Pilpres 2024

Sindiran PDIP ke Gibran Kian Kencang, Komarudin Watubun: Manusia Pandai Playing Victim

Elite PDIP kian kencang sampaikan sindiran dan kritik ke Gibran Rakabuming usai putra Presiden Jokowi itu terdaftar menjadi Cawapres Prabowo Subianto.

Editor: Fawdi
TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, didampingi pendukungnya menyerahkan formulir pendaftaran bakal calon Wali Kota Solo 2010 ke kantor DPD PDIP Jawa Tengah, di Semarang, Kamis (12/12/2019). Gibran mendatangi kantor DPD PDIP Jateng dengan dikawal oleh ribuan pendukungnya. (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA) 

"(FX Rudy) udah WA saya. Entar ya. Nggih. Nanti, nanti. Saya carikan jadwal biar tidak saling tumpang tindih jadwalnya," lanjut dia.

Namun, ia belum memastikan apakah di pertemuan itu ia akan mengembalikan KTA dan menyerahkan surat pengunduran diri sebagai anggota PDIP.

"Belum (diungkapkan isi pertemuannya). Ya bertemu aja," katanya.

Karena Gibran tak kunjung mengembalikan KTA PDIP, DPC PDIP Solo pun mengirimkan surat permohonan kepada Gibran untuk mengembalikan KTA.

Badai pasti berlalu

Lebih lanjut Komarudin mengaku tak habis pikir Jokowi justru tak mendukung pasangan yang diusung oleh PDIP, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.

Komarudin menduga, berubahnya sikap Presiden ke-7 Indonesia itu karena munculnya badut-badut politik di sekeliling Istana.

Meski begitu, ia enggan untuk menyebut siapa saja badut-badut politik itu.

Ia hanya meyakini, pandangan PDIP soal berubahnya sikap Jokowi ini pasti juga dirasakan oleh rakyat.

"Sama perasaan kita. Setiap perasaan yang lahir dari ketulusan, pasti punya nilai yang sama. Karena itu kita bicara tentang nilai," tutur Komarudin, dikutip dari Kompas.com, Kamis (9/11/2023).

Meski begitu, partai berlambang banteng moncong putih itu tak masalah apabila Jokowi melakukan pengkhianatan.

Alasannya, kata Komarudin, PDIP telah belajar dari berbagai pengalaman dan ujian politik.

"Banteng ini kan punya sejarah perjuangan yang panjang untuk menghadapi gelombang naik turunnya perjalanan sejarah republik," terangnya.

"Jadi saya kira tidak ada yang perlu disesali. Yang lalu biarlah berlalu. Badai pasti berlalu," jelas Komarudin.

Di sisi lain, ia berpendapat perubahan sikap Jokowi itu belum lama terjadi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved