Nunukan Memilih

Counter Ujaran Kebencian Pakai Akun Fake Jelang Pemilu, Bawaslu Nunukan Bakal Bentuk Ini

Antisipasi menjamurnya akun fake yang mengarah pada ujaran kebencian jelang Pemilu 2024, Bawaslu Nunukan bakal kembangkan citizen jurnalism.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / FELIS
Ketua Bawaslu Nunukan Mochammad Yusran. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Antisipasi menjamurnya akun fake yang mengarah pada ujaran kebencian jelang Pemilu 2024, Bawaslu Nunukan bakal kembangkan citizen jurnalism melalui komunitas digital.

Ketua Bawaslu Nunukan Mochammad Yusran mengatakan meski Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Kabupaten Nunukan untuk Pemilu 2024 masuk dalam kategori rawan rendah.

Kendati begitu, perlu untuk mengantisipasi penyebaran ujaran kebencian berbasis sosial media yang menggunakan akun fake.

"Pemilu 2019 Kabupaten Nunukan masuk kategori rawan tinggi. Tahun ini masuk rawan rendah. Tapi jangan sampai kita lengah. Pemilu 2019 banyak akun fake Facebook bermunculan dengan narasi berbentuk ujaran kebencian dan adu domba," kata Mochammad Yusran kepada TribunKaltara.com, Senin (03/04/2023), pukul 14.00 Wita.

Baca juga: Penumpang Speedboat Reguler Nunukan-Tarakan Usia 7 Tahun hanya Dikenakan Biaya Asuransi Rp 20 Ribu

Untuk saat ini kata Yusran, perihal ujaran kebencian yang dimainkan akun anonim belum tampak di sosial media, utamanya Facebook.

"Sejauh ini narasi adu domba atau ujaran kebencian yang biasa dimainkan akun fake belum ada. Masih senyap. Biasanya pasca penetapan calon baru bermunculan," ucapnya.

Dalam rangka pengawasan partisipasi Pemilu melalui sosial media, Yusran menyampaikan, Bawaslu RI sudah menyiapkan langkah-langkah kerjasama dengan platform media sosial seperti Facebook dan Instagram.

"Tindaklanjut seperti apa, nanti kita tunggu arahan Bawaslu RI. Tetapi berdasarkan Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2023 terkait pengawasan partisipatif, kami memang didorong untuk membentuk komunitas digital," tambahnya.

Yusran menuturkan Bawaslu Nunukan akan melakukan pengembangan citizen jurnalism melalui komunitas digital untuk mengimbangi narasi berbentuk ujaran kebencian, SARA, dan hoax yang dipublikasi melalui akun fake.

"Narasi yang dimainkan akun fake bisa menggangu situasi Kamtibmas. Komunitas digital nanti dituntut untuk bisa buat konten video atau narasi positif untuk counter narasi negatif," ujar Yusran.

Menurutnya, trafik ujaran kebencian berpotensi menganggu situasi Kamtibmas dalam tahapan Pemilu, utamanya dalam masa kampanye.

Dia berharap kepada pemerintah daerah, masyarakat, termasuk aparat kepolisian untuk mengawasi tahapan Pemilu.

"Dampaknya bukan hanya pada kualitas Pemilu namun juga polarisasi bahkan berpotensi menimbulkan konflik sosial di masyarakat. Bahkan setelah Pemilu selesai, dampaknya bisa berkepanjangan," tuturnya.

Baca juga: Berikut Pilihan Speedboat Reguler Rute Tarakan- Nunukan, Mulai SB Sadewa hingga Dewa Sebakis

Bakal Koordinasi Admin Grup Facebook

Bawaslu Nunukan juga dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi kepada admin grup Facebook di Nunukan, agar melakukan filterisasi postingan.

"Konten atau narasi yang berpotensi menganggu Kamtibmas jangan setujui permintaan untuk diposting. Harusnya kita laporkan bersama-sama setiap postingan atau konten negatif. Sehingga oleh sistem bisa ditake down," ungkap Yusran.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved