Opini
Waspadai Efek Berantai Kelangkaan Kayu di Kalimantan Utara
Dua pekan terakhir Kaltara dihangatkan dengan diskusi masalah kayu. Informasi beredar, sedang ada upaya penertiban dan penegakan regulasi perkayuan.
Artinya dampak dari kelangkaan kayu yang tidak terselesaikan dengan cepat akan berpotensi membentur sektor industri plywood.
Selain memukul sektor transportasi, konstruksi dan industri juga akan mengerek harga pengganti kayu.
Artinya akan ada potensi kenaikan harga yang dipengaruhi oleh desakan biaya (cost push inflation) kontruksi.
Hal ini harus diwaspadai karena baru sebulan yang lalu kita di bayang-bayangi oleh kenaikan transportasi dan pangan.
Dipicu oleh even hari raya. Bulan ini mestinya harga pelan-pelan akan melandai?
Namun siapa nyana, sebulan kemudian (pada minggu ketiga dan empat Mei 2023 ini) kita dihadapkan kepada kelangkaan kayu.
Sehingga potensi normalisasi harga pada bulan Mei terganggu.
Renteten pemikiran “pesimistis” ini membutuhkan solusi agar tidak terus mengerek tingkat inflasi dan menekan pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu dalam prespektif jangka pendek Pemerintah melalui dinas terkait harus menjamin ketersediaan kayu.
Tentu kayu yang legal dengan harga terjangkau. Hal itu masih memungkinkan. Karena faktanya hutan masih tetap ada.
Artinya bukan tidak ada kayu sama sekali.
Baca juga: Bukan di Kepolisian, Polres Tarakan Sebut Perizinan Kayu Bisa Diurus di Dishut Provinsi Kaltara
Untuk mengatasi kayu yang terus langka maka, ada baiknya dialakukan pengawasan penggunaan kayu. Dapat diterapkan pendekatan “kuota” dengan harga yang wajar. Baik itu berbasis wilayah atau aktor.
Penjelasannya, daerah tertentu dengan aktifitas konstruksi yang tinggi memiliki hak peroleh kuota lebih banyak dibanding yang lain.
Kontraktor atau pengusaha dengan kapasitas lebih besar juga memiliki jatah lebih besar.
Artinya alokasi kayu ditentukan berdasarkan kebutuhan riil.
Dengan begitu pelan-pelan masyarakat akan melakukan penyesuaian dan penghematan. Pendekatan ini menciptakan budaya penggunaan kayu.
Kemudian untuk konteks jangka penjang penting mendorong tumbuhnya minat pengembangan hutan kerakyatan yang dikelola oleh masyarakat secara individu atau kelompok.
Strategi: ketersedian segera, kuota dengan harga wajar dan hutan kerakyatan tidak hanya pro pertumbuhan dan stabilitas harga.
Akan tetapi lebih jauh, juga pro pada kelestarian lingkungan. Semoga (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Margiyono4.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.