Pilpres 2024

Konten Gemoy Dikritik PKS, TKN Prabowo-Gibran Buka Suara, Rosan Roeslani: Bukan Kami yang Bikin

Konten gemoy yang kerap disematkan kepada Capres Prabowo Subianto menuai kritik dari AMIN, TKN Prabowo-Gibran buka suara.

Editor: Fawdi
Instagram/@prabowo
Prabowo Subianto saat joget usai pengundian nomor urut Pilpres di KPU RI 

TRIBUNKALTARA.COM - Konten gemoy yang kerap disematkan kepada Capres Prabowo Subianto menuai kritik dari AMIN, TKN Prabowo-Gibran buka suara.

Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Gibran kerap menyuguhkan konten gemoy sebagai medium kampanye.

Konten gemoy tersebut dapat ditemukan dalam joget gemoy ala Prabowo Subianto.

Hingga ilustrasi AI pasangan Prabowo-Gibran yang digambarkan seperti anak kecil dalam kartun.

Diketahui gemoy berarti gemas, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Warganet merespons tingkah Prabowo Subianto.

Di mana Prabowo Subianto kerap menari dan berjoget ketika hadir di acara publik.

Aksi Capres Prabowo Subianto sedang joget, tingkah Gemoy Prabowo membawa berkah elektabilitas di Pilpres
Aksi Capres Prabowo Subianto sedang joget, tingkah Gemoy Prabowo membawa berkah elektabilitas di Pilpres (Instagram/@prabowo)

Baca juga: PROFIL Tim Hukum Timnas AMIN, Ada Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva hingga Eks Jaksa Agung M Prasetyo

Meski ramay konten gemoy, namun tak sedikit yang menyampaikan kritikan terhadap konten tersebut.

Salah satunya datang dari rival yakni kubu Anies-Muhaimin atau AMIN.

Yakni salah satu petinggi PKS yang juga tergabung dalam Koalisi Perubahan.

Dilansir Tribunnews.com, sindiran tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Sohibul Iman.

Ia menyatakan istilah tersebut hanya gimik politik yang banyak digunakan dalam persaingan politik saat ini.

"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy, gemoy atau gemoy saya enggak tahu juga itu, gemoy apa gemoy?"

"Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," ucap Sohibul dalam acara Kick Off Kampanye Nasional PKS Road to Final 2024 di Depok, Jawa Barat, pada Minggu (26/11/2023).

Menanggapi hal tersebut, kubu pasangan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka merasa tak keberatan karena menganggap sindiran itu bagian dari demokrasi.

Pasangan Capres dan Cawapres di Pilpres 2024, Prabowo-Gibran
Pasangan Capres dan Cawapres di Pilpres 2024, Prabowo-Gibran (Instagram/@prabowo)

Baca juga: Prabowo dan Gibran Sering Absen di Undangan Acara Publik, Ada Apa? Jawaban TKN Prabowo-Gibran

"Kalau kita kan orang ada pandangan lain, ya monggo aja silakan, negara demokrasi ya kan, silakan aja," kata Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani saat peresmian Sekretariat TKN Fanta Prabowo-Gibran, Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (26/11/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Komandan Fanta atau Sekretariat Pemilih Muda Prabowo-Gibran dari TKN, Arief Rosyid membeberkan alasan branding "gemoy" yang melekat pada Prabowo itu.

Istilah gemoy tersebut, kata Arief, berawal dari Warganet di media sosial.

Kemudian, masyarakat merespons positif julukan gemoy yang ditujukan untuk Prabowo itu.

"Mendorong kemudian setelah itu gemoy ini yang sudah diterima dengan baik oleh masyarakat, nanti kita akan turunkan gitu ya. Misalnya bagaimana tafsir anak-anak gemoy ini terhadap isu yang kita dorong visi misinya," kata Arief.

"Misalnya kan salah satunya Mas Gibran itu memberi kemudahan dana buat startup itu kan, kredit startup gitu kan. Nah itu nanti punya tafsir gemoy itu," lanjutnya, dikutip dari Wartakotalive.com.

Rosan Roeslani diperkenalkan di depan ribuan pendukung Prabowo - Gibran Rakabuming sebagai Ketua Umum Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Maju.
Rosan Roeslani diperkenalkan di depan ribuan pendukung Prabowo - Gibran Rakabuming sebagai Ketua Umum Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Maju. (Tribunnews.com/ Theresia Felisiani)

Selain itu, julukan gemoy ini juga mudah ditangkap oleh masyarakat.

"Tapi ketika dicari satu kata apa yang mudah ya, dikenali segala macam ya kita bisa pakai gemoy ini," ujar Rosan Roeslani.

Kendati demikian, Rosan Roeslani menegaskan, pihaknya tidak hanya mengandalkan gemoy saja dalam Pilpres 2024.

Sejatinya, Prabowo-Gibran juga sudah memiliki Asta Cita yang salah satunya untuk menggaet suara anak muda.

