BPOM Temukan Takjil Bahan Berbahaya

Balai POM di Tarakan Nihil Temuan Parsel Kedaluwarsa, Tiap Bulan Dilakukan Pengawasan

Di empat kecamatan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara Balai POM di Tarakan tidak menemukan adanya parsel yang kedaluwarsa.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Herianto Baan saat melaksanakan rilis pers intensifikasi pangan baik TIE, produk rusak dan mengandung bahan berbahaya digelar di Kantor Balai POM di Tarakan, Senin (17/4/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Tahun ini, Balai POM di Tarakan juga melaksanakan intensifikasi di sarana distribusi yang menjual parsel lebaran.

Hasilnya dijelaskan Herianto Baan, Kepala Balai POM di Tarakan, hasilnya nihil temuan produk dalam parsel yang mengandung produk tanpa izin edar (TIE).

Kemudian yang diawasi lanjut Herianto Baan, sebelumnya sudah disampaikan bahwa jangan menyisipkan produk pangan kedaluwarsa, rusak dan masa jangka kedaluwarsa jangan sampai kurang dari enam bulan.

“Karena produk parsel tidak langsung dikonsumsi. Biasanya dipajang, satu dua bulan baru dikonsumsi. Kami saat pemeriksaan tidak ada ditemukan di sarana resmi,” urai Herianto Baan.

Baca juga: BREAKING NEWS Selama Ramadhan, BPOM RI Temukan Takjil Mengandung Bahan Berbahaya

Yang dilakukan saat memeriksa di saran distribusi, toko hasilnya nihil temuan. Pola pengawasannya sendiri lanjut Herianto Baan, dibagi per kecamatan.

“Ada yang Tarakan Tengah, Tarakan Utara, Tarakan Timur dan Barat. Rerata yang diperoleh adalah di lokasi langganan lama. Kami ingin koordinasi dengan pemda agar bisa berubah jangan sampai menjual produk tanpa izin edar,” jelasnya.

Ia menjamin untuk supermarket, sudah tidak lagi menjual produk TIE. Lebih lanjut dijelaskan Herianto Baan kegiatan intensifikasi pangan berlatar adanya peningkatan permintaan kebutuhan masyarakta terhadap pangan olahan diikuti peningkatan persediaan di sepanjang Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Untuk pangan olahan yang diawai di antaranya pangan olahan tanpa izin edar (TIE), pangan olahan kedaluwarsa, pangan olahaan rusak apakah itu kemasan penyok, kaleng berkarat, termasuk produk parsel.

Baca juga: Balai POM Tarakan Pastikan Apotek tak Jual Obat Sirop Mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glikol

“Sebenarnya setiap bulan kami lakukan pengawasan di sarana peredaran pangan di distributor, toko, supermarket, pasar tradisional, para pembuat atau penjual parsel dan pangan takjil buka puasa,” terang Herianto Baan.

Untuk tahapan pelaksanaannya sendiri dijelaskan heriant, pertama dimulai 13 Maret sampai 16 Maret 2023. Kemudian tahapan kedua, 17 sampai 23 Maret 2023. tahap tiga masuk di periode 24 Maret sampai 30 Maret 2023, dan berlanjut tahap keempat, mulai 31 Maret sampai 6 April 2023.

“Lalu tahap kelima masuk di tanggal 7 Maret 2023 dan sampai 13 April 2023. Tahap terakhir ada di tanggal 14 sampai 19 April atau yang saat ini masih berjalan,” papar Herianto Baan.

Herianto Baan menambahakan adapun kegiatan dilaksanakan di Tarakan, Bulungan dan Nunukan. KTT dan Malinau belum tersentuh namun ada pengawasan rutin dilakukan.

Herianto Baan saat melaksanakan rilis pers intensifikasi pangan baik TIE, produk rusak dan mengandung bahan berbahaya digelar di Kantor Balai POM di Tarakan, Senin (17/4/2023).
Herianto Baan saat melaksanakan rilis pers intensifikasi pangan baik TIE, produk rusak dan mengandung bahan berbahaya digelar di Kantor Balai POM di Tarakan, Senin (17/4/2023). (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

“Jadi dilakukan pengawasan bersama tim gabungan yang bergerak saat intensifikasi dilibatkan lintas sektor, DKUKMP kota dan kabupaten, Dinkes kota dan kabupate, Satpol PP, kwartir cabang Pramuka,” papar Herianto Baan.

Secara umum hasil pengawasan dari tahap satu sampai ke tahap keempat, selama 2023 total ada 43 sarana yang diperiksan personel BPOM di Tarakan. Dari 43 sarana diperiksa, 23 di antaranya tidak memenuhi ketentuan (TMK).

“Paling banyak di Tarakan. Jumlah temuannya paling banyak juga di Tarakan, kota niaga paling ramai terkait penjualan ada juga kedaluwarsa, TIE dan produk rusak jumlahnya itu keseluruhan diperiksan TIE 4.594 pcs atau sekitar 275 item,” jelas Herianto Baan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved