Opini
Waspadai Efek Berantai Kelangkaan Kayu di Kalimantan Utara
Dua pekan terakhir Kaltara dihangatkan dengan diskusi masalah kayu. Informasi beredar, sedang ada upaya penertiban dan penegakan regulasi perkayuan.
Karena itu, konstruksi memilki kontribusi yang besar terhadap PDRB.
Kontribusi konstruksi di Kaltara adalah lebih tertinggi dibanding empat provinsi yang lain. Kontribusinya mencapai 14 persen lebih.
Kalbar dan Kalteng lebih 9 persen. Kaltim lebih 8 persen. Sementara Kalsel adalah yang terkecil yaitu hanya lebih 6 persen.
Hal itu menggambarkan bahwa Kaltara sebagai provinsi yang sedang giat membangun. Maklum Provinsi paling muda.
Artinya dampak dari kelangkaan kayu akan memukul sektor konstrkusi dengan sangat kuat di Kaltara. Dibanding di empat provinsi yang lain.
Secara operasional, mahalnya kayu akan direspon oleh para pemilik proyek dengan menunda pembangunan.
Kalau pun dipaksa running maka, para pemilik proyek dan kontraktor akan mencari solusi dengan menggunakan seminimal mungkin jumlah kayu.
Selain itu juga akan menggunakan material pengganti kayu.
Artinya bahwa, solusi ini akan menggairahkan industri galvalum, aluminium atau bahan metal lainnya di Jawa.
Namun getahnya akan dialami oleh sektor konstruksi di Kaltara yang akan semakin tertekan.
Demikian juga sektor industry, baik itu industri kecil atau besar.
Untuk industri kecil mebel yang produksi kusen, daun pintu dan jendela akan terimbas.
Mahalnya kayu mengakibatkan daya beli pengusaha mebel berhenti produksi.
Dampak ikutannya juga berpotensi mengganggu industri besar plywood.
Kita paham bahwa, industri plywood di kota Tarakan memberikan kontribusi penyerapan tenaga kerja yang sangat signifikan.
Baca juga: BREAKING NEWS Puluhan Pengusaha Kayu di Tarakan Keluhkan Kelangkaan Kayu, Minta Kebijakan Pemerintah
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Margiyono4.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.