Berita Kaltara Terkini

Komisi II DPRD Kaltara Dorong Terwujudnya Swasembada Pangan dan Hilirisasi Pertanian

Rapat kerja ini fokus membahas upaya mewujudkan swasembada pangan dan hilirisasi sektor pertanian di wilayah Kaltara.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
ISTIMEWA
BAHAS KETAHANAN PANGAN - Anggota Komisi II DPRD Kaltara, Muhammad Nasir saat mengikuti rapat kerja bersama OPD terkait membahas ketahanan pangan di Tarakan, Rabu (4/6/2025). (istimewa) 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar rapat kerja, bersama jajaran pemerintah daerah melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, serta Dinas PUPR Perkim di Tarakan, belum lama ini.

Rapat kerja ini fokus membahas upaya mewujudkan swasembada pangan dan hilirisasi sektor pertanian di wilayah Kaltara.

Anggota Komisi II DPRD Kaltara, Muhammad Nasir kepada wartawan mengatakan, rapat ini digelar sebagai tindak lanjut atas arahan Menteri Pertanian RI, yang menargetkan Kaltara bisa mencapai swasembada pangan pada tahun 2025.

Muhammad Nasir menegaskan, bahwa target tersebut tidak mudah dicapai tanpa perencanaan yang matang dan terukur.

Baca juga: Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali Ikut Panen Jagung di Desa Gunawan, Dukung Program Swasembada Pangan

“Untuk mencapai swasembada pangan di Kaltara tahun ini, kita tidak bisa hanya mengandalkan semangat semata. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan harus segera menyusun roadmap yang jelas dan komprehensif,” ujar Nasir, Sabtu (07/06/2025).

Menurut Nasir, roadmap tersebut harus mencakup identifikasi komoditas unggulan, lokasi prioritas, estimasi pembiayaan, kebutuhan infrastruktur pendukung, serta pelibatan seluruh pemangku kepentingan dari hulu hingga hilir.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menekankan pentingnya ketersediaan lahan produktif, infrastruktur dasar seperti irigasi dan akses jalan tani, teknologi pertanian modern, ketersediaan pupuk, dan keberadaan penyuluh pertanian lapangan (PPL), sebagai prasyarat utama mendukung program swasembada dan hilirisasi.

Aspek yg terpenting juga adalah kemampuan pemerintah meyakinkan masyarakat bahwa bertani bisa menjadi jalan menuju kesejahteraan.

“Untuk mewujudkan swasembada pangan, maka masyarakat harus banyak yang terlibat. Tapi mereka tidak akan mau bertani kalau tidak ada harapan. Pemerintah harus bisa menunjukkan bahwa bertani itu mudah, ada teknologi, pupuk tersedia, ada pembimbing PPL, harga hasil panen dijaga, dan ada pasar yang menyerap hasil panen,” bebernya.

Nasir menekankan, jika kepercayaan ini tidak dibangun, maka masyarakat akan terus meninggalkan sektor pertanian.

“Di Nunukan misalnya, banyak masyarakat lebih memilih menjadi pembudidaya rumput laut daripada petani sawah. Karena mereka yakin, budidaya rumput laut lebih menjanjikan secara ekonomi. Akibatnya, banyak sawah di wilayah seperti Kecamatan Nunukan Selatan terbengkalai, karena pemiliknya memilih ke laut,” jelasnya.

Anggota dewan asal daerah pemilihan Nunukan itu, mengingatkan kembali agar pemerintah tidak gegabah dalam mencetak sawah baru tanpa kajian.

Banyak program cetak sawah di masa lalu yang gagal karena tidak memperhatikan faktor produktivitas dan keberlanjutan. 

Menurutnya, sebelum melakukan cetak sawah, harus ada kajian agroekologi, jaminan irigasi, pendampingan, serta kelembagaan petani yang kuat.

“Kalau tidak produktif dan tidak berkelanjutan, maka lahan hanya akan menjadi lahan tidur. Ini tidak boleh terulang,” tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved