Opini

Tantangan Ekonomi Syariah Wujudkan Kesejahteraan yang Berkeadilan

Seperti oasis di tengah padang gurun nan tandus. Ekonomi syariah menyeruak di tengah-tengah praktik ekonomi konvensional yang disandra oleh asyimetric

Editor: Sumarsono
HO
Dr Margiyono, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan /Penulis Kebijakan Bank Indonesia 

Oleh: Dr Margiyono, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan/Penulis Kebijakan Bank Indonesia

TRIBUNKALTARA.COM - Seperti oasis di tengah padang gurun nan tandus. Sistem ekonomi syariah menyeruak di tengah-tengah praktik ekonomi konvensional yang disandra oleh asyimetric information.

Antarpelaku berlindung di balik selubung kepentingan. Para pihak berusaha menyimpan rapat informasi. Strategi itu dilakukan untuk menghindari potensi  zero game.  

Terdapat mitos bahwa, semakin terbuka semua informasi maka, kian terkikis potensi profit yang diperoleh.

Tak ayal dibalik selubung muncul potensi “moral hazard”. Perilaku spekulatif pun muncul dan tumbuh subur.

Realitas itu menjelaskan bahwa, ekonomi konvensional bekerja di atas ketidakpastian.

Tidaklah heran sejak 1957 (Gunard Myrdal) mensiyalir terjadi fenomena backwash yang picu  kesenjangan.

Baca juga: Penguatan Ekonomi Syariah Diharap dapat Menggali Potensi Ekonomi Kaltara

Perkembangan Praktik Ekonomi Syariah

 Ketidakpastian global picu pemulihan ekonomi menjadi tertahan. Dampaknya juga dirasakan  ekonomi dan keuangan syariah global. Ia  tumbuh tak sekuat sebelumnya.

Kondisi perlambatan ini tidak hanya di Indonesia. Namun juga terjadi negara-negara OKI ( Organisasi Kerjasama Islam ).

Sejumlah negara OKI  tingkat pertumbuhannya belum seperti yang diharapkan.

Berdasarkan rilis  World Economic Outlook (WEO) IMF (International Montery Fund) edisi Oktober 2023, pertumbuhan negara-negara OKI pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 3,3 persen (yoy).

Masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global 3 persen (yoy).

Namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2022 sebesar  5,6 persen (yoy).

Meskipun begitu tingkat transaksi umat Islam global tumbuh positif. Seiring permintaan domestik yang menguat.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

BERSAMA RAMADAN DI ERA DIGITAL

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved