Berita Bulungan Terkini

Kurikulum Merdeka Jadi Payung Pemulihan Pembelajaran di Bulungan, Suparmin: Beri Kebebasan Guru

Pengalaman menjalankan program rintisan literasi kelas awal selama tiga tahun menjadi modal bagi Pemkab Bulungan melakukan pemulihan pembelajaran.

Editor: Sumarsono
HO/Disdikbud Bulungan
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo berinteraksi langsung dengan siswa saat melihat implementasi Kurikulum Merdeka di salah satu SD di Kabupaten Bulungan, Kaltara, April lalu. 

KKG berperan besar memaksimalkan penggunaan kurikulum yang lebih fleksibel, penguatan pembelajaran, dan pembuatan bahan belajar.

Pelatihan KKG dilakukan berjenjang dengan memperkuat kemampuan fasilitator daerah dan gugus.

Para fasilitator inilah yang berperan melakukan pelatihan dan pendampingan guru di gugus dan sekolah masing-masing.

Baca juga: Syarwani Dampingi Mendikbudristek Luncurkan Buku Hasil Penelitian Sistem Pembelajaran di Bulungan

Hasil pengukuran kemampuan membaca yang dilakukan kepada 16.757 siswa SD pada 2022 menunjukkan, Bulungan mampu menahan laju kehilangan kemampuan belajar.

Berdasarkan data 2017, 2019, dan 2022, jumlah siswa yang lulus kompetensi literasi dasar pada tahun 2022 masih lebih tinggi daripada tahun 2017.

Sebagai contohnya, jika pada 2017 hanya 68 persen siswa kelas II SD lulus literasi dasar, pada tahun 2019 meningkat menjadi 87 persen.

Kemudian pandemi Covid-19 menyebabkan jumlah siswa kelas II yang lulus tes literasi dasar turun menjadi 72 persen pada 2022.

Meski demikian, angka tahun 2022 itu masih lebih tinggi 4 persen dibandingkan dengan pengukuran tahun 2017.

Pengalaman Guru Melakukan Pemulihan Kemampuan Pembelajaran

Salah seorang guru yang merasakan manfaat sistem yang dibangun Bulungan adalah Jumriani.

Guru yang biasa dipanggil Bu Jum ini merupakan guru kelas III di SD Negeri 008 Desa Binai, Kecamatan Tanjung Palas Timur.

Bu Jum menerima 21 orang siswa baru pada Juli 2021. Dari 21 siswa baru itu, sebanyak 58 persen tidak lulus literasi dasar.

Mereka belum tuntas mengenal huruf, suku kata, dan kata. Bahkan tidak satu pun siswa yang berada di level membaca pemahaman.

jumriani
Jumriani guru kelas III di SD Negeri 008 Desa Binai, Kecamatan Tanjung Palas Timur melakukan asesmen diagnostik untuk menilai tingkat kemampuan membaca siswa. Penggunaan asesmen diagnostik sebagai dasar penyusunan materi belajar merupakan salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka.

Padahal, siswa ini sudah duduk di kelas III, dimana mereka seharusnya sudah masuk level lancar membaca.

Alih-alih panik menghadapi situasi ini, Bu Jum sudah punya langkah-langkah untuk memulihkan kemampuan belajar siswa.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved