Berita Malinau Terkini

Dipengaruhi Curah Hujan dan Kelembapan, Tren Kasus DBD di Malinau Bervariasi Dalam 3 Tahun Terakhir

Perkembangan kejadian demam berdarah dengue atau DBD 3 tahun terakhir bervariasi mengikuti keadaan cuaca di Malinau Kalimantan Utara.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Suasana pelayanan kesehatan di RSUD Malinau, Kalimantan Utara (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Perkembangan kejadian Demam Berdarah Dengue atau DBD 3 tahun terakhir bervariasi mengikuti keadaan cuaca di Malinau Kalimantan Utara.

Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau mencatat pada tahun 2021 kasus DBD cenderung menurun tajam selama masa pandemi Covid-19.

"Trennya naik turun. Di Tahun 2021 lalu kasusnya tidak banyak. Dan tahun 2022, puncak kasus di pertengahan tahun, bulan Juli mulai naik, puncaknya bulan Oktober," ungkap Jabfung Ahli Muda Epidemiolog Dinkes Malinau, dr Novita Sari Candra Diana.

Novita mengatakan pola kenaikan kasus DBD di Malinau memang cenderung terjadi pada masa curah hujan tinggi diiringi suhu dan kelembapan.

Baca juga: PHBI Malinau Gelar Pawai Takbiran Keliling Lewati Tiga Kecamatan, Berikut Rutenya

Suasana pelayanan di RSUD Malinau, Kalimantan Utara. 3 bulan terakhir tercatat peningkatan kasus DBD didominasi pasien dari kabupaten tetangga. (TribunKaltara.com/Mohamad Supri)
Suasana pelayanan di RSUD Malinau, Kalimantan Utara. 3 bulan terakhir tercatat peningkatan kasus DBD didominasi pasien dari kabupaten tetangga. (TribunKaltara.com/Mohamad Supri) (TribunKaltara.com/Mohamad Supri)

Sementara curah hujan di Malinau tak menentu, sehingga tren kasus bervariasi.

Jika pada tahun 2022 puncak kasus DBD pada pertengahan tahun, 2023 lalu perkembangan kasus lebih banyak terjadi di awal tahun.

"Tahun 2022 puncaknya pada pertengahan tahun dan pada 2023 terjadi di awal tahun, Februari-Maret. Jadi trennya memang naik turun," katanya.

Perkembangan kasus DBD cukup berpengaruh terhadap keadaan iklim dan curah hujan. Sebab berkaitan dengan wadah pengembangbiakan carier penyakit, yakni Nyamuk Aedes.

Masyarakat diimbau untuk secara rutin membersihkan lingkungan sekitar kediaman, mencegah wadah tadahan air yang kerap dijadikan wadah nyamuk bertelur dan berkembang biak.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved