Berita Bulungan Terkini

Kurikulum Merdeka Jadi Payung Pemulihan Pembelajaran di Bulungan, Suparmin: Beri Kebebasan Guru

Pengalaman menjalankan program rintisan literasi kelas awal selama tiga tahun menjadi modal bagi Pemkab Bulungan melakukan pemulihan pembelajaran.

Editor: Sumarsono
HO/Disdikbud Bulungan
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo berinteraksi langsung dengan siswa saat melihat implementasi Kurikulum Merdeka di salah satu SD di Kabupaten Bulungan, Kaltara, April lalu. 

Jumlah siswa ini akan terus bertambah jika pemerintah tidak punya senjata untuk melakukan pemulihan kemampuan belajar.

Senjata itulah yang Suparmin maksud sebagai “payung” yang kini bernama Kurikulum Merdeka.

Dari pengalaman menjalankan program rintisan literasi kelas awal tiga tahun lalu Bulungan pun mendapatkan “senjata”-nya.

Program ini dikembangkan Disdikbud Bulungan bersama Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimantan Utara.

Sistem ini diujicobakan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa SD di kelas awal. INOVASI merupakan program kemitraan pendidikan antara Australia dan Indonesia.

Lebih lanjut Suparmin mengatakan, Bulungan menerapkan tiga strategi untuk mendongkrak angka kelulusan kompetensi literasi dasar.

Strategi itu meliputi peningkatan kapasitas guru untuk mengajarkan literasi melalui pelatihan dan pendampingan berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG), memperbanyak pasokan buku cerita anak, dan memberikan bantuan khusus kepada siswa yang teridentifikasi lamban membaca.

Baca juga: Kemendikbudristek Puji Ketangguhan Kaltara Lakukan Percepatan Pemulihan Pembelajaran

Setelah diimplementasikan selama tiga tahun, program rintisan kelas awal membawa hasil menggembirakan.

Perbandingan pengukuran kemampuan membaca tahun 2017 dan 2019 menunjukkan, Bulungan mampu memangkas waktu penuntasan hasil literasi dasar dari tiga tahun menjadi dua tahun.

Jika pada Desember 2017 hanya 57 persen siswa lulus uji kompetensi literasi dasar, pada Agustus 2019 angka itu melonjak menjadi 94 persen.

Senjata Pemulihan Pembelajaran

Sejak tahun 2017 Bulungan telah melakukan pelatihan dan pendampingan guru SD secara masif dan intensif.

Guru dilatih untuk mampu melakukan asesmen diagnostik, terutama pada bidang kemampuan literasi, mendesain materi dan mengajar sesuai dengan kemampuan siswa (pembelajaran berdiferensiasi), serta memanfaatkan buku anak dalam pembelajaran. Pengalaman ini ternyata menjadi senjata dalam memulihkan kemampuan belajar.

Disdikbud Bulungan hanya melakukan sedikit modifikasi agar senjata tersebut lebih efektif dan efesien.

“Modifikasi yang kami lakukan adalah mewajibkan sekolah menggunakan kurikulum yang lebih fleksibel seperti kurikulum darurat; memfokuskan pembelajaran pada materi literasi, numerasi, dan karakter; menggunakan moda belajar sesuai kondisi siswa; mencari berbagai sumber belajar; mengembangkan lembar aktivitas siswa (LAS); serta menggerakkan KKG,” ujar Suparmin.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved