Berita Bulungan Terkini

Ketercukupan Pangan Hanya 49 Persen, Dispertan Bulungan Ungkap Cara Upayakan Kenaikan 15 Persen

Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan di wilayah Kabupaten Bulungan, Dinas Pertanian (Dispertan) Bulungan siapkan penguatan gerakan tanam.

Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Desi Kartika Ayu Nuryana
Ilustrasi, tampak kondisi sawah dengan program Mina Padi salah satu petani di Desa Salimbatu. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan di wilayah Kabupaten Bulungan, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Bulungan siapkan penguatan gerakan tanam.

Untuk Gerakan tanam nantinya akan diisi oleh beberapa tanaman pangan seperti padi dan tanaman holtikultura.

Kepala Dispertan Bulungan, Kristiyanto, menyampaikan bahwa dari tahun ketahun jumlah hasil panen mengalami penurunan. Untuk tingkat ketercukupan pangan pada tahun ini hanya sekitar 49 persen.

“Kita usahakan untuk tahun 2024 ini ada kenaikan sebesar 15 persen saja,” kata Kristiyanto kepada TribunKaltara.com, Rabu (24/4).

Baca juga: Ungkap dan Tangkap Pelaku Curanmor, Kapolresta Bulungan: Warga Pemilik Motor Silakan Ambil, Gratis!

Diakuinya untuk penurunan jumlah panen tersebut disebabkan oleh beberapa factor seperti menurunya motivasi petani, aksesabilitas wilayah serta lemahnya mekanisasi pembinaan masyarakat.

Sehingga diperlukannya program penguatan dalam bidang pertanian.

“Untuk program utama kita adalah pertanian terpadu,” jelasnya.

Dimana untuk pertanian terpadu atau lebih dikenal dengan istilah integrasi pertanian merupakan sistem yang memadukan antara pertanian dan ternak yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas petani.

“Tujuannya adalah agar petani dapat mendapatkan penghasilan baik harian, bulanan dan tahunan. Intinya panen yang terus menerus,” lanjutnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan holtikultura, Dispertan Bulungan, Andik Wahyuniarto juga sempat menyampaikan bahwa saat ini di daerah Tanjung Palas Utara sedang dilakukan pengembangan pertanian terpadu untuk hasil pertanian yang berkelanjutan.

Dimana Jerami hasil panen yang biasanya dianggap menjadi limbah dan dibakar telah dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

“Jerami sisa panen tidak dibakar atau dibuang, nantinya digunakan sebagai pakan ternak (sapi atau kambing), nah limbah kotoran ternak tersebut nantinya digunakan kembali sebagai pupuk kompos, sehingga tidak ada hasil pertanian maupun peternakan yang terbuang,” katanya.

Baca juga: 10 TKP Kasus Curanmor di Bulungan Kaltara yang Diungkap Polisi, Berikut Lokasinya

Selain itu, terdapat juga sistem Mina Padi yang saat ini juga tengah dikembangkan di daerah Salimbatu.

Di mana di dalam kawasan pertanian tersebut juga memanfaatkan lahan sebagai kolam ikan tawar.

“Konsep yang diitawarkan adalah, memanfaatkan genangan air lahan sawah sebagai budidaya ikan air tawar dan ditengah ditanami padi sebagai tanaman pangan,” pungkasnya.

(*)

Penulis:  Desi Kartika)

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved