prabowo Subianto (instagram/@prabowo) (instagram/@prabowo)

Baca juga: Capres Ganjar Diajak Yenny Wahid Keliling Jawa Timur, Prabowo Diajak Andre Taulany Ngeband

Adapun kandidat Capres lain seperti Anies Baswedan hanya didukung tiga parpol parlemen.

Sedangkan Ganjar Pranowo bahkan hanya didukung dua parpol parlemen.

Walau demikian, Jusuf Kalla mengatakan dalam Pilpres segala hal masih mungkin terjadi.

Menurutnya masyarakat tak lagi melihat parpol ketika memilih Presiden dan Wakil Presiden.

Sehinga koalisi gemuk Prabowo Subianto disebut belum tentu memenangkan Pilpres.

"Tidak ada jaminan (Prabowo menang, Red), sama dengan saya waktu (Pilpres) 2004," kata Jusuf Kalla, Senin (14/8/2023) dikutip Tribunnews.com

Jusuf Kalla pun mengungkit saat dirinya maju menjadi Cawapres mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di Pilpres 2004 yang lalu.

Saat itu, pasangan yang disebut SBY-JK itu hanya didukung oleh parpol dengan akumulasi setara 11 persen kursi di DPR RI.

"Anda masih ingat, itu kita hanya didukung 11 persen, 4 partai. Tapi menangnya 60 persen jadi beda itu. Tidak simetris sama sekali," jelasnya.

"Tokohnya, 11 persen partai yang mendukung kita waktu 2004 dengan Pak SBY yang memilih 60 persen. Tidak simetris banyaknya partai dengan, tidak simetris," tuturnya.

 

PDIP Biasa Dikeroyok

Adapun Ganjar Pranowo menjadi kandidat Capres dengan dukungan parpol parlemen paling sedikit dengan dua parpol parlemen yakni PDIP dan PPP.

Meski Ganjar Pranowo menjadi kandidat Capres dengan dukungan parpol palemen paling sedikit, pihak PDIP mengaku tak terlalu mempersoalkan.

Menurut Ketua DPP PDIP Said Abdullah sudah menjadi bagian sejarah dari partai yang kerap berhadapan dengan koalisi parpol lain dengan jumlah besar.

 

Ganjar Pranowo bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sambut kedatangan elite PPP.
Ganjar Pranowo bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sambut kedatangan elite PPP. (Instagram @pdiperjuangan)

Baca juga: Adian Napitupulu Bicara Kerja Relawan Ganjar Pranowo: Apa yang Dikhawatirkan Projo Dukung Prabowo?  

"PDIP memiliki sejarah panjang sebagai partai yang dididik dan dibesarkan dengan terbiasa dikeroyok secara politik," kata Said Abdullah dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/8/2023) dikutip Tribunnews.com

Seperti halnya pada era orde baru, hingga pada saat Presiden Jokowi maju bersama JK di Pilpres 2014 lalu.

Saat itu, Jokowi-JK yang diusung oleh PDIP tidak mendapatkan dukungan koalisi dengan partai besar, yakni NasDem, PDIP dan PKB dan Hanura.

"Oleh sebab itu bagi segenap kader PDIP perlu kami ingatkan, kita pernah mengalami pahit getirnya sejarah, justru dari pengalaman panjang itulah kita harus memperkuat mental juang," ujarnya.

"Kita harus bisa setegak-tegaknya melalui jalan terjal politik, dan dengan begitulah mental juang kita terbentuk," sambungnya.

Karena itu dirinya yakin Ganjar Pranowo bisa memenangkan Pilpres meskipun didukung dengan dua parpol parlemen dan dua parpol non parlemen.

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah di Jakarta, Rabu (7/6/2023)
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah di Jakarta, Rabu (7/6/2023) (Warta Kota/Alfian Firmansyah)

Baca juga: Update Pilpres 2024, Dukungan ke Prabowo Makin Menguat, Golkar dan PAN Dikabarkan Segera Merapat

"Ada PPP yang memiliki kekuatan barisan kiai dan santri yang teguh dalam jalan dakwah politik. Kita kawan seiring Partai Perindo yang memiliki jaringan kekuatan media, serta Partai Hanura yang punya kekuatan pendukung yang patut diperhitungkan, khususnya di luar Jawa," tuturnya.

 

(*)

 

(Berita Pilpres 2024 Lainnya)

 

(TribunKaltara.com/Fawdi)

 

 

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ungkit Kemenangan Bareng SBY, JK Sebut 'Koalisi Gemuk' Prabowo Tak Jamin Bisa Raup Kemenangan, https://www.tribunnews.com/nasional/2023/08/14/ungkit-kemenangan-bareng-sby-jk-sebut-koalisi-gemuk-prabowo-tak-jamin-bisa-raup-kemenangan
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved