Narkoba Malaysia Sering Masuk Indonesia, Polda Kaltara Gandeng Polisi Malaysia di Sabah Kejar DPO

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Hampir sebagian besar kasus narkoba yang diungkap di Kalimantan Utara (Kaltara) bersumber dari Malaysia.

Bahkan pelaku yang belum tertangkap, ada juga yang berada di negara tetangga tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, Polda Kaltara yang wilayah hukumnya berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sabah, Malaysia menjalin kerjasama dengan Polis Diraja Malaysia (PDRM).

Salah satunya, kerjasama terjalin melalui Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Dit Polairud) Polda Kaltara dan Polis Marine PDRM dalam pertemuan bersama yang dilaksanakan di Tawau, Sabah, Malaysia beberapa waktu lalu.

Baca juga: Sempat Kejar-kejaran di Perairan Tarakan, Tim Polda Kaltara Tangkap Penyelundup Sabu 7,8 Kg

Direktur Polairud Polda Kaltara Kombes Pol Bambang Wiriawan mengungkapkan, selain penanganan kejahatan dan kriminalitas termasuk di antaranya masalah peredaran narkoba, juga dilakukan kerjasama di beberapa hal lainnya.

Seperti masalah rumput laut di perbatasan, juga soal lalulintas di perbatasan.

Utamanya di perbatasan air antar kedua negara.

"Jadi kita saling tukar komunikasi, dan informasi. Seperti salah satunya yang berhasil kita ungkap, merupakan bagian dari informasi yang diberikan oleh PDRM," kata Bambang yang dijumpai di Mapolda Kaltara, Rabu (13/03/2024).

Termasuk dalam hal memburu buron yang masuk daftar pencarian orang (DPO).

Di mana, polis Malaysia siap membantu untuk mentracking jika pelaku menggunakan nomor telepon seluler kode Malaysia (+60).

Baca juga: Malinau Rawan jadi Daerah Perlintasan Narkoba, Temuan Peredaran Narkotika Gunakan Jalur Darat

"Ada beberapa terduga pelaku yang saat kita ungkap, menggunakan kode telepon Malaysia. Nah, itu kita informasikan ke PDRM, mereka siap membantu mencarikan.

Begitu pun sebaliknya. Jika ada buron dari Malaysia, yang larinya ke Indonesia kita siap bantu," ungkapnya.

"Dan itu sudah terbukti, beberapa waktu lalu ada yang tertangkap anggota Polri di Nunukan, dan sudah dikirim ke Malaysia, untuk diserahkan kepada PDRM," lanjut Bambang.

Persoalan lain yang menjadi bagian dari kerjasama antar polisi perairan kedua negara ini, adalah penanganan areal rumput laut yang berada di garis perbatasan laut antar kedua kedua negara.

"Untuk itu (pengamanan areal rumput laut) kita sama-sama menjaga. Karena memang banyak areal yang betada di garis perbatasan. Perlu kita lakukan pengamanan, utamanya untuk menghindari konflik," imbuhnya.