Istilah gemoy itu, kata Rosan Roeslani, tumbuh secara organik dengan sendirinya, TKN Prabowo-Gibran tidak pernah memunculkan ide gemoy tersebut.

"Itu tumbuh secara organik lho, bukan kami yang bikin ide gemoy, bukan. Ini tumbuh secara organik dari bawah dan ketertarikan anak muda itu."

"Itu kan dimulai dengan sesuatu yang memang awalnya menurut mereka menarik dan mengena di hati," kata dia.

 

Analisa LSI Denny JA

LSI Denny JA nilai strategi kampanye Prabowo-Gibran ingin ciptakan narasi Prabowo Subianto tak peduli serangan politik di Pilpres lewat konten gemoy.

Berbagai cara dilakukan pasangan Capres dan Cawapres untuk mendulang suara pemilih di Pilpres 2024.

Persentase pemilih muda yakni generasi milenial dan generasi Z membuat Capres dan Cawapres melakukan strategi untuk merebut hati mereka.

Seperti halnya membuat konten yang menarik bagi milenial dan generasi Z.

Langkah tersebut agaknya dilakukan oleh pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Di mana konten gemoy yang kerap disematkan kepada Capres Prabowo Subianto semakin hari semakin marak.

Mulai dari versi gambar ilustrasi Prabowo-Gibran yang gemas atau gemoy.

Hingga kontes joget gemoy ala Prabowo Subianto yang diselenggarakan oleh partai pendukung di Koalisi Indonesia Maju.

Strategi atau taktik gemoy tersebut juga dilihat oleh LSI Denny JA.

Menurut Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, Prabowo Subianto sedang dicitrakan sebagai Capres yang periang dan tidak dendam.

Serta membawa narasi bahwa Pilpres dilakukan dengan riang gembira sekaligus berupaya merebut suara pemilih dari generasi muda seperti milenial dan generasi Z.

Prabowo saat hadiri pemenangan TKD Prabowo-Gibran di Jabar
Prabowo Subianto saat hadiri rapat pemenangan Tim Kampanye Daerah atau TKD Prabowo-Gibran di Jawa Barat

Baca juga: Kekayaan Ridwan Kamil, Ketua TKD Prabowo-Gibran Jawa Barat, Punya 19 Bidang Tanah, Cek Isi Garasinya

"Prabowo tampak lebih tulus berjuang. Dia tidak pernah menyerang. Dan saat diserang, dia lebih memilih diam ketimbang melayani serangan, termasuk fitnah. Dari sisi ini, saya melihat Prabowo itu sebenarnya sedang mengamalkan jurus komunikasi profetik,” katanya, Minggu (26/11/2023) dikutip Tribunnews.com

Lewat joget ini, menurut Toto, Prabowo ingin memberi pesan bahwa dirinya tak terlalu memperdulikan berbagai serangan yang dialamatkan kepada dirinya. Mulai dari yang bersifat mencaci, menghina dan bahkan memfitnahnya.

"Ini kan jelas pesan moral para nabi kepada umatnya agar kita selalu sabar, kuat dan tahan menghadapi berbagai bentuk serangan seperti tadi. Termasuk, dalam konteks pertarungan politik," kata Toto, Ahad (26/11/2023). Bedanya, lanjut dia, Prabowo menggunakan kecerdasannya merespon aneka serangan itu melalui joget.

Menurut Toto, jika Joget Gemoy ini terus leading dan trending maka berpotensi mendongkrak selain popularitas, tapi juga elektabilitas Prabowo.

Apalagi, kata Toto, istilah Joget Gemoy Prabowo ini muncul pertama kali disuarakan anak-anak muda. “Karena itu, efek positifnya sangat potensial punya tempat di segmen anak muda, khususnya anak muda berkategori gen Z yang jumlahnya semakin besar,” kata Toto.

Lepas dari soal itu, menurut Toto, lomba yang digelar Dedi Mulyadi ini sebagai cara cerdas mempopulerkan pasangan Prabowo-Gibran. Apalagi, ada pesan moral yang sangat kuat tentang politik riang gembira dengan tidak mengumbar cacian, hinaan dan fitnah.

"Inilah yang membedakan Prabowo hari ini dengan Prabowo dulu, tepatnya pada Pilpres 2019 lalu. Seperti yang terpotret di survei LSI Denny JA, secara karakter personal, Prabowo hari ini dipersepsi sebagai figur strong leader," ungkapnya.

Menurut Toto, hal yang membedakannya dengan Prabowo dulu, saat ini sudah mulai dipersepsi plus, yaitu selain strong leader, juga figur yang semakin humanis. Salah satunya terlihat dari sikapnya yang tak mudah terpancing, tak lagi emosional dan lebih sering bercanda.

(*)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PKS Sindir Istilah Gemoy Tak Sehat bagi Demokrasi, TKN Prabowo-Gibran Tak Masalah: Diterima Rakyat, https://www.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2023/11/27/pks-sindir-istilah-gemoy-tak-sehat-bagi-demokrasi-tkn-prabowo-gibran-tak-masalah-diterima-rakyat?page=all
Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